Sabtu, 24 September 2011

PERTOLONGAN PERTAMA KEGAWAT DARURATAN DALAM OBSTETRI DENGAN RETENSIO PLASENTA



A. Pengertian Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plesenta hingga 30 menit setelah bayi lahir. Bila plasenta belum Lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan, tapi bila sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk segera mengeluarkannya.

B. Faktor Penyebab Retensio Plasenta
1. Plasenta belum lepas dari dari dinding rahim karena plasenta tertanam jauh atau penanaman plasenta yang abnormal, seperti :
• Plasenta akreta, penanaman plasenta lebih dalam menerobos desidua   sampai berhubungan dengan myometrium.
• Plasenta inkreta, penanaman plasenta sampai ke myometrium.
• Plasenta perkreta, penanaman sampai ke perimetrium
2. Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar karena adanya lingkaran kontriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III sehingga menghalangi plasenta keluar, ini yang disebut plasenta inkarserata
3. Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau serviks, kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi uterus, kontraksi yang tetanik dari uterus, serta pembentukan constriction ring.
4. Kelainan dari plasenta, misalnya plasenta letak rendah atau plasenta previa, implantasi di cornu dan adanya plasenta akreta.
5. Kesalahan manajemen kala tiga persalinan , seperti manipulasi dari uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta menyebabkan kontraksi yang tidak ritmik, pemberian uterotonik yang tidak tepat waktunya yang juga dapat menyebabkan serviks berkontraksi dan menahan plasenta serta pemberian anestesi terutama yang melemahkan kontraksi uterus.
C. Pertolongan Pertama oleh Bidan Pada Pasien Retensio Plasenta
1. Sikap umum bidan
a. Memperhatikan keadaan umum penderita.
o Apakah anemis
o Bagaimana jumlah perdarahannya
o Keadaan umum penderita : tekanan darah, nadi, dan suhu
o Keadaan fundus uteri : kontraksi dan tinggi fundus uteri.
b. Mengetahui keadaan plasenta.
• Apakah plasenta inkarserata
• Melakukan tes plasenta lepas : metode Kusnert, metode Klein, metode Strassman, metode Manuaba.
c. Memasang infuse dan memberikan cairan pengganti.

2. Sikap khusus bidan.
a. Retensio plasenta dengan perdarahan, Langsung melakukan plasenta manual 
b. Retensio plasenta tanpa perdarahan
• Setelah dapat memastikan keadaan umum penderita segera memasang infuse dan memberikan cairan. Sebelum dirujuk pasang infuse oksitosin 20 unit dalam 500 cc NS/RL dengan 40 tetesan permenit, bila perlu kombinasikan dengan misoprostol 400 mg rectal
• Merujuk penderita ke pusat dengan fasilitas cukup, untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik
• Memberikan transfuse darah jika perlu
• Proteksi dengan antibiotika seperti ampisilin 2g IV/oral + metrodinazol Ig supositoria/oral.
• Mempersiapkan plasenta manual dengan legeartis dalam keadaan pengaruh narkosa.

3. Upaya preventif retensio plasenta oleh bidan.
a. Meningkatkan penerimaan keluarga berencana, sehingga memperkecil terjadi retensio plasenta.
b. Meningkatkan penerimaan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih.
c. Pada waktu melakukan pertolongan persalinan kala III tidak diperkenankan untuk melakukan masase dengan mempercepat persalinan plasenta. Masase yang idak tepat waktu dapat mengacaukan konraksi otot rahim dan menggangu pelepasan plasenta.

D. Standar Praktek Bidan Untuk Melakukan Manual Plasenta Dalam Menangani Retensio Plasenta
Bidan dibenarkan untuk melakukan manual plasenta dan menangani retensio plasenta seperti terdapat dalam Kepmenkes No.900/Menkes/SK/VII/2002 yaitu :
1. Pasal 16
(1) Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi :
a. penyuluhan dan konseling
b. pemeriksaan fisik
c. pelayanan antenatal pada kehamilan normal
d. pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus iminens,hiperemesis gravidarum tingkat I, preeklamsi ringan dan anemi ringan
e. pertolongan persalinan normal
f. pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala didasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer, post term dan pre term
g. pelayanan ibu nifas normal
h. pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan
i. pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
2. Pasal 18
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 berwenang untuk :
a. memberikan imunisasi
b. memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas
c. mengeluarkan placenta secara manual
d. bimbingan senam hamil
e. pengeluaran sisa jaringan konsepsi
f. episiotomi
g. penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II
h. amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm
i. pemberian infuse
j. pemberian suntikan intramuskuler uterotonika, antibiotika dan sedative
k. kompresi bimanual
l. versi ekstraksi gemelli pada kelahiran bayi kedua dan seterusnya
m. vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul
n. pengendalian anemia
o. meningkatkan pemeliharaan dan penggunaan air susu ibu
p. resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
q. penanganan hipotermi
r. pemberian minum dengan sonde/ pipet
s. pemberian obat-obat terbatas, melalui lembaran permintaan obat sesuai dengan Formulir VI terlampir
t. pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian.

E. Langkah – Langkah Manual Plasenta
1. Kaji ulang indikasi
2. Persetujuan medis
3. Pasang infuse
4. Berika sedative dan analgetika, misalnya petidin, diazepam IV
5. Beri antibiotic dosis tunggal ampisilin 2g IV ditambah metrodinazol 500 mg IV atau sefazolin Ig ditambah metrodinazol 500 mg IV
6. Pasang sarung tangan steril
7. Jepit tali pusat dan tegangkan sejajar lantai
8. Masukkan tangan secara obstetric dengan menelusuri bagian bawah tali pusat masuk kedalam kavum uteri, sementara itu tangan satu lagi menahan fundus uteri, sekaligus untuk mencegah inversion uteri
9. Dengan bagian lateral jari – jari tangan mencari insersi pinggir plasenta
10. Buka tangan obstetric menjadi seperti member salam, jari – jari dirapatkan
11. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
12. Gerakkan tangan kekiri dan kekanan sambil bergeser ke cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
13. Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta
14. pindahkan tangan luar ke supra sinfisis saat plasenta dikeluarkan
15. Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
16. Beri oksitosin 10 IU dalam 500 ml cairan IV (garam fisiologik atau ringer laktat) 60 tetes/menit dan masase uterus untuk merangsang kontraksi
17. Jika darah masih banyak berika ergometrin 0.2 mg
18. Periksa apakah plasenta lengkap, jika tidak lengkap lakukan eksplorasi kedalam kavum uteri.

Jumat, 23 September 2011

MODEL KEPERAWATAN MENURUT HILDEGARD PEPLAU




Teori Peplau
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
Klien.
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal.
Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :
  1. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerha sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.
  2. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan. perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
  3. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah kesehatan.
  4. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif klien.
  5. Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.
  6. Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.
Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu :
1.Fase orientasiLebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
2. Fase identifikasiTerjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
1.Partisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2. Individu mandiri terpisah dari perawat.
3. Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
3. Fase eksplorasiMemungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
4. Fase resolusiSecara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kea rah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia). Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.
Implementasi Teori Peplau
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.
Kesimpulan
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986). Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujun keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan unutuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dank lien dimana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan wali.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat. (2004). Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta
Potter & Perry. (2005). Buku ajar Fundamental keperawatan. Volume 1. EGC. Jakarta.
Sills. (2007). Hildegard Peplau 1909-1999
-http://muhsakirmsg.blogspot.com//

TEORI DAN KONSEP HILDEGARD E. PEPLAU



Proses Keperawatan adalah sebuah proses interpersonal dan terapeutic. Tujuan dari keperawatan yaitu untuk mendidik klien dan keluarga serta untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian.

Pengertian Umum tentang Persepsi dan Profesi Keperawatan
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses pengindraan terhadap objek peristiwa atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.

Profesi keperawatan yaitu suatu perihal yang berhubungan dengan pekerjaan dengan tugas keperawatan dan kesehatan yang dimana seseorang tersebut menjalankan suatu.

Profesi keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang pada saat ini semakin berkembang baik dari segi kualitas maupun kualifikasi tenaga. Dari segi kualitas adalah adanya pergeseran sistem pemberian pelayanan keperawatan dari yang bersifat intuition technical oriented menjadi pelayanan keperawatan yang bersifat holistic dan unik kepada sistem klien, yaitu individu, keluarga, kelompok khusus dan komunitas masyarakat dalam tiap tahap tumbuh kembang sepanjang siklus kehidupan dengan pendekatan Nursing Process.

TEORI PEPLAU
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal
Klien
System dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal.

Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidik atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.

Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :
1.Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehngga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai antara perawat dan klien.

2. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
3. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.

4. Kepemimpinan (Leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi.

5. Pengasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna untuk membantu memenuhi kebutuhannya.

6. Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila kominukasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologic individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.

Asumsi-asumsi utama dari teori
Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud natara perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu :

Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayan dan terjadi pengumpulan data.

Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilku pasien dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat
Individu mandiri terpisah dari perawat
Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.


Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsi terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.

Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi potensi.

Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.

Relevan teori yang diterapkan
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia). Tjuan keperawatn adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatn adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatn berpartisipasi dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.

TUJUAN DARI TEORI HILDEGARD E. PEPLAU

*  Untuk melatih / mendidik pasien / klien dan keluarga dan membantunya untuk mencapai kematangan kepribadian.
* Untuk membantu klien dalam gerak yang progresif dan kepribadian  untuk mencapai suatu kematangan.
* Perawat disini adalah sebagai seorang pendidik / pelatih pasien / klien

Kelebihan dan kelemahan dari teori

Kelebihan
+Dapat meninkatkan kejiwaan pasien yang lebih baik
+Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan
+Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik
+ Dapat mendorong pasien lebih mandiri

Kekurangan
-  Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya 
Facebook Twitter Fans Page
Gratis Berlangganan artikel B-digg via mail, join sekarang!