Laman

Kamis, 21 Februari 2013

Bus System



Bus adalah Jalur komunikasi yang dibagi pemakai Suatu set kabel tunggal yang digunakan untuk menghubungkan berbagai subsistem. Karakteristik penting sebuah bus adalah bahwa bus merupakan media transmisi yang dapat digunakan bersama. Sistem komputer terdiri dari sejumlah bus yang berlainan yang menyediakan jalan antara dua buah komponen pada bermacam-macam tingkatan hirarki sistem komputer.
Sebuah bus adalah sebutan untuk jalur di mana data dapat mengalir dalam komputer. Jalur-jalur ini digunakan untuk komunikasi dan dapat dibuat antara dua elemen atau lebih. Data atau program yang tersimpan dalam memori dapat diakses dan dieksekusi oleh CPU melalui perantara sistem bus.
Beberapa bus utama dalam sistem komputer modern adalah sebagai berikut:
§   Bus prosesor. Bus ini merupakan bus tercepat dalam sistem dan menjadi bus inti dalam chipset dan motherboard. Bus ini utamanya digunakan oleh prosesor untuk meneruskan informasi dari prosesor ke cache atau memori utama ke chipset kontrolir memori (Northbridge, MCH, atau SPP). Bus ini juga terbagi atas beberapa macam, yakni Front-Side BusHyperTransport bus, dan beberapa bus lainnya. Sistem komputer selain Intel x86 mungkin memiliki bus-nya sendiri-sendiri. Bus ini berjalan pada kecepatan 100 MHz, 133 MHz, 200 MHz, 266 MHz, 400 MHz, 533 MHz, 800 MHz, 1000 MHz atau 1066 MHz. Umumnya, bus ini memiliki lebar lajur 64-bit, sehingga setiap detaknya ia mampu mentransfer 8 byte.
§   Bus AGP (Accelerated Graphic Port). Bus ini merupakan bus yang didesain secara spesifik untuk kartu grafis. Bus ini berjalan pada kecepatan 66 MHz (mode AGP 1x), 133 MHz (mode AGP 2x), atau 533 MHz (mode AGP 8x) pada lebar jalur 32-bit, sehingga bandwidth maksimum yang dapat diraih adalah 2133 MByte/s. Umumnya, bus ini terkoneksi ke chipset pengatur memori (NorthbridgeIntel Memory Controller Hub, atau NVIDIA nForce SPP). Sebuah sistem hanya dapat menampung satu buah bus AGP. Mulai tahun 2005, saat PCI Express mulai marak digunakan, bus AGP ditinggalkan.
§   Bus PCI (Peripherals Component Interconnect). Bus PCI tidak tergantung prosesor dan berfungsi sebagai bus peripheral. Bus ini memiliki kinerja tinggi untuk sistem I/O berkecepatan tinggi. Bus ini berjalan pada kecepatan 33 MHz dengan lebar lajur 32-bit. Bus ini ditemukan pada hampir semua komputer PC yang beredar, dari mulai prosesor Intel 486 karena memang banyak kartu yang menggunakan bus ini, bahkan hingga saat ini. Bus ini dikontrol oleh chipset pengatur memori (northbridge, Intel MCH) atau Southbridge (Intel ICH, atau NVIDIA nForce MCP).
§   Bus PCI Express (Peripherals Component Interconnect Express)
§   Bus PCI-X (Peripherals Component Interconnect Express)
§   Bus ISA (Industry Standard Architecture)
§   Bus EISA (Extended Industry Standard Architecute)
§   Bus MCA (Micro Channel Architecture)
§   Bus SCSI (Small Computer System Interface]]. Bus ini diperkenalkan oleh Macintosh pada tahun 1984. SCSI merupakan antarmuka standar untuk drive CD-ROM, peralatan audio, harddisk, dan perangkat penyimpanan eksternal berukuran besar
§   Bus USB (Universal Serial Bus). Bus ini dikembangkan oleh tujuh vendor komputer, yaitu Compaq, DEC, IBM, Intel, Microsoft, NEC, dan Northern Telecom.
§   Bus ini ditujukan bagi perangkat yang memiliki kecepatan rendah seperti keyboard, mouse, dan printer karena tidak akan efisien jika perangkat yang berkecepatan rendah dipasang pada bus berkecepatan tinggi seperti PCI. Keuntungan yang didapat dari bus USB antara lain : tidak harus memasang jumper, tidak harus membuka casing untuk memasang peralatan I/O, hanya satu jenis kabel yang digunakan, dapat mensuplai daya pada peralatan I/O, tidak diperlukan reboot.
§   Bus 1394. Bus yang mempunyai nama FireWire memiliki kecepatan tinggi diatas SCSI dan PCI. Bus 1394 sangat cepat, murah, dan mudah untuk diimplementasikan. Bus ini tidak hanya populer perangkat komputer tetapi juga perangkat elektronik seperti kamera digital, VCR, dan televisi.
1.      Pengertian Bus Sistem
System bus atau bus sistem, dalam arsitektur komputer merujuk pada bus yang digunakan oleh sistem komputer untuk menghubungkan semua komponennya dalam menjalankan tugasnya.
Sebuah komputer memiliki beberapa bus, agar dapat berjalan. Banyaknya bus yang terdapat dalam sistem, tergantung dari arsitektur sistem komputer yang digunakan. Sebagai contoh, sebuah komputer PC dengan prosesor umumnya Intel Pentium 4 memiliki bus prosesor (Front-Side Bus), bus AGP, bus PCI, bus USB, bus ISA (yang digunakan oleh keyboard dan mouse), dan bus-bus lainnya.
Bus disusun secara hierarkis, karena setiap bus yang memiliki kecepatan rendah akan dihubungkan dengan bus yang memiliki kecepatan tinggi. Setiap perangkat di dalam sistem juga dihubungkan ke salah satu bus yang ada. Sebagai contoh, kartu grafis AGP akan dihubungkan ke bus AGP. Beberapa perangkat lainnya (utamanya chipset atau kontrolir) akan bertindak sebagai jembatan antara bus-bus yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah kontrolir bus SCSI dapat mengubah sebuah bus menjadi bus SCSI, baik itu bus PCI atau bus PCI Express.
Berdasar jenis busnya, bus dapat dibedakan menjadi bus yang khusus menyalurkan data tertentu, contohnya paket data saja, atau alamat saja, jenis ini disebut dedicated bus. Namun apabila bus yang dilalui informasi yang berbeda baik data, alamat, dan sinyal kontrol dengan metode multipleks data maka bus ini disebut multiplexed bus. Kekurangan multiplexed bus adalah hanya memerlukan saluran sedikit sehingga menghemat tempat tapi kecepatan transfer data menurun dan diperlukan mekanisme yang komplek untuk mengurai data yang telah dimultipleks. Sedangkan untuk dedicated bus merupakan kebalikan dari multipexed bus.
2.      Jalur kontrol
Jalur Control digunakan untuk mengontrol penggunaan serta akses ke Data Bus dan Address Bus. Terdiri atas 4 samapai 10 jalur paralel.
3.      Jalur data
Adalah jalur-jalur perpindahan data antar modul dalam sistem komputer. Karena pada suatu saat tertentu masing-masing saluran hanya dapat membawa 1 bit data, maka jumlah saluran menentukan jumlah bit yang dapat ditransfer pada suatu saat.
4.      Komponen Bus
Suatu transaksi bus meliputi 2 komponen
1.         Mengeluarkan perintah dan alamat – request (permintaan)
2.         Memindahkan dat – action (tindakan)
5.      Master
Master, bisa diartikan harddisk yang memiliki posisi utama. Sedangkan Slave, bisa diartikan harddisk yang memiliki posisi kedua. Lalu bilakah sebuah harddisk menjadi master atau menjadi slave? Sebuah harddisk yang menjadi master, umumnya harddisk yang memiliki Operating system atau harddisk yang berdiri sendiri (terdapat hanya satu harddisk). Dan sebuah harddisk yang menjadi slave adalah harddisk kedua yang di tandem (bersatu dalam satu kabel data) dengan harddisk master. Atau sebuah slave adalah sebuah optical disk yang di tandem dengan harddisk master.
Pada sebuah motherboard, umumnya terdapat 2 buah slot IDE. Slot IDE yang pertama disebut IDE 1 atau Primary. Sedang slot (soket) IDE yang kedua disebut IDE 2 atau Sekondary. Dengan 2 soket IDE tersebut, kita bisa memasang hingga 4 buah Device yang berupa Harddisk dan CD/DVD (optical disk).
Singkatnya sebagai berikut : 
  1. Bila anda memiliki 1 harddisk dalam sebuah komputer, disarankan menggunakan Soket IDE1 (Primary) lalu menyetting jumper dalam posisi master (disebut Primary Master). 
  2. Bila anda memiliki 1 harddisk yang memiliki operating system dan sebuah harddisk lain yang anda gunakan sebagai data atau sebuah CD/DVDRom, disarankan menggunakan soket IDE1 (Primary) pada harddisk yang memiliki OS dengan posisi master (disebut Primary Master) dan harddisk lain atau CD/DVDRom pada IDE2 (Sekondary) dengan posisi Master (disebut Sekondary Master).
  3. Bila anda memiliki sebuah harddisk yang memiliki operating system, sebuah harddisk untuk data, dan sebuah CD/DVD Rom (artinya ada 3 device) maka disarankan harddisk yang memiliki Operating system pada posisi IDE 1 sebagai Master (Primary Master). Harddisk untuk data pada posisi Slave (Primary Slave). Dan sebuah CD/DVDRom pada posisi Sekondary Master. 
  4. Bila anda memiliki 2 harddisk dan 2 buah CD/DVDRom. Maka 1 harddisk berfungsi sebagai Primary Master, sebuah lagi sebagai Primary Slave. Sebuah CD/DVD sebagai Sekondary Master dan sebuah CD/DVD yang lain sebagai Sekondary Slave. 
penggunaan istilah master dan slave biasanya digunakan jika kita menggunakan dua buah hardisk atau lebih (SATA atau IDE) hardisk master maksudnya adalah hardisk utama/prioritas yang biasanya tempat OS (operting sistem seperti Windos XP, Vista,dll di instal) sedangkan hardisk slave maksudnya hardisk kedua atau seterusnya yang digunakan untuk menyimpan data.
1.      Bus data
Bus data memberikan lintasan bagi perpindahan data antara dua modul sistem. Saluran ini secara kolektif disebut bus data. Umumnya bus data terdiri dari 8, 16, 32 saluran, jumlah saluran diakitakan denang lebar bus data. Karena pada suatu saat tertentu masing-masing saluran hanya dapat membawa 1 bit, maka jumlah saluran menentukan jumlah bit yang dapat dipindahkan pada suatu saat. Lebar bus data merupakan faktor penting dalam menentukan kinerja sistem secara keseluruhan. Misalnya, bila bus data lebarnya 8 bit, dan setiap instruksi panjangnya 16 bit, maka CPU harus dua kali mengakses modul memori dalam setiap siklus instruksinya.
2.      Bus alamat
Bus alamat digunakan untuk menandakan sumber atau tujuan data pada bus data. Misalnya, bila CPU akan membaca sebuah word data dari memori, maka CPU akan menaruh alamat word yang dimaksud pada saluran alamat. Lebar bus alamat akan menentukan kapasitas memori maksimum sistem. Selain itu, umumnya saluran alamat juga dipakai untuk mengalamati port-port input/outoput. Biasanya, bit-bit berorde lebih tinggi dipakai untuk memilih lokasi memori atau port I/O pada modul.
3.      Bus kontrol
Bus kontrol digunakan untuk mengntrol akses ke saluran alamat dan penggunaan data dan saluran alamat. Karena data dan saluran alamat dipakai bersama oleh seluruh komponen, maka harus ada alat untuk mengontrol penggunaannya. Sinyal-sinyal kontrol melakukan transmisi baik perintah maupun informasi pewaktuan diantara modul-modul sistem. Sinyal-sinyal pewaktuan menunjukkan validitas data dan informasi alamat. Sinyal-sinyal perintah mespesifikasikan operasi-operasi yang akan dibentuk. Umumnya saluran kontrol meliputi : memory write, memory read, I/O write, I/O read, transfer ACK, bus request, bus grant, interrupt request, interrupt ACK, clock, reset.

Sumber :
·     The Gau’ (2013) Sistem  Bus : www.muhsakirmsg.blogspot.com/



                                  NEURITIS RETROBULBAR

I.    PENDAHULUAN
Neuritis optikus merupakan salah satu penyebab umum kehilangan penglihatan unilateral pada orang dewasa. Berdasarkan kategori klinik dan pemeriksaan opthalmoskopis terbagi menjadi papilitis dan neuritis retrobulbar. Papilitis adalah inflamasi yang mengenai serabut retina nervus optikus yang masuk pada papil nervus optikus di dalam bola mata, dengan pemeriksaan opthalmoskopis di diskus optikus akan tampak kelainannya sedangkan pada neuritis retrobulbar inflamasinya mengenai nervus yang terletak di belakang bola mata dan terletak jauh dari diskus optikus sehingga perubahan-perubahan dini di diskus optikus tidak tampak dengan pemeriksaan opthamoskopis, ketajaman penglihatan dapat menurun. (1)

         Kerusakkan saraf terjadi pada bagian saraf optik yang letaknya di belakang bola mata dan disebut juga neuritis retrobulbar serta sering dikaitkan dengan penyakit sklerosis multipel. Peradangan saraf optik dan edema (pembengkakan) terjadi akibat tekanan intrakranial pada tempat dimana saraf masuk ke dalam bola mata. Peradangan di tempat tersebut disebut papilitis.(2)
Insidensi neuritis optikus dalam populasi per tahun diperkirakan 5 per 100.000 sedangkan prevalensinya 115 per 100.000. Sebagian besar mengenai usia 20 sampai dengan 40 tahun. Wanita lebih umum terkena daripada pria. Berdasarkan data The Optic Neuritis Treatment Trial (ONTT) 77% adalah wanita, 85% kulit putih dan usia rata-rata 32 ± 7 tahun. Sebagian besar kasus patogenesisnya disebabkan inflamasi demielinisasi dengan atau tanpa sklerosis multipel. Pada sebagian besar kasus neuritis optikus monosimptomatik merupakan manifestasi awal sklerosis multipel.(1)

II.    ANATOMI

Gambar 1: Anatomi mata(3)

Saraf terdiri atas 3 lapisan, yaitu :lapisan neuroepithel retina, lapisan ganglion retina dan lapisan ganglion pada saraf optik yang merupakan lapisan saraf multipolar. Akson membentuk saraf optik. Dengan demikian, sel-sel sensorik retina tidak menghadapi cahaya yang masuk dengan reseptor sel sensorik retina , tetapi terlindungi oleh neuron dan serat saraf. Hal ini dikenal sebagai inversi retina.(4)


Gambar 2: (A) Nervus optik, (B) axon pada potongan frontal(5)

Permukaan bagian dalam retina dipisahkan dari korpus vitreus oleh membran basal internal.Sebuah membran glial, membatasi membran eksternal , dan memisahkan bagian reseptor sel sensorik dari epitel saraf. Kedua membran memanjang dengan bantuan sel Müller.(4)
Lapisan neuroepithelial : neural epitelium mempunyai dua jenis sel fotoreseptor, yaitu sel batang dan sel kerucut.Sel-sel batang adalah untuk terang-gelap persepsi dalam cahaya redup (night vision), sedangkan sel-sel kerucut yang berfungsi untuk persepsi warna dalam cahaya terang (visi warna) dan visual ketajaman (teori duplicity). Fotoreseptor merupakan neuron pertama pada jalur penglihatan.(4)



Gambar 3 : Bagian kepala nervus optik(5)

Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa dua jenis serabut saraf yaitu : saraf penglihatan dan serabut pupilomotor. Kelainan saraf optik yang menggambarkan gangguan yang diakibatkan tekanan langsung atau tidak langsung terhadap saraf optik perubahan toksik anoksik yang mempengaruhi penyaluran aliran listrik.(6)

III.     PATOFISIOLOGI
Neuritis retrobulbar adalah salah satu bentuk neuritis optikus dimana inflamasi mengenai nervus yang terletak di belakang mata. Daerah inflamasi terletak di antara belakang mata dan otak. Nervus optikus mengandung serabut-serabut syaraf yang mengantarkan informasi visual dari sel-sel nervus retina ke dalam sel-sel nervus di otak. Retina mengandung sel fotoreseptor, merupakan suatu sel yang diaktivasi oleh cahaya dan menghubungkan ke sel-sel retina lain disebut sel ganglion. Kemudian mengirimkan sinyal proyeksi yang disebut akson ke dalam otak. Melalui rute ini, nervus optikus mengirimkan impuls visual ke otak. Sehingga ketika nervus tersebut inflamasi, sinyal visual yang dihantarkan ke otak menjadi terganggu dan pandangan menjadi lemah.(1,2,6)

IV.    ETIOLOGI

1. Inflamasi lokal
a. Uveitis dan retinitis
b. Oftalmia simpatika
c. Meningitis
d. Penyakit sinus dan infeksi orbita.( 1)

2. Inflamasi umum.
a. Infeksi syaraf pusat
b. Multipel sklerosis
c. Acute disseminated encephalomyelitis
d. Neuromyelitis optic (Devic disease)
e.  Encephalitis periaxial diffusa of Schilder
f.   Herpes zoster
g.  Encephalitis epidemic, poliomyelitis, inokulasi rabies
h.  Syphilis
i.   Tuberkulosis.(1)
3. Toksin endogen
a. Penyakit infeksi akut, seperti influenza, malaria, measles, mumps, pneumonia
b. Fokus septik pada gigi, tonsil, infeksi fokal
c. Penyakit metabolik: diabetes, anemia, kehamilan, avitaminosis(1)

5. Intoksikasi racun eksogen seperti tobacco,etil alcohol, metil alkohol. .( 1)

Faktor resiko neuritis optikus termasuk:
1.Usia
Neuritis optikus sering mengenai dewasa muda usia 20 sampai 40 tahun; usia rata-rata terkena sekitar 30 tahun. Usia lebih tua atau anak-anak dapat terkena juga tetapi frekuensinya lebih sedikit

2.Jenis kelamin
Wanita lebih mudah terkena neuritis optikus dua kali daripada laki-laki5.

3.Ras
Neuritis optikus lebih sering terjadi pada orang kulit putih daripada ras yang lain.(1,2)

V.     DIAGNOSIS BANDING
a.    Papilitis
        Papilitis adalah inflamasi yang mengenai nervus optikus di dalam bola mata, merupakan salah satu tipe neuritis optikus yang sering terjadi pada anak-anak, memiliki gejala yang sama dengan neuritis retrobulbar tetapi pada pemeriksaan dengan opthalmoskopis dapat ditemukan pembengkakan pada diskus optikus, hiperemi, tepi kabur dan semua pembuluh darah dilatasi.(6)

b. Compressive optic neuropathy
Terdapat kehilangan penglihatan akut. Pola kehilangan lapang pandang menunjukkan penyebabnya non inflamasi, misalnya ditemukan kehilangan penglihatan pada mata lainnya. CT Scan atau MRI dapat mengidentifikasi lesi kompresif pada orbita dan khiasma. Pada Compressive optic neuropathy tidak terdapat pemulihan penglihatan.(1)

c. Nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy
Terdapatnya nyeri terutama pada pergerakan mata (meskipun tidak mutlak) secara klinis dapat membedakan neuritis optikus dengan nonarteritic anterior ischemic optic neuropathy.( 1)

V.     PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan tergantung dari gangguan yang ditimbulkan, neuritis optik retrobulbar yang mengakbatkan penurunan visus bisa diterapi dengan steroid dosis tinggi 1000 mg prednisolone oral selama 3 hari. Dan 1 mg/kgbb untuk oral prednisolone untuk hari ke 4-14.(1)
Pada keadaan akut, apabila visus sama atau lebih baik dari 20/40 dilakukan pengamatan saja. Dan apabila visus sama atau kurang dari 20/50 dilakukan pengamatan dan metilprednison 250 mg intravena, disusul dengan prednison tablet. (6)

VI.    KOMPILKASI
1)    penglihatan kabur
2)    bintik/bercak buta, terutama pertengahan lapang pandang
3)    nyeri saat pergerakkan bola mata
4)    sakit kepala
5)    buta warna mendadak
6)    gangguan penglihatan pada malam hari
7)    gangguan ketajaman penglihatan(2)

VII.    PROGNOSIS
          Gangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik biasanya bersifat sementara. Remisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam dua hingga lima minggu. Saat masa pemulihan, 65% - 80% ketajaman penglihatan penderita menjadi lebih baik. Prognosis jangka panjang tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika serangan ini ditimbulkan oleh infeksi virus maka akan mengalami penyembuhan sendiri tanpa meninggalkan efek samping. Jika neuritis optik dipicu oleh sklerosis multipel, maka serangan berikutnya harus dihindari. Tigapuluh tiga persen penderita neuritis optik akan kambuh dalam lima tahun. Tiap kekambuhan menyebabkan pemulihannya tidak sempurna bahkan memperburuk penglihatan seseorang. Ada hubungan yang kuat antara neuritis optik dengan sklerosis multipel. Pada orang yang tidak mengalami sklerosis multipel maka separuh dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat neuritis optik akan menderita penyakit ini dalam 15 tahun(2)

DAFTAR PUSTAKA

1.    Lang G. “Optic Nerve”, in Ophtalmology A Pocket Textbook Atlas Second Edition, p.386-8, Stuttgart, New York, 2006.
2.    Anonim. Neuritis Optik. Maret, 2010 [cited 2010 Nov 13].Available: http://www.dokter/neuritisoptik.com
3.    Anonim. The Online Atlas of Ophtalmologic. Feb 14, 2005 [cited 2010 Nov 13].Available: http://www.eyeatlas.com
4.    Kahle W. “The Eye”, in Color Atlas And Textbook of Human Anatomy , p.348, Stuttgart, Germany, 2003.
5.    Dunitz, M. Anatomy, Physiology, and Patophysiology : Handbook of Glaucoma. Second Edition. Taylor and Francis: London; 2003.p.11-13
6.    Sidarta I. Glaukoma. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.p.10;181-2
7.  [The Gau’] : www.muhsakirmsg.blogspot.com/



Neuritis Optik


Top of Form
Bottom of Form

Definisi

Neuritis opetik adalah gangguan penglihatan yang disebabkan karena peradangan pada saraf optik.
Deskripsi

Neuritis optik terjadi akibat saraf optik yang merupakan jaras yang membawa impuls penglihatan ke otak mengalami peradangan serta sarung mielin yang membungkus saraf tersebut mengalami kerusakkan (proses ini disebut juga demielinisasi). Terjadinya sangat khas pada salah satu mata (70%) yang menyebabkan gangguan penglihatan yang cepat dan progresif tetapi bersifat sementara. Sekitar 30% penderita terjadi pada kedua mata. Neuritis optik cenderung menyerang dewasa muda dengan usia rata-rata 30-an. Tujuh puluh lima persen penderita merupakan wanita.

Kerusakkan saraf terjadi pada bagian saraf optik yang letaknya di belakang bola mata dan disebut juga neuritis retrobulbar serta sering dikaitkan dengan penyakit sklerosis multipel. Peradangan saraf optik dan edema (pembengkakan) terjadi akibat tekanan intrakranial pada tempat dimana saraf masuk ke dalam bola mata. Peradangan di tempat tersebut disebut papilitis.

Penyebab dan Gejala-Gejala,/b>

Gejala-gejala neuritis optik adalah jika ditemukan satu atau lebih gejala berikut ini:

    * penglihatan kabur
    * bintik/bercak buta, terutama pertengahan lapang pandang
    * nyeri saat pergerakkan bola mata
    * sakit kepala
    * buta warna mendadak
    * gangguan penglihatan pada malam hari
    * gangguan ketajaman penglihatan

Neuritis optik sering diakibatkan oleh penyakit sklerosis multipel. Penyebab lainnya adalah infeksi virus, jamur, ensefalomielitis, penyakit-penyakit otoimun atau tumor yang menekan saraf penglihatan atau penyakit-penyakit pembuluh darah (misalnya radang arteri temporal). Beberapa bahan kimia beracun seperti metanol dan timah hitam dapat menyebabkan kerusakkan saraf optik. Kerusakkan saraf optik dapat juga dikarenakan penyalahgunaan alkohol dan rokok. Neuritis optik dapat juga disebabkan karena gangguan sistem kekebalan tubuh.

Diagnosis

Dokter mata akan memeriksa mata penderita dan menentukan diagnosis neuritis optik. Pemeriksaan mata lengkap termasuk pemeriksaan ketajaman penglihatan, pemeriksaan buta warna serta pemeriksaan retina dan diskus optik dengan menggunakan oftalmoskop. Tanda-tanda klinis seperti gangguan reaksi pupil jelas terlihat selama pemeriksaan mata tetapi pada beberapa keadaan mata terlihat normal. Riwayat medis penderita dapat digunakan untuk mengetahui apakah pernah terpapar/kontak dengan bahan-bahan beracun seperti timah hitam yang dapat menyebabkan neuritis optik.

Pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Dengan MRI dapat dibuktikan tanda-tanda sklerosis multipel.

Terapi

Pengobatan neuritis optik tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Gangguan penglihatan yang disebabkan infeksi virus akan membaik sendiri setelah diberikan pengobatan terhadap virus. Neuritis optik yang disebabkan bahan-bahan beracun dapat diatasi bila sumber-sumber/kontak dengan racun dihindari.

Pemberian kortikosteroid suntikan yang dilanjutkan dengan pemberian oral pada penderita neuritis optik akibat sklerosis multipel sangat cepat memperbaiki penglihatan penderita, tetapi masih diperdebatkan penggunaanya untuk mencegah kekambuhan. Terapi Percobaan Neuritis Optik menunjukkan bahwa steroid yang diberikan dengan suntikkan intravena efektif untuk mengurangi serangan neuritis optik akibat penyakit sklerosis multipel hingga 2 tahun, tetapi perlu penelitian lebih lanjut. Prednison yang diberikan secara oral tampaknya dapat meningkatkan serangan berulang neuritis optik sehingga terapi ini tidak dianjurkan.

Pencegahan

Gangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik biasanya bersifat sementara. Remisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam dua hingga lima minggu. Saat masa pemulihan, 65% - 80% ketajaman penglihatan penderita menjadi lebih baik. Prognosis jangka panjang tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika serangan ini ditimbulkan oleh infeksi virus maka akan mengalami penyembuhan sendiri tanpa meninggalkan efek samping. Jika neuritis optik dipicu oleh sklerosis multipel, maka serangan berikutnya harus dihindari. Tigapuluh tiga persen penderita neuritis optik akan kambuh dalam lima tahun. Tiap kekambuhan menyebabkan pemulihannya tidak sempurna bahkan memperburuk penglihatan seseorang. Ada hubungan yang kuat antara neuritis optik dengan sklerosis multipel. Pada orang yang tidak mengalami sklerosis multipel maka separuh dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat neuritis optik akan menderita penyakit ini dalam 15 tahun.
Pencegahan

Pemeriksaan mata secara teratur untuk menjaga kesehatan mata. Pengobatan dini terhadap masalah penglihatan dapat mencegah kerusakkan permanen pada saraf mata.


Sumber :
·          Neuritis opetik  (2013), [The Gau’] : www.muhsakirmsg.blogspot.com/

Neoplasma Mata



Definisi
Neoplasma mata adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh. Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas  disebut sebagai kanker.
Tumor pada mata disebut juga tumor orbita. Tumor orbita adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat bola mata) sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata dan kelenjar air mata.

Etiologi
Gejala tumor orbita sulit diketahui karena tumbuh di belakang bola mata. Umumnya diketahui setelah terjadi penonjolan pada mata, gangguan pergerakan mata, atau terasa sakit.
Tumor orbita dapat disebabkan oleh berbagai factor. Penyebab tumor mata terutama faktor genetik. Selain itu sinar matahari, terutama sinar ultraviolet dan infeksi virus Papiloma. Tumor mata juga bisa akibat penjalaran dari organ tubuh lain, seperti dari paru, ginjal, payudara, otak sinus, juga leukemia dan getah bening. Sebaliknya, sel tumor mata yang terbawa aliran darah sering mencapai organ vital lain seperti paru, hati atau otak, dan menyebabkan kanker di organ itu. Penderita tumor mata, kecuali retino blastoma, umumnya berusia 24-85 tahun.Sebagian besar tumor orbita pada anak-anak bersifat jinak dan  karena  perkembangan  abnormal. Tumor  ganas  pada  anak-anak  jarang, tetapi  bila  ada  akan menyebabkan pertumbuhan tumor yang cepat dan prognosisnya jelek.

Klasifikasi
Berdasarkan posisinya tumor mata/orbita dikelompokkan sebagai berikut:
a.       Tumor eksternal yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti: 
·         Tumor palpebra, yaitu tumor yang tumbuh pada kelopak mata
·         Misalnya : Tumor Adeneksa, tumor menyerang kelopak mata (bagian kulit yang dapat membuka dan menutup).
·         Tumor konjungtiva, yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva  yang melapisi mata bagian depan
b.      Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata.
Contoh : Retinoblastoma(RB). Jenis ini adalah tumor ganas retina dan merupakan tumor primer bola mata terbanyak pada anak.
c.       Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh di belakang bola mata.

Epidemiologi
Tumor secara umum dibedakan menjadi neoplasma dan non-neoplasma. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Tumor ganas terjadi akibat berkembang biaknya sel jaringan sekitar infiltrat, sambil merusakkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan  disekitarnya dan biasanya tidak mengalami metastasis.
Apabila ada massa tumor yang mengisi ronggga  orbita  maka  bola mata akan terdorong  ke arah luar yang dalam bahasa kedokteran di sebut proptosis (mata menonjol). Arah tonjolan bola mata bergantung pada asal massa tumor. Tumor orbita bisa berasal dari semua jaringan di sekitar bola mata atau karena penyebaran dari sinus, otak, rongga hidung atau penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor orbita dapat terjadi pada orang dewasa ataupun anak-anak. Tumor orbital dapat jinak atau ganas. Mereka dapat terjadi baik pada anak dan dewasa.
Seperti ditunjukkan contoh diatas, CT scan berguna dalam diagnosis dan biopsy sering kali memberikan garansi untuk membantu diagnosis dan manajemen pasien.
Tumor orbita relatif jarang dijumpai. Pada proses pengambilan ruangan di orbita penderita biasanya datang dengan keluhan seperti ada benjolan yang menyebabkan perubahan bentuk wajah, protopsis, nyeri peri okular, inflamasi, keluarnya air mata, massa tumor yang jelas  nampak. Insiden tumor orbita bervariasi, tergantung pada metode pemeriksaan yang dipakai. Frekwensi relatif benigna dan maligna menurut handerson (1984); disebutkan sebagai berikut : karsinoma (primer metastasis dan pertumbuhan terus 21 %, kista 12 %, tumor vaskular 10 %, meningioma 9 %, malformasi vaskuler 5% dan tumor saraf tengkorak 4%, serta glioma optikus dan neurisistik 5%.
Prognosis atau angka keberhasilan kelangsungan hidup penderita tumor orbita mencapai 80%, artinya masih ada harapan hidup yang cukup baik.  Angka  kematian  sangat dipengaruhi oleh stadium dari tumor itu sendiri. Tentu saja pada stadium lanjut  angka  kelangsungan  hidupnya  lebih  buruk. Pada jenis-jenis tertentu angka kekambuhannya juga cukup tinggi.

Patologi  

Tumor  bisa tumbuh dari struktur yang terletak  didalam atau sekitar orbit:
a.      Kelenjar lakrimal:
Adenoma fleomorfik: tumor kelenjar saliva dan paling umum di jumpai pada kelenjar parotid biasanya jinak, tapi rekurensi terjadi bila tidak dilakukan eksisi lengkap.
b.      Karsinoma
Jaringan limfoid:
Limfoma: kanker sel darah putih yang disebut limfosit-B, atau sel-B
Retina:
Retinoblastoma: Tumor anak-anak yang sangat ganas.
c.       Melanoma
Tulang:
o   Osteoma: biasanya mengenai sinus frontal atau  ethmoid, bisa menyebabkan mukosel frontal.
o   Kista dermoid, adalah suatu kista atau tumor yang berisi cairan kental seperti bubur yang disebut sebum, bisa berisi rambut, dimana kantungnya dilapisi oleh dermis. Umumnya letaknya pada bidang garis tengah tubuh. Dapat tumbuh di kepala, badan atau perut . Didapatkan pada anak-anak atau pada bayi sejak lahir.
o   Kista epidermoid adalah suatu kista yang kantungnya dilapisi epidermis berisi massa kental. Sering terdapat di kulit telapak kaki atau tangan. Penyebabnya diduga trauma dimana sel epidermis masuk ke subkutan dan tumbuh disana.
d.      Sinus paranasal, nasofaring:
Karsinoma: Sering menginvasi dinding medial  orbit pada tahap dini penyakit.
e.       Selubung saraf optik:
Meningioma: sering meluas keintrakranial melalui  foramen optik.

f.        Saraf optik:
Glioma (astrositoma pilositik): tumor yang tumbuh di berbagai bagian otak. Tumbuh sangat lambat.
Neurofibroma/neurinoma: benjolan seperti daging yang lembut, yang berasal dari jaringan saraf.
g.      Jaringan ikat:
Rabdomiosarkoma: Tumor  anak-anak ganas dengan  pertumbuhan dan penyebaran lokal cepat.
h.      Metastasis melalui darah:
Dewasa:
·         Karsinoma 'breast'
·         Karsinoma bronchial
Anak-anak:
·         Neuroblastoma
·         Sarkoma Ewing
·         Leukemia
·         Tumor testikuler
i.        Lesi orbital non-neoplastik:
·         Hemangioma/limfangioma  kavernosa: Lesi jinak yang  sering terjadi pada dewasa.
·         Pseudotumor
·         Eksoftalmos endokrin
·         Granulomatosis Wagener
·         Histiositosis X
·         Sarkoidosis
·         Fistula  karotid-kavernosa  tampil  dengan  eksoftalmos pulsatif.

Manifestasi Klinis

a.      Nyeri orbital
Jelas  pada tumor ganas yang tumbuh  cepat,  namun juga merupakan gambaran khas  'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-kavernosa.
b.      Proptosis
Pergeseran bola mata kedepan adalah gambaran yang  sering dijumpai, berjalan bertahap dan tak  nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau  cepat (lesi ganas).
c.       Arah bola mata tidak lurus kedepan
d.      Turunnya penglihatan sampai buta
Penglihatan terganggu  akibat terkenanya saraf optik atau retina, atau tak  langsung akibat kerusakan vaskuler.
e.      Penglihatan ganda
f.        Nyeri
g.      Merah
h.     Pembengkakan kelopak atau terlihatnya massa tumor
Mungkin  jelas pada  pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau fistula karotid-kavernosa.
i.        Palpasi
Bisa  menunjukkan massa yang menyebabkan  distorsi kelopak atau bola mata, terutama dengan tumor kelenjar lakrimal atau dengan mukosel.
j.        Pulsasi
Menunjukkan lesi vaskuler;  fistula  karotidkavernosa atau malformasi arteriovenosa, dengarkan adanya bruit.
k.      Gerak mata
Sering  terbatas oleh sebab mekanis,  namun bila nyata, mungkin akibat oftalmoplegia endokrin  atau dari  lesi  saraf III, IV, dan VI pada  fisura  orbital (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau sinus kavernosus.

Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik  
     
Sebagian tumor orbita dapat dengan mudah diidentifikasi, namun ada tumor orbita yang tidak terihat sampai berkembang membesar sehingga menimbulkan kelainan di orbita. Tumor orbita  sering  didiagnosa  dengan  bantuan CT-Scan  atau  MRI,  sementara itu diagnosa pasti melalui pemeriksaan patologi anatomi.
a.      Foto polos orbit
Menunjukkan erosi lokal  (keganasan),  dilatasi foramen optik  (meningioma,  glioma saraf optik) dan terkadang kalsifikasi (retinoblastoma, tumor kelenjar lakrimal). Meningioma sering menyebabkan sklerosis lokal.
b.      CT scan orbit
Menunjukkan lokasi tepat patologi intraorbital dan memperlihatkan adanya setiap perluasan  keintrakranial.
c.       Venografi orbital
Mungkin membantu.
d.      Pencitraan tomografi terkomputer pada tumor orbita
Tomografi terkomputer ini sangat membantu karena dengan alat itu dapat terlihat dengan jelas seluruh jaringan lunak orbita dan tulang-tulangnya sekalipun. Dengan tomografi terkomputer diperoleh kesehatan nilai akurasi sampai sekitar 80-85 %, hal ini dapat dicapai, oleh karena dengan pemeriksaan tomografi terkomputer tampak perbedaan densitas jaringan yang rnembentuk jenis tumor tersehut Untuk lesi yang terletak di retrobulbair dengan pemeriksaan tomografi terkomputer didapatkan nilai akurasi 99.4 %. Hasil pemeriksaan tomografi terkomputer yang negatif palsu dapat terjadi bila lesi terbatas di daerah bulbus okuli.

   Pemeriksaan diagnostik pada mata secara umum sebagai berikut :
a.      Kartu mata Snellen/ mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) ; mungkin terganggu dengan kerusaakan kornea, lensa, aqueus atau vitreus Humour, kesalahan refraksi atau penyakit system saraf atau penglihatan ke retina atau jalan optic.
b.      Lapang penglihatan ; penurunanan yang disebabkan oleh CSV, massa tumor pada hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau Glaukoma.
c.       Tonografi ; mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)
d.      Gonioskopi ; membantu membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup pada glaukoma.
e.      Oftalmoskopi ; mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optic, papiledema, perdarahan retina dan mikroanurisme.
Pemeriksaan darah lengkah, laju sedimentasi (LED) ; menunjukkan anemia sistemik / infeksi.
Penatalaksanaan  
Penanganan tumor orbita bervariasi bergantung pada ukuran, lokasi, dan tipe tumor. Sebagian tumor orbita hanya membutuhkan terapi medis (obat-obatan) dan sebagian membutuhkan tindakan  yang  lebih  radikal  yaitu  mengangkat  secara  total  massa  tumor, sebagian  lainnya  tidak membutuhkan terapi.  Kadang-kadang  setelah pengangkatan massa tumor pasien masih membutuhkan terapi tambahan seperti radioterapi (sinar) dan kemoterapi.
a.      Tumor jinak
Memerlukan  eksisi, namun bila  kehilangan penglihatan merupakan hasil yang tak dapat dihindarkan, dipikirkan pendekatan konservatif.

b.      Tumor ganas
Memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga berreaksi baik dengan khemoterapi. Terkadang  lesi terbatas (misal karsinoma kelenjar lakrimal) memerlukan reseksi radikal.

Pendekatan operatif :
Pengobatan tumor mata umumnya bersifat operatif. Kadang-kadang diperlukan pemberian obat antikanker (sitostatika) atau penyinaran. Organ mata relatif kecil, sehingga operasi tumor sering sulit dilakukan tanpa mengorbankan mata, apalagi jika datang pada stadium lanjut. Selain itu, penanganan tumor harus tuntas, operasi tidak bersih menyebabkan kekambuhan.
a.      Orbital medial,  untuk tumor anterior, terletak dimedial saraf optik.
b.      Transkranial-frontal,  untuk tumor dengan perluasan intrakranial atau terletak posterior dan medial dari saraf optik.
c.       Lateral,  untuk tumor yang terletak superior, lateral, atau inferior dari saraf optik. 

Prioritas Keperawatan
a.      Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut
b.      Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan / penurunan ketajaman penglihatan
c.       Mencegah komplikasi
d.      Memberikan informasi tentang proses penyakit/ prognosis dan kebutuhan pengobatan

Komplikasi
a.      Glaukoma, adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan kebutaan.
b.      Keratitis ulseratif, yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu  terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea.
Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh.

Sumber :
·          [The Gau’] : www.muhsakirmsg.blogspot.com/