MAKALAH KEBUDAYAAN PAPUA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dikatakan
bahwa sejarah manusia diawali bersama-sama bahasa. Selama ini banyak ahli
antropologi yang mendefinisikan bahwa manusia adalah makhluk pencipta alat
(homo fabel). Artinya eksistensi alat atau perkakas merupakan tanda-tanda
adanya kehidupan (kebudayaan). Akan tetapi, menurut Claude Levi-Strauss seperti
dikutip oleh Maruyama (1995:43), anggapan tersebut sekarang sudah lebih
disempurnakan.
Dewasa
ini, pembatas antara alam dengan kebudayaan bukan lagi didasarkan pada
eksistensi sebuah alat, tetapi didasarkan pada bahasa. Dengan kata lain,
sebelum membentuk manusia sebagai homo fabel atau homo sapiens (manusia haus
ilmu) perlu dibentuk dulu manusia homo loquens (manusia berbahasa). Karena denga
bahasa itulah manusia dapat memelihara seluruh kebudayaannya. Kalau pada sifat
alat itu tampak adanya suatu tranformasi dari alam kepada kebuyaan, maka
bahasalah alat yang paling utama yang diciptakan manusia untuk proses tersebut,
dan inilah yang memungkinkan sumber konsep pembuatan seluruh alat-alat.
Bahasa
adalah organ physiology yang digunakan secara instingtif dan alami. Hal ini
yang membedakan inti bahasa dengan ketika kita menggunakan paru-paru unuk
bernafas atau berdiri kemudian berjalan.. Burung beo di rumah saya mampu
menirukan kata salam seperti “selamat datang” dan menirukan kata “kamu jelek”.
Tetapi Ia tidak bisa membuat kalimat bentuk lampau atau pengandaian.
Sejak kita
lahir di alam fana ini sudah dikelilingi oleh bahasa, dibesarkan dengan bahasa,
berpikir memakai bahasa, berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa.
Karena kelekatan bahasa dengan kehidupan kita, sering kali secara refleksi
bahasa tidak dipikirkan. Dalam keadaan seperti ini, kadang-kadang kita dibuat
jengkel karena tidak mampu memahami komunikasi dengan orang-orang yang
menggunakan bahasa yang sama. Termasuk seperti contoh penulisan sms yang kadang
susah untuk dipahami.
Setiap mahluk hidup yang mendiami suatu
ekosistem tertentu mempunyai hubungan erat dengan ekosistem tersebut. Hubungan
itu berupa interaksi timbal balik antara sesama mahluk hidup dan antara mereka
dengan alam tempat mereka hidup. Tingkat derajad pengaruh yang terjadi akibat
interaksi antar sesama mahluk hidup maupun antara mahluk hidup dengan lingkungan
alamnya senantiasa berada dalam suatu keseimbangan, meskipun kadang-kadang
muncul ialah satu unsur sebagai faktor determinan. Misalnya pada suatu
ekosistem tertentu terdapat hanya jenis-jenis mahluk tertentu saja karena
jenis-jenis mahluk hidup inilah yang dapat beradaptasi untuk dapat hidup dan
mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya di ekosistem tersebut. Dengan kata
lain unsur alam merupakan faktor determinan terhadap jenis-jenis mahluk hidup
di dalamnya.
Manusia sebagai salah satu jenis mahluk hidup,
juga mempunyai hubungan yang erat, baik antara dia dengan sesama mahluk hidup
lainnya maupun dengan lingkungan alam di mana ia hidup, bahkan berbeda dengan
jenis-jenis mahluk hidup lainnya ia mempunyai suatu kemampuan yang luar biasa
untuk beradaptasi terhadap lingkungan manapun. Ia mampu untuk beradaptasi di lingkungan
ekosistem yang berbeda-beda (di daerah tropis, sub-tropis, kutub, daerah
berawa, pengunungan tinggi, pulau/pantai).
Bentuk-bentuk hubungan apa yang terjalin antara
manusia dengan mahlukmahluk hidup lainnya dan antara manusia dengan lingkungan
alamnya dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan apa yang terwujud sebagai
hasil dari proses interaksi tersebut amat bervariasi dari satu ekosistem dengan
ekosistem lainnya. Makalah ini membahas hubungan-hubungan apa yang diwujudkan
oleh mahluk manusia untuk berinteraksi dengan ekosistemnya dan dampak-dampak yang
diakibatkan oleh interaksi tersebut.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya,
masyarakat serta suku yang berbeda. Hal ini bisa kita lihat dari perbedaan
suku, masyarakat, ras, agama yangmembentang seluas arcipelago Indonesia dari
Sabang samapi Merauke. Merupakan sebuahkesalah besar apalbila kita sebagai
masyarakat Indonesia, hanya acuh dan tidak mempelajarikebudayaan-kebudayaan yang
beragam yang tersapat di Indonesia.Penulis memilih kebudayaan masyarakat Arfak
papua, karena Propinsi Papua diIndonesia merupakan sebuah propinsi yang unik.
Propinsi yang sering kali dianggap sebelahmata oleh orang orang karena anggapan
mereka masyarakat papua masih primitif. Namu di balik anggapan primitif itu,
masyaratakat papua merupakan salah satu masyarakat yangmasih memegang teguh
budayanya, budaya asli Indonesia yang belum tercemar oleh pengaruh dari
negara-negara barat.
1.2 Rumusan masalah
Agar dapat
menunjukkan solusi yang tepat mengenai masalah-masalah sosial yang dihadapi
Masyarakat Papua dewasa ini
1.3 Tujuan penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini agar pembaca bisa
mengerti dan memahami Tentang kebudayaan Papua dan dapat mempelajari tentang
kebudayaan Papua yang selama ini menurut
kita bahwa kebudayaan papua itu aneh.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Adat Istiadat Orang Papua
Adat istiadat orang
Papua yang masih dipertahankan sampai saat ini oleh suku-suku yang mendiami
kepulauan Papua, antara lain :
Adat Istiadat :
·
Di daerah ini masih banyak orang
yang mengenakan holim (koteka) (penutup
penis) yang terbuat dari kunden kuning dan para wanita menggunakan pakaian wah
berasal dari rumput/serat
·
Masyarakat Dani percaya pada
kekuatan gaib, roh leluhur dan roh-roh kerabat yang telah meninggal.
·
Hubungan antara orang yang masih
hidup dengan roh leluhur dan roh orang yang telah meninggal lainnya dilakukan
melalui upacara.
·
Berduka: Memutus jari dan melumuri
muka dengan tanah liat ketika berduka
System kekerabatannya :
·
Masyarakat Dani tidak mengenal
konsep keluarga batih, di mana bapak, ibu, dan anak tinggal dalam satu rumah.
Mereka adalah masyarakat komunal. Maka jika rumah dipandang sebagai suatu
kesatuan fisik yang menampung aktivitas-aktivitas pribadi para penghuninya,
dalam masyarakat Dani unit rumah tersebut adalah sili.
·
Pada dasarnya silimo / sili
merupakan komplek tempat kediaman yang terdiri dari beberapa unit bangunan
beserta perangkat lainnya.
·
Perkampungan tradisional di Wamena
dengan rumah-rumah yang dibuat bernbentuk bulat beratap ilalang dan dindingnya
dibuat dari kayu tanpa jendela.Rumah seperi ini disebut honai
·
Komplek bangunan biasanya terdiri
dari unsur-unsur unit bangunan yang dinamakan: rumah laki-laki (Honei/pilamo),
rumah perempuan (ebe-ae/ Ebei ), dapur (hunila) dan kandang babi (wamdabu/Wamai
).
Persoalan sosial
yang di alaminya adalah :
1. Perang:
a.
Gadis: penyelesaian lima babi atau
uang
b.
Istri selingkuh: penyelesain lima
ekor babi
c.
Pencurian benda berharga: kerang,
hewan, babi
d.
Orang sakit ketika berladang, anak
bermain,
e.
Tanah
2.
Kasus Soisal:
a.
Konflik ini dimulai ketika seorang
anak suku Damal meninggal dunia dan suku Dani dituduh sebagai pembunuhnya.
b.
Tanda "gencatan senjata"
berupa mematahkan panah dan memanah anak babi di masing-masing kubu.
c.
Pembayaran denda untuk
menyelesaikan masalah
2.2. Proses Sosial
Proses sosial adalah
cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan
kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta
bentu-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang terlah
ada.
Proses sosial dapat
diartikan sebagai pengaruh timbale-balik antara pelbagai segi kehidupan
bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik
dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum.
Bentuk umum proses
sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial)
karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi
sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut
sebagai suatu kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi
anggota-anggotanya.
2.3. Sistem Interaksi Sosial
Komunikasi
Interaksi sosial
merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi sosial tak
akan mungkin ada kehidupan bersama.
Bentuk umum proses
sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai proses sosial)
karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial.
Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok
manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu kesatuan dan biasanya
tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.
Interaksi sosial
antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Interaksi
tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan
dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara
pihak-pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak.
Interaksi sosial tak akan mungkin teradi
apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama
sekali tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan
termaksud.
Berlangsungnya suatu
proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor :
ð Imitasi
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi
dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku.
ð Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang
memberi suatu pandangan atau suatu sikap yang berasal dari dirinya yang
kemudian diterima oleh pihak lain.
ð Identifikasi
Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan
atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian
seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
ð Proses simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses dimana
seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan
memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati
adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.
Syarat-syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis,
menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu
dengan kelompok.
Dua Syarat
terjadinya interaksi sosial :
1.
Adanya kontak sosial (social
contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu antarindividu,
antarindividu dengan kelompok, antarelompok. Selain itu, suatu kontak dapat
pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang
lain, perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
oleh orang tersebut.
Bentuk-bentu
Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau
pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian,
namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu,
yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas
sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi
sosial.
Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu
merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan
kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian
untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
2.4. Sistem Sosial Kehidupan
Masyarakat Manokwari
Berbicara mengenai sistem sosial, terkandung sistem nilai
sosial budaya. Koentjaraningrat (1974:25)1 menganggap nilai sosial budaya
sebagai faktor mental yang menentukan perbuatan seseorang atau sekelompok orang
di masyarakat. Sistem nilai budaya terdiri dari konsep-konsepsi yang hidup
dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus
mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu suatu nilai budaya biasanya
berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem-sistem tata
kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkrit, seperti aturan-aturan
khusus, hukum dan norma-norma, semuanya juga berpedoman kepada sistem nilai
budaya.
Semua sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan, akan
berkisar dalam lingkup masalah kehidupan (hakekat hidup), kerja, waktu, alam
atau lingkungan hidup dan hubungan dengan sesama manusia. Sedangkan mengikuti
klasifikasi Alisyahbana (1981:22)2, berusaha memilah-milah berbagai macam nilai
budaya menjadi enam kelompok: Nilai teori, nilai ekonomi, nilai solidaritas,
nilai agama, nilai seni dan nilai kuasa. Pertama nilai teori mendasari
perbuatan seseorang atau sekeklompok orang yang bekerja terutama atas
pertimbangan-pertimbangan rasional. Nilai ini dilawankan dengan nilai agama,
yaitu nilai budaya yang mendasari perbuatan-perbuatan atas pertimbangan
kepercayaan bahwa ‘’sesuatu’’ itu benar. Kedua nilai ekonomi yaitu pertimbangan
utama yang mendasari perbuatan dengan ada tidaknya keuntungan finansial sebagai
akibat dari perbuatannya, dilawankan dengan nilai seni, yakni nilai budaya yang
mempengaruhi tindakan seseorang atau sekelompok orang terutama atas
pertimbangan rasa keindahan atau rasa seni yang terlepas dari pertimbangan
material. Ketiga nilai solidaritas, apabila perbuatan seseorang didasarkan atas
pertimbangan bahwa teman atau tetangganya juga berbuat demikian tanpa
menghiraukan akibat perbuatan itu terhadap dirinya sendiri. Nilai ini
dilawankan dengan nilai kuasa, yaitu budaya yang mendasari perbuatan seseorang
atau sekelompok orang terutama atas pertimbangan baik-buruk untuk kepentingan
diri atau kelompoksendiri..
Keenam jenis nilai tersebut, timbul dari aktivitas budi
manusia, yaitu: (1) nilai teori atau ilmu yang merupakan identitas tiap benda
atau peristiwa, terutama berkait erat dengan aspek penalaran (reasoning) ilmu
dan teknologi; (2) nilai ekonomi, yang mencari dan member makna bagaimana
kegunaan segala sesuatu, berpusat pada penggunaan sumber dan benda ekonomi
secara efektif dan efisien berdasarkan kalkulasi dan pertanggung jawaban; (3)
nilai agama, yang melihat segala sesuatu sebagai penjelmaan kekudusan,
dikonsentrasikan pada nilai-nilai dasar bagi kemajuan kehidupan di dunia dan
akhirat; (4) nilai seni, yang menjelmakan keindahan atau keekspresifan; (5)
nilai kekuasaan, yang merupakan proses vertikal dari organisasi sosial yang
terutama terjelma dalam hubungan politik, ditandai oleh pengambilan keputusan;
dan (6) nilai solidaritas sosial, yang merupakan poros horizontal dari
organisasi, terjelma dalam cinta dan kasih sayang, namun lebih berorientasi
kepada kepoercayaan diri sendiri.
Di dalam suatu masyarakat, seseorang mungkin mendasarkan
perbuatannya terutama atas satu atau beberapa gabungan nilai budaya, sementara
orang lain mendasarkan perbuatan atas nilai lainnya, sehingga sangat sulit
ditarik suatu benang pemisah yang tegas nilai mana yang berlaku dalam
masyarakat tersebut. Meskipun demikian, kiranya dapat diterima bahwa nilai
budaya yang dominan pada masyarakat tradisional adalah nilai solidaritas, nilai
agama, dan nilai seni, sedangkan pada masyarakat maju (modern) nilai budaya
yang dominan adalah nilai teori, nilai ekonomis dan nilai kuasa. Nilai-nilai
tersebut tidaklah tetap begitu saja dari satu generasi ke generasi berikutnya,
melainkan berubah sejalan dengan kemajuan itu sendiri. Satu atau dua nilai
budaya yang lain mengalami pemudaran.
Mengacu pada perbedaan tofografi dan adat istiadat,
penduduk Papua dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, masing-masing: 1)
penduduka daerah pantai dan kepulauan dengan ciri-ciri umum rumah di atas tiang
(rumah panggung) dengan mata pencaharian menokok sagu dan menangkat ikan; 2)
Penduduk daerah pedalaman yang hidup di daerah sungai, rawa danau dan lebah
serta kaki gunung. Umunya mereka bermata pencaharian menangkap ikan, berburu dan
mengumpulkan hasil hutan; 3) Penduduk daerah dataran tinggi dengan mata
pencaharian berkebun dan beternak secara sederhana.
Kelompok asli di Papua terdiri atas 193 suku dengan 193
bahasa yang masing-masing berbeda. Tribal arts yang indah dan telah terkenal di
dunia dibuat oleh suku Asmat, Ka moro, Dani dan Sentani. Sumber berbagai
kearifan lokal untuk kemanusiaan dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik
diantaranya dapat ditemukan di suku Aitinyo, Arfak, Asmat, Agast, Aya maru,
Mandacan, Biak, Ami, Sentani dan lain-lain. Umumnya masyarakat Papua hidup
dalam sistem kekerabatan dengan menganut garis keturunan ayah (patrilinea).
Budaya setempat berasal dari Melanesia. Masyarakat penduduk asli Papua
cenderung menggunakan bahasa daerah yang sangat dipengaruhi oleh alam laut,
hutan dan pegunungan.
Dalam perilaku sosial terdapat suatu falsafah masyarakat
yang sangat unik, misalnya seperti yang ditujukan oleh budaya suku Komoro di
Kabupaten Mimika, yang membuat gendering dengan menggunakan darah. Suku Dani di
kabupaten Jayawijaya yang gemar melakukan perang-perangan, yang dalam bahasa
Dani disebut Win. Budaya ini merupakan warisan turun-temurun dan dijadikan
festival budaya Lembah Baliem. Ada juga rumah tradisional Honai, yang di
dalamnya terdapat mummy yang diawetkan dengan ramuan tradisional. Terdapat tiga
mummy di Wamena; Mummy Aikima berusia 350 tahun, Mummy Jiwika 300 tahun, dan
Mummy Pumo berusia 250 tahun.
Di suku Marin, Kabupaten Merauke, terdapat upacara Tanam
Sasi, sejenis kayu yang dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian upacara
kematian. Sasi ditanam 40 hari setelah hari kematian seseorang dan akan dicabut
kembali setelah 1.000 hari. Budaya Suku Asmat mempunyai empat makna dan fungsi,
masing-masing; (1) melambangkan kehadiran roh nenek moyang; (2) untuk
menyatakan rasa sedih dan bahagia; (3) sebagai suatu lambing kepercayaan dengan
motif manusia, hewan, tetumbuhan dan benada-benda lain; (4) sebagai lambing
keindahan dan gambaran ingatan kepada nenek moyang. Budaya Suku Imeko di
Kabupaten Sorong Selatan menampilkan tarian adat Imeko dengan budaya suku
Maybrat dengan tarian adat memperingati hari tertentu seperti panen tebu,
memasuki rumah baru dan lainnya.
Keagamaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting
bagi kehidupan masyarakat di Papua dan dalam hal kerukunan antar umat beragama
di sana dapat dijadikan contoh bagi daerah lain, mayoritas penduduknya beraga
Kristen, namun demikian sejalan dengan semakin lancarnya transportasi dari dan
ke Papua, jumlah orang dengan agama lain termasuk Islam juga semakin
berkembang. Banyak misionaris yang melakukan misi keagamaan di
pedalaman-pedalaman Papua. Mereka memainkan peran penting dalam membantu
masyarakat, baik melalui sekolah misionaris, balai pengobatan maupun pendidikan
langsung dalam bidang pertanian, pengajaran bahasa Indonesia maupun pengetahuan
praktis lainnya. Misionaris juga merupakan pelopor dalam membuka jalur
penerbangan ke daerah-daerah pedalaman yang belum terjangkau oleh penerbangan
reguler.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dari penjelasan-penjelasan di atas ialah
bahwa kita harus bercermin pada masyarakat tradisional untuk menata hubungan
kita dengan alam demi keberlanjutan hidup mahluk manusia. Masyarakat
tradisional telah berhasil mewariskan bumi ini dalam keadaan tidak tercemar
kepada kita diwaktu sekarang untuk memanfaatkannya dan menikmati kehidupan di
atasnya.
Keberhasilan itu merupakan perwujudan nyata dari ketaatan
mereka terhadap nilai-nilai dan norma-norma serta sikap yang mereka kembangkan
dalam kebudayaannya untuk menjaga dan melestarikan alam. Seringkali norma-norma
dan nilai-nilai itu mereka samarkan dalam kepercayaan-kepercayaan yang mereka
anut sehingga bagi kebanyakan orang di zaman modern ini menganggapnya tidak
rasional dan bahkan kadangkala mencemohkannya. Meskipun demikian jangan lupa,
bahwa strategi-strategi yangmereka gunakan untuk menanamkan dan melaksanakan
nilai-nilai dan norma-norma yang berhubungan dengan pengaturan dan penjagaan
terhadap keseimbangan hubungan mahluk manusia dengan ekosistem dalam rangka menyiapkan
secara lestari kebutuhan manusia itu adalah sangat efektif.
3.2. Saran
Berbagai sumber daya
alam yang dinikmati sekarang sesungguhnya merupakan bukti nyata keberhasilan
masyarakat tradisional pada masa lampau untuk menjaga, melestarikan dan
mewariskannya bagi kita di waktu sekarang. Persoalan bagi kita sekarang adalah
mampukah kita untuk dapat berbuat halyang sama bagi generasi mendatang?
Menurut hemat saya,
bahwa kita yang hidup di zaman sekarang yang lebih rasional dapat menggunakan
kemudahankemudahan teknologi informasi yang merupakan hasil kebudayaan modern untuk
mensosialisasikan dan melaksanakan berbagai kebijakan lingkungan baik tingkat
internasional, regional maupun lokal untuk memanfaatkan dan menata lingkungan
secara lestari demi kepentingan kita di masa sekarang maupun bagi kepentingan
generasi-generasi penerus kita di masa depan.
Saya percaya
bahwakita tidak akan mau kalah dari generasi-generasi pendahulu kita yang
disebut masyarakat tradisional itu. Agar kita dapat berhasil mewariskan bumi
kita ini sebagai tempat yang layak dihuni oleh generasi penerus kita, maka kita
harus komit untuk saling mendukung dan bahu membahu dalam melaksanakan berbagai
upaya pembangunan berkelanjutan secara transparan dan bertanggungjawab.
DAFTAR PUSTAKA
•
Alisyahbana, ST. 1981. Pembangunan
Kebudayaan Indonesian Di Tengah Laju Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta:
Prisma No. II (P3ES)
•
Arifin, Syamsul. 1998.
Spiritualitas Islam dan Peradaban Masa Depan. Yogyakarta: Sipress.
•
Koentjaraningrat (1974).
Rintangan-Rintangan Mental Dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia. Jakarta:
Bharata.
•
Nata, Abuddin. 2000. Islamisasi
Ilmu Pengetahuan dan Konstribusi dalam Mengatasi Krisis Masyarakat Modern.
Dikdaktika: Vol. 1 No. 3.
•
Rokeach. 1982. Teory and Problem
of Psychology. New Delhi: Mc Graw Hill.
•
Soekanto, Soerjono. 1992.
Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta:Rajawali Pers.
•
Tutik, Titik Triwulan dan Trianto.
2008. Dimensi Transendental dan Transformasi Sosial Budaya. Surabaya: Lintas
Pustaka Publisher.
•
The Gau’ 2011 : www.muhsakirmsg.blogspot.com/ makalah
budaya papua.
•
Wonda, Sendius. 2009. Jeritan
Bangsa: Rakyat Papua Barat Mencari Keadilan. Yogyakarta: Galang Press.
terima ksih infonya berguna untuk tugas saya
BalasHapusSama2
Hapustrimakasih atas infonya,,
BalasHapusnuhun infonya
BalasHapustrims, infonya
BalasHapusg bs di save izin to
BalasHapusTHANK
BalasHapushalah ra iso di blok
BalasHapustra pas
BalasHapusterima kasih atas infonya, berguna bagi kami yang belum memahami tentang budaya kami orang papua.
BalasHapussemoga Tuhan Memberkat tugas dan pekerjaan bapak.
makasih om infonya :)
BalasHapusmakasih om infonya sangat bermanfaat :)
BalasHapustdk bsa di blok
BalasHapusterimah kasih banyak
BalasHapustersuwun
BalasHapusmantap broo...
BalasHapusthaks
BalasHapusijin di save
BalasHapusijin disave
BalasHapusizin save
BalasHapus