MAKALAH KONSEP PRIMARY
HEALTH CARE (PHC)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum Deklarasi Alma Ata tahun
1978 tentang Perawatan Kesehatan Utama (PHC), Indonesia
telah mengembangkan berbagai bentuk Puskesmas di beberapa
daerah. Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200
masyarakat kegiatan kesehatan berbasis (CBHA) telah diterapkan dandilaksanakan
dalam masyarakat
Seiring waktu, Puskesmas telah
berkembang pesat dalam berbagai bentuk CBHA dan salah satu dari itu dicatat
sebagai Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima
program utama, yaitu keluargaperencanaan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan
gizi, imunisasi dan diare pencegahan. Selain Posyandu, ada rumah sakit bersalin
desa (VMH) yang dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat
kesehatan ibu dan anak dekat dengan masyarakat jasa
CBHA dapat tumbuh secara progresif
karena didukung oleh pusat kesehatan. Namun, CBHA pergi ke penurunan
ketika krisis moneter pada tahun 1997 meledak yang mengakibatkan
multi-dimensi krisis. Krisis menciptakan reformasi total dalam banyak
aspek, termasuk di sektor kesehatan. Meskipun penting, desentralisasi menguasai
aspek yang paling pembangunan, Termasuk sektor kesehatan. Ini telah
benar-benar mengubah model perencanaan, yang sebelumnya adalah sentralisasi
menjadi tergantung pada masing-masing kabupaten. Ini memiliki implikasi
pada prioritas pengaturan masing-masing kabupaten.
Banyak perhatian lebih pada
pemerintah daerah aspek kuratif daripada promotif dan tindakan pencegahan.
Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor termasuk kesehatan
mulai menghidupkan kembali dan merevisi prioritas mereka untuk skala yang
lebih baik. Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai Depkes dirumuskan
dan dijelaskan ke 4 strategi utama yaitu:
1.
Untuk mengaktifkan dan memberdayakan
masyarakat hidup sehat
2.
Untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan berkualitas
3.
Untuk meningkatkan sistem informasi
surveilans, monitoring dan kesehatan
4.
Untuk meningkatkan pembiayaan
kesehatan
Semua strategi di atas terkait
dengan Primary Health Care, dua yang pertama pada nomor 1 dan 2 erat terkait
dengan perawatan kesehatan primer. Hal itu menunjukkan peran pentingnya Primary
Health Care dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
Oleh karena itu, maka kami membuat
makalah ini untuk membuka wawasan pembaca mengenai konsep dasar sebenarnya dari
Primary Health Care itu sendiri dan membahas pengimplementasiannya di
Negara Indonesia khususnya di tengah masyarakat sekitar.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Konsep Primary Health
Care (PHC).
2.
Perkembangan Primary Health Care
(PHC) di Indonesia.
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.
Untuk mengetahui konsep Primary
Health Care (PHC) secara umum.
2.
Untuk mengetahui latar belakang
Primary Health Care (PHC).
BAB ll
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP PRIMARY HEALTH CARE (PHC)
Pelayanan kesehatan primer atau PHC
merupakan pelayanan kesehatan essensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara
universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Fokus dari pelayanan
kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan
kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana
konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut serta mencapai
tujuan umum kesehatan yang lebih baik.
Akses ke pelayanan kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan negara bertanggung jawab untuk memenuhinya. Di
beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, pelayanan kesehatannya tumbuh
menjadi industri yang tak terkendali dan menjadi tidak manusiawi. Mengalami hal
yang oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “the commercialization of
healthcare in unregulated health systems”.Kondisi ini ditandai dengan maraknya
komersialisasi pelayanan dan pendidikan, yang dipicu oleh pembiayaan kesehatan
yang belum baik.
Setelah deklarasi Alma Ata (1978),
program kesehatan menjadi gerakan politik universal. Deklarasi ini telah
menjadi tonggak sejarah peradaban manusia.Kesehatan diakui sebagai hak asasi
manusia tanpa memandang status sosial ekonomi, ras, dan kewarganegaraan,
agama,dan gender.
Sebagai hak asasi manusia, kesehatan
menjadi sektor yang harus diperjuangkan,serta mengingatkan bahwa kesehatan
berperan sebagai alat pembangunan sosial,dan bukan sekadar hasil dari kemajuan
pembangunan ekonomi semata.
Kesadaran ini melahirkan konsep
primary health care (PHC) yang intinya: Pertama, menggalang potensi pemerintah-
swasta-masyarakat lintas sektor, mengingat kesehatan adalah tanggung jawab
bersama. Kedua, menyeimbangkan layanan kuratif dan preventif serta menolak
dominasi elite dokter yang cenderung mengutamakan pelayanan rumah sakit,
peralatan canggih, dan mahal. Ketiga, memanfaatkan teknologi secara tepat guna
pada setiap tingkat pelayanan. Berbagai negara di belahan dunia, seperti di Uni
Eropa, Amerika Latin, serta di beberapa negara Asia, berhasil menata kembali
sistem kesehatannya dengan kembali menerapkan primary health care (PHC) sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan.
2.1.1 DEFINISI PHC
Primary Health Care ( PHC ) adalah
pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis,
ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan
biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
Pelayanan Kesehatan Primer / PHC
merupakan strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari
pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang
bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial
bisa diraih, dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian
yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam
menentukan sesuatu tentang kesehatan.
2.1.2 UNSUR
UTAMA PHC
Tiga unsur utama yang terkandung
dalam PHC adalah sebagai berikut :
a.
Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
b.
Melibatkan peran serta masyarakat
c.
Melibatkan kerjasama lintas sektoral
2.1.3 PRINSIP
PHC
Pada tahun 1978, dalam konferensi
Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi global
guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut :
a. Pemerataan
upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan
menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan layanan lainnya untuk
memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan sama bagi
semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi
perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial.
b. Penekanan
pada upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya
kesehatan yang meliputi segalausaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan dengan peran serta individu agar berprilaku sehat serta
mencegah berjangkitnya penyakit.
c. Penggunaan
teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi medis harus disediakan
yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya
penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).
d. Peran
serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi
masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari lokal, nasional dan sumber
daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah proses di mana individu
dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di
sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam
pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan
atau selama pelaksanaan.
Masyarakat perlu berpartisipasi di
desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih
mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas yang minim.
e. Kerjasama
lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam
sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan
kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup,
sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya keamanan makanan), pendidikan,
komunikasi (misalnya menyangkut masalah kesehatan yang berlaku dan metode
pencegahan dan pengontrolan mereka); perumahan; pekerjaan umum (misalnya
menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan sanitasi dasar) ; pembangunan
perdesaan; industri; organisasi masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah daerah ,organisasi-organisasi sukarela ,
dll).
2.1.4 PROGRAM-PROGRAM PHC
Program – program PHC antara lain :
1.
Asuransi kesehatan
2.
Pos obat desa
(POD)
3.
Tanaman obat keluarga (TOGA)
4.
Pos kesehatan
5.
Kemitraan dengan sector diluar
kesehatan
6.
Peningkatan pemberdayaan masyarakat
7.
Upaya promotif dan preventif
8.
Pelayanan kesehatan dasar
9.
Tenaga kesehatan sukarela
10.
Kader kesehatan
11.
Kegiatan peningkatan pendapatan
(perkreditan, perikanan, industri rumah tangga)
Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki
8 elemen essensial yaitu :
a.
Pendidikan mengenai masalah
kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya
b.
Peningkatan penyedediaan makanan dan
perbaikan gizi
c.
Penyediaan air bersih dan sanitasi
dasar
d.
Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
e.
Imunisasi terhadap penyakit-penyakit
infeksi utama
f.
Pencegahan dan pengendalian penyakit
endemic setempat
g.
Pengobatan penyakit umum dan ruda
paksa
h.
Penyediaan obat-obat essensial
2.1.5 TUJUAN
PHC
·
TUJUAN UMUM
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasaan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasaan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
·
TUJUAN KHUSUS
1.
pelayanan harus mencapai keseluruhan
penduduk yang dilayani
2.
pelayanan harus dapat diterima oleh
penduduk yang dialami
3.
pelayanan harus berdasarkan
kebutuhan medis dari populasi yang dilayani
4.
pelayanan harus secara maksimum
menggunakan tenaga dan sumber-sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat.
2.1.6 RUANG LINGKUP PHC
a.
Pendidikan mengenai masalah
kesehatan dan cara
b.
pencegahan penyakit serta
pengendaliannya.
c.
Peningkatan penyediaan makanan dan
perbaikan gizi
d.
Penyediaan air bersih dan sanitasi
dasar.
e.
Kesehatan ibu dan anak termasuk
keluarga berencana
f.
Immuniasi terhadap penyakit-penyakit
infeksi utama
g.
Pencegahan dan pengendalian penyakit
endemik setempat
h.
Pengobatan penyakit umum dan ruda
paksa.
i.
Penyediaan obat-obat essensial.
2.1.7 CIRI-CIRI PHC
a.
Pelayanan yang utama dan intim
dengan masyarakat
b.
Pelayanan yang menyeluruh
c.
Pelayanan yang terorganisasi
d.
Pelayanan yang mementingkan
kesehatan individu maupun masyarakat
e.
Pelayanan yang berkesinambungan
f.
Pelayanan yang progresif
g.
Pelayanan yang berorientasi kepada
keluarga
h.
Pelayanan yang tidak berpandangan
kepada salah satu aspek saja
2.1.8 FUNGSI PHC
PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut:
PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.
Pemeliharaan kesehatan
2.
Pencegahan penyakit
3.
Diagnosis dan pengobatan
4.
Pelayanan tindak lanjut
5.
Pemberian sertifikat
2.2 PERKEMBANGAN PHC DI INDONESIA
PHC merupakan hasil pengkajian,
pemikiran, pengalaman dalam pembangunan kesehatan dibanyak Negara yang diawali dengan
kampanye masal pada tahun 1950-an dalam pemberantasanpenyakit menular, karena
pada waktu itu banyak Negara tidak mampu mengatasi dan menaggulangiwabah
penyakit TBC, Campak, Diare dsb.
Pada tahun 1960 teknologi Kuratif
dan Preventif dalam struktur pelayanan kesehatan telahmengalami kemajuan.
Sehingga timbulah pemikiran untuk mengembangkan konsep ”Upaya DasarKesehatan ”.
Pada tahun 1972/1973, WHO mengadakan
studi dan mengungkapkan bahwa banyak negaratidak puas atas sistem kesehatan
yang dijalankan dan banyak issue tentang kurangnya pemerataanpelayanan
kesehatan di daerah – daerah pedesaan. Akhirnya pada tahun 1977 dalam
SidangKesehatan Sedunia ( World Health Essembly ) dihasilkan kesepakatan
”Health For All by The Year 2000 atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 dengan
Sasaran Semesta Utamanya adalah :”Tercapainya Derajat Kesehatan yang
Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik SecaraSoial Maupun Ekonomi”.
Oleh karena itu untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan perubahanorientasi dalam pembangunan kesehatan yang
meliputi perubahan – perubahan dari :
·
Pelayanan Kuratif ke Promotif dan
Preventif
·
Daerah Perkotaan ke Pedesaan
·
Golongan Mampu ke Golongan
Masyarakat Berpenghasilan Rendah
·
Kampanya Massal ke Upaya Kesehatan
terpadu.
2.3.
PENERAPAN PHC DI INDONESIA
MELALUI PKMD
2.3.1.
Definisi PKM
Pembangunan
kesehatn masyarakat desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang
dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri
sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhanya dibidang kesehatan
dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera.
PKMD adalah kegiatan yang dilakuakn oleh masyarakat dari masyarakat untuk
masyarakat. Pengembanagan dan pembinaanyang dilakukan oleh pemerintah adalah
suatu pendekatan, buku program yang berdiri sendiri.
2.3.2.
Tujuan PKMD
1)
Tujuan umum
Untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam rangka
meningkatkan mutu hidup.
2)
Tujuan khusus
(a)
Menumbuhkan kesadaran masyarakat
akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam
meningkatkan mutu hidup mereka.
(b)
Mengembangkan kemampuan dan
prakarsamasyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam
meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
(c)
Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga
masyarakat setempat yang mampu, trmpil serta brperan aktif dalam kegiatan
pembangunan desa.
(d)
Meningkatkan kesehatan masyarakat
dalam arti memenuhi beberapa indicator:
(1)
Angaka kesakitan menurun
(2)
Angka kematian menurun, terutama
angka kematian bayi dan anak
(3)
Angka kelahiran menurun.
(4)
Menurunnya angka kekurangan gizi
pada anak balita.
2.3.3.
Ciri- ciri PKMD
1)
Kegiatan dilaksanakan atas dasar
kesadaran, kemempuan prakarsa masyarakat sendiri, dalam arti bahwakegiatan
dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan
oleh masyarakat sendirisebagai kebutuha.
2)
Perencanan kegiatan ditetapkan
oleh masyarakat secara musyawara dan mufakat.
3)
Pelaksanaan kegiatan berdasarkan
pada peran serta aktif dan swadaya masyarakat dalam arti memanfaatkan secara
optimal kemampuan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat.
4)
Masukan darui luar hanya bersifat
memacu, melengkapi dan menunjang tidak mengakibatkan ketergantungan
5)
Kegiatan dilakukan oleh
tenaga-tenaga masyarakat setempat.
6)
Memanfaatkan teknologi tepat guna.
7)
Kegiatan yang dilakukan
sekurang-kurangnya mencakupsalah satu dari 8 unsur PHC.
2.3.4.
Prinsip-prinsip PKMD
1)
Kegiatan masyarakat sebaiknya
dimulai dengan kegitan yang memenuhi kebutuhan masyarakat setempat walaupun
kegiatan tersebutbukan merupakan kegiatan kesehatan secara langsung. Ini
berarti bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kegiatan saja, melainkan
juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung
peningkatan taraf kesehatan.
2)
Dalam membina kegiatan masyarakat
diperlukan kerjasama yang baik:
(a)
Antar
dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga lainnya yang bersangkutan.
(b)
Antar
dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat.
Dalam hal ini
masyarakat jika tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri, maka
pelayanan langsung diberikan oleh sector yang bersangkutan.
3.
Wadah kegiatan PKMD
Kegiatan
OKMD merupakan bagian bagian integral dari pembangunan desa, sedangkan wadah
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa adalah LKMD(Lembaga Ketahanan
Masyarakat desa), maka dengan sendirinya wadah kegiatan PKMD adalah LKMD.
Sesuai surat keputusan presidan Nomor: 28 tentang” penyempurnaan dan penempatan
fungsi lembaga swadaya desa menjadi LKMD. Maka pada dasaranya LKMD merupakan
wadah partisipasi masyarakatdalam pembangunan desa.
Pembangunan PKMDyang
bersifat lintas sektoral dengan sendirinya merupakan bagian dari tugas tim
pembinaan LKMD.
4.
Hal-hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan kegiatan PKMD
1)
Masyarakat perlu dikembangkan
pengertian yang benar tentang kesehatan dan tentang programan-perograman yang
dilaksanakan pemerintah.
2)
Masyarakat perlu dikembangkan
kesadaranya akan potensi dan sumber daya yang memiliki serta harus dikembangkan
dan dibina kemampuan dadan keberanianya, untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkamutu hidup dan
kesejahteraan mereka.
3)
Sikap mental pihak penyelenggaraan
pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan
potensi untuk menolong diri mereka sendiri, dalam meningkatkan mutu hidup dan
kesejahteraan mereka.
4)
Harus ada kepekaan dari pada para
Pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan
secara wajar dan tepat.
5)
Harus ada keterbukaan dan
interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik antara Pembina maupun antara
Pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung
kegiatan PKMD.
5.
Strategi pembinaan
1)
Tim pembinaan PKMD dimasing-masing
tingkat sekaligus dijadikan sebagai forum koordinasi dimasing-masing tingkat.
2)
Setiap kegiatan partisipasi
masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu sector, terlebih dahulu dibahas
dalam forum kooordinasi, untuk memungkinkan bantuan dari sector-sektor lain
untuk menghindari tumpang tindih.
3)
Jenis bantuan apapun yang akan
dijalankan harus sesalu berdasarkan pada proporsi kebutuhan masyarakat
setempat.
4)
Seluruh tahap kegiatan, mulai dari
persiapan, perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pembinaan sampai pada
perluasan, dilakukankan oleh masyarakat sendiri dan dimana perlu dibantu oleh
pemerintah secara lintas program dan lintas secara sektoral.
5)
Wadah kegiatan PKMD adalah lembaga
ketahanan masyarakkat desa (LKMD) sesuai surat keputusan presiden Nomor. 28 tentang ”penyempurnaan dan penetapan
fungsi lembaga swadaya desa menjadi LKMD. Maka pada dasarnya LKMD merupakan
wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
6.
Mekanisme pembinaan peran serta
masyarakat dalam PKMD
Untuk
mengenal masalah dan kebutuhan mereka
sendiri, masyarakat mendapatkan bimbingan dan motivasi dari puskesmas yang
bekerjasama dengan sector-sektor yang bersangkutan.
Dalam
hal ini masalahdan kebutuhan masyarakat tidak mungkin diatasi sendiri, maka
pelayanan langsung diberikan oleh puskesmas dan atau sector yang bersangkutan.
Bagian dari mekanisme pemetaan PKMD dapat dilihat sebagai berikut :
6.3.
PONED DAN PONEK
PONED adalah pelayanan kegawatdaruratan obstetric neonatal
esensial dasar, yang dilakukan pada tingkat pelayanan primer.komponen didalam
PONED adalah agar pada tingkat pelayanan primer mampu memberikan pertolongan
kegawatdaruratan pada kasus-kasus:
a.
infeksi nifas.
b.
perdarahan post partum.
c.
pre-eklampsia dan eklampsia.
d.
distosia bahu dan ekstraksi vakum.
e.
resusitasi neonates.
Pertolongan pada kasus krgawatan obstetric neonatal sacara
tepat akan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Seperti telah diketahui bahwa penyebab terbanyak kematian ibu (90%)disebabkan
oleh komplikasi obstetri,seperti pre-eklampsia/eklampsia, perdarahan, infeksi,
dan partus macet. Untuk itulah departemen kesehatan melaksanakan berbagai
program untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi serta mengupayakan
pelayanan tersebut sedekat mungkin pada ibu hamil.
Dengan demikian upaya PONED merupakan rerobosan pelayanan
kessehatan pada ibu supaya pemerintah mampu mendekatkan pelayanan
kegawwatdaruratan obstetri mungkin pada masyarakat. Dengan cara itu pemerintah
mampu memcegah keterlambatan dalam pertolongan dan keterlambatan dalam merujuk
kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric
dan neonatal. PONED juga dilakukan dalam rangka upaya penyampaian tiga
pesan kunci Making Pregnancy Safer
(MPS), yaitu:
a.
setiap persalinan harus ditolong
oleh tangan kesehatan terlatih,
b.
setiap komplikasi obstetri
memndapat pelayanan oleh tenaga kesehatan terlatih dan
c.
setiap wanita subur mempunyai
akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan
komplikasi keguguran.
Oleh karena itu
didalam konsep PONED setiap tenaga kesehatan di unit pelayanan kesehatan dasar,
khususnya puskesmas rawat inap harus dapat memberikan pelayanan yang tertampil
dalam pelayanan komplikasi obstetri dan neonatal yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan.
Adapun PONEK adalah pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal emergency komprehensif. Artinya
bahwa setiap tenaga kesehatan di unit pelayanan menengah, khususnya rumah sakit
tingkat kabupaten harus dapat memberikan pelayanan yang terampil dalam
penanganan kasus rujukan komplikasi obstetri dan neonatal dari unit pelayanan
dasar, sehingga tidak terjadi keterlambatan pertolongan di tingkat pelayanan
rujukan yang seharusnya mampu menangani kasus-kasus komplikasi obstetri.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
PHC merupakan hasil pengkajian,
pemikiran, pengalaman dalam pembangunan kesehatan dibanyak negara yang diawali
dengan kampanye masal pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular,
karena pada waktu itu banyak negara tidak mampu mengatasi dan menaggulangi
wabah penyakit TBC, Campak, Diare dan
sebagainya.
Primary Health Care ( PHC ) adalah
pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis,
ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun
keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan
biaya yang dapatterjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara
setiap tingkatperkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self
reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).
Lima prinsip PHC sebagai berikut :
a.
Pemerataan upaya kesehatan
b.
Penekanan pada upaya preventif
c.
Penggunaan teknologi tepat guna
dalam upaya kesehatan
d.
Peran serta masyarakat dalam
semangat kemandirian
e.
Kerjasama lintas sektoral dalam
membangun kesehatan
3.2. SARAN
Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan
melaui pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat
kesehatan berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti
Rumah Bersalin Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu
(ISP atau Posyandu). Secara administratif, Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349
Kabupaten dan 91 Kotamadya, 5.263 Kecamatan dan 62.806 desa.
Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga) strategi utama, yaitu kerjasama
multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat. Dan sampai saat ini semua
penerapan itu telah berjalan meskipun ada beberapa hambatan dalam
pelaksanaannya.
·
Vaughan, Morrow, 1993, Panduan
Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
·
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti
·
M. N. Buston, 1977, Pengantar
Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta
·
M. N. Buston, 1977, Epidemiologi
penyakit Tidak Menular, Rineka Cipta, Jakarta
·
Azrul Azwar, 1989, Penanggulangan
Wabah oleh Puskesmas, Binarupa, Jakarta
·
Noor Nasri N, 1997, Dasar
Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta
·
Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
·
Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Binarupa, Jakarta
·
Bambang, 1990, Dasar dasar Epidemiologi
makasi y materinya lengkap bgttt..
BalasHapusSama2 dik...
Hapusbolehkah saya copy file ini untuk pembelajaran saya?
BalasHapusSilahkan dik, blog ini dibuat untuk saling berbagi...semoga bermanfaat..
Hapusmas,saya ada tugas kampus,..tp materinya dicopy ko ndakbisa,.. gmn ya?
Hapusfemy : dimatikan java scriptx pada browsernya...
Hapusblh save gak :(?
BalasHapusBoleh....semoga bermanfaat.
Hapusthanks info'a... boleh d copy g'...???
BalasHapusSilahkan dinda...tks udh berkunjung..
Hapusthx i9nfox
BalasHapusSm2...
Hapusthx infox, boleh copy ga?
BalasHapuslagi butuh banget, makasih :)
Boleh...Silahkan...
Hapussipp materinya :)
BalasHapusThankz kunjungannya...
Hapusmakasih
BalasHapussama2 dik...thankz atas kunjungannya...
Hapusmaterinya memuaskan ,,, :)
BalasHapusthankz,...
Hapusboleh copas ngak mas??
BalasHapussilahkan...
Hapusthanks yach sudah berbagi
BalasHapussm2..
Hapuskok ga bisa di copy sich.....??
BalasHapusMatkan Java Scriftnya di browsernya..
Hapusbagus banget materinya
BalasHapusMakasih...
Hapusbagus materinya
BalasHapusThankz..
Hapusd save ble gk ne???
BalasHapusBoleh..
Hapusboleh di save gx ? tp ko tidak bisa di copy iya.
BalasHapusBoleh...matikan java script pada browsernya,..
Hapusgmn ngesave nya:(
BalasHapusDimatikan java script pada browsernya dik...
Hapusdimatikan java scriptnya pada browser maksudnya apaan???
BalasHapusMaksudnya pada browsernya masuk di setting trs un ceklis java scriptnya
Hapusizin copy materinya ....
BalasHapusSilahkan
Hapusboleh mntak bahannya..
BalasHapusSilahkan
Hapusboleh minta bahan materinya ? trus gmana ngopi nya?
BalasHapusterimakasih
Boleh, silahkan matikan java scriptnya pada browsernya dik
Hapuscara matikan java script nya gmn yaa mas ?
BalasHapusMasuk di setting browsernya dik
Hapusmakasih...:)
BalasHapussm2
Hapusboleh minta materinya ???
BalasHapussilahkan
Hapusmakasi
BalasHapussm2
Hapusmaterinya bagus, izin kopi ya.....tks
BalasHapussilahkan
Hapusijin copy
BalasHapussilahkan
Hapustrimakasih gan materinya. semoga jaya
BalasHapusSANGAT BERMANFAAT
BalasHapusmakalah ini sangat bermanfaat
BalasHapusabang izin copy ya!!!
BalasHapusthanks before
sangat membantu ...
BalasHapussangat,,sangat membantu,, thanks,,
BalasHapushebat
BalasHapusSya kopas kaka..
BalasHapusSANGAT BERMANFFAT
BalasHapusSANGAT BERMANFFAT
BalasHapusSANGAT BERMANFFAT
BalasHapusMaterinya ringkas dan sangat jelas, makasih
BalasHapusterimaksihh...
BalasHapusmaterinya jelas
BalasHapusmaterinya jelas
BalasHapusboleh minta materinya gk?
BalasHapusbisa nggak saya minta materinya ?
BalasHapusgmana cara ngopyx mas? lg butuh utk tugas kuliah
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmemuaskan
BalasHapussangat membantu
BalasHapusSangat bermanfaat sekali
BalasHapusSANGAT MEMBANTU
BalasHapussgt membantu
BalasHapusmakasih om
BalasHapusbisa copas ngak kak
BalasHapusterima ksh ilmux..
BalasHapus