Laman

Selasa, 26 Juli 2011

ASKEP BARTHOLINITIS


                     I.     Pengertian Bartholinitis
Glandula bartholini ini terletak pada orifisium vaginae,. Kelenjar bartholini merupakan kelenjar yang mengalirkan pelumas.sekresi kelenjar ini normalnya alkali dan apabila fungsi untuk mempertahankan kelembaban yang di perlukan untuk kesehatan membran mukosanya.bartholinitis adalah infeksi pada kelenjar bartholin ,juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita, biasanya pembengkakan disertai rasa nyeri hebat bahkan penderitanya sampai tidak bisa berjalan dan disertai demam dan berwarna kemerahan.
                   II.  Etiologi

Etiologi dari bartholinitis adalah infeksi kuman pada kelenjar bartholin yang terletak pada bagian dalam vagina agak keluar mulai dari chlamidia,gonore dsb. Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina.
Etiologi akibat infeksi di bagi 2 yaitu:
·                     Infeksi alat kelamin bagian bawah
Ø    Virus: condiloma acuminata,herpes simplek
Ø    Jamur: candida
Ø    Protozoa: amubiasis,trichomoniasis
Ø    Bacteri: neisseria gonore
·                     Infeksi alat kelamin wanita bagian atas
Ø    Clamidia trachomosisdan parotitis epidemika
Ø    Jamur: asinomises
Ø    Bakteri: neiseria gonore,staphilococus dan e colli

                  III.  Patofisiologi
Cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga di sebut sebagai kista kuman dalam vagina akhirnya menginfeksi kelenjar bartolin sehingga kelenjar bartolin menjadi tersumbat terjadilah pembengkakan,jika tidak ada infeksi maka tidak akan ada keluhan.

                 IV. Tanda dan gejala
·   Vulva : perubahan warna kulit timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan
·   Kelenjar membengkak, nyeri bila berjalan atau duduk, bisa disertai demam.
·    Kebanyakan wanita penderita datang dengan keluhan keputihan,gatal, sakit saat buang air dan    terdapat benjolan di sekitar alat kelamin
·   Abses pada daerah kelamin
·   Pemeriksaan fisik di temukan cairan mukoid berbau dan bercampur darah.

                  V.  Pengobatan

Biasanya penderita bartholinitis berobat karena nyeri. Bartholinitis juga dapat menjadi abcess karena saluran kelenjar tertutup  dan berlangsung proses penahanan di dalam kelenjar.
Abcess ini      merupakan bahaya bagi terjadinya infeksi nifas. Oleh karena itu abcess harus di sembuhkan terlebih dahulu sebelum tiba masa persalinan. Yang belum memasuki masa persalinan di obati dulu dengan obat obat sulfa seperti sulfadiazin dan eklosin, yang sudah tenang di insisi atau kelenjar yang mengandung nanah di angkat seluruhnya.(marsupialisasi)
Kista bartholin biasanya kecil antara ukuran ibu jari dan bola pingpong,tidak terasa nyeri dan tidak menggangu koits, bahkan kadang tidak disadarioleh penderita.
Sebaiknya kista pada ibu hamil di biarkan saja dan baru di angkat  kurang lebih 3 bulan setelah persalinan. Apabila   kista sering meradang walaupun sudah di obati berlang kali atau apabila kista sangat besar sehingga di khawatirkan akan pecah sewaktu melahirkan ,maka sebaiknya kista tersebut di angkat  dalam keadaan tenang.sebelum lahir ada kalanya kista sangat besar dan baru di ketahui sewaktu wanita sudah dalam persalinan.
Dalam hal demikian di lakukan pungsi dan cairan di keluarkan walaupun ini bukan therapi tetap. Setelah selesai marsupialisasi baru di lakukan.

                 VI.  Pemeriksaan penunjang
·                     Laboratorium
·                     Vulva
·                     In spekulo
               VII.  Pengkajian (data fokus)
·                     Perubahan warna kulit
·                     Udema
·                     Cairan pada kelenjar
·                     Nyeri
·                     Benjolan pada bibir vagina
·                     Bau cairan
·                     Jumlah dan warna urin

                                    VIII.   Diagnosa yang mungkin timbul
·                       Defisit perawatan diri b.d keterbatasan gerak
·                       Kerusakan integritas kulit b.d oedema pada kulit
·                       Nyeri b.d keadaanluka
·                       Kurang pengetahuan b.d kurang pemahaman terhadap sumber informasi
·                       Disfungsi sexual b.d proses penyakit
                                       IX.   Intervensi
·                       Bantu klien untuk memenuhi hygiene pribadi
·                       Pantau keadaan luka
·                       Berikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan diri
·                       Kaji tingkat nyeri klien
Gunakan cara interaktif yang berfokus pada kebutuhan untuk membuat penyesuaian praktek sexual atau untuk meningkatkan koping terhadap gangguan masalah sexual.

Sumber :
- muhsakir gau/ASKEP BARTHOLINITIS /2009/
-http://muhsakirmsg.blogspot.com//

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Untuk Perbaikan Postingan Selanjutnya !