Laman

Rabu, 20 Februari 2013

MAKALAH KANKER SERVIKS


BAB1
PENDAHULUAN
1.1.       Latar belakang
Belakangan ini kita sering mendengar mengenai “kanker serviks”. Kanker ini memang momok bagi perempuan. Menurutdata, di Indonesia ini diperkirakan setiap satu  jam ada satu orang yang meninggal akibat dari kanker serviks.
Kanker ini merupakan pembunuh wanita yang menakutkan.Kanker serviks atau kanker leher rahim biasa juaga disebut kanker Mulut rahim. Mengingat fakta yang Mengerikan ini, maka berbagai tindakan pencegahan dan pengobatan telah dibuat untuk mengatasi kanker serviks atau kanker leher rahim. Dimana kanker ini disebabkan oleh Virus HPV (Human papillomavirus).
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, perubahan untuk menjadi sel kanker memekan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun.Kanker ini biasanya terjadi pada umur 30 sampai dengan 50 tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan dan kesehatan seksual. 
1.2.    Rumusan Masalah
1.      Pengertian Kanker Serviks
2.      Penyebab Kanker Seviks
3.      Gejala – gejala Kanker Servikr
4.      Stadium Kanker serviks
5.      Pencagahan Kanker Serviks
6.      Pengobatan Kanker Serviks

1.3.       Tujuan
Makalah ini kami buat dengan tujuan agar kita mampu Menghindari   Kanker serviks atau setidaknya Mencegah Kanker Serviks dan Mengetahui gejala – gejala Kanker Serviks, serta Mampu Mengobati Kaker Serviks.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Kanker Serviks
Penyakit kanker leher rahim yang istilah kesehatannya adalah kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu liang senggama (vagina).
Kanker Serviks adalah keganasan yang bermula pada sel-sel serviks (leher rahim). Kanker serviks dimulai pada lapisan serviks. Terjadinya kanker sangat perlahan. Pertama, beberapa sel normal berubah menjadi sel-sel prakanker, kemudian berubah menjadi sel kanker. Perubahan ini disebut dispalasia dan biasanya terdeteksi dengan tes pap smear.

2.2.    Morfologi  Kanker Serviks

Virus HPV diduga kuat sebagai penyebab utama kanker Serviks.
Virus HPV akan menyernag selaput di dalam mulut dan kerongkongan. Serviks, serta anus. Apabila tidak segera terdeteksi, infeksi virus HPV menyebabkan terbentuknya sel-sel prankanker serviks dalam jangka panjang.
      Berikut ini beberapa faktor resiko terjadinya kanker serviks:
a.       Merokok
Wanita yang merokok memiliki kemungkinan dua kali lipat terkena kanker serviks dibandingkan mereka yang tidak merokok.
b.      Infeksi HIV
Seorang wanita yang terjangkit HIV memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang dapat memerangi Infeksi HPV maupun kanker pada stadiun awal.
c.       Infeksi bakteri klamidia
Beberapa penelitian menemukan bahwa wanita yang memiliki sejarah atau infeksi klamidia saat ini, memiliki resiko kanker serviks lebih tinggi.

d.      Pil KB
Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dapat menikatkan resiko terjadinya kanker serviks.
e.       Hamil lebih dari tiga kali
Wanita yang menjalani tiga kali atau lebih proses kehamilan memeiliki resiko terjadinya kanker serviks lebih tinggi.
f.       Hamil pertama pada usia muda
Wanita yang hamil pertama pada usia dibawah umur 17 tahun hampir selalu dua kali lebih memungkinkan terkena kanker serviks pada usia tuanya jika dibandingkan dengan wanita yang menunda kehamilanya hingga berusia 25 tahun atau lebih.
g.      Riwayat Keluarga
Apabila ibu atau kakak perempuan anda menderita kanker serviks, resiko anda terkena kanker ini mencapai dua atau tiga kali lipat dibandingkan orang yang tidak ada riwayat kanker serviks pada keluarga.

2.3.    Gejala – gejala Kanker Serviks

Pada tahap awal sering sering tidak ada tanda – tanda yang khas namun, kadang ditemukan gejala – gejal sebagai berikut ;
a.    Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
b.    Pendarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi pendarahan yang abnormal.
c.    Timbulnya pendarahan setelah masa menopause.
d.   Pada fase Inpansif dapat keluar cairan warna kuning – kuning, berbau dan dapat bercampur dengan darah.
e.    Timbul gejala – gejala anemia bila terjadi pendarahan Kronis.
f.     Timbul nyeri Panggul atau perut dibagian bawah bila ada radang panggul.
g.    Pada stadium Lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rectum).

Seperti layaknya kanker, jenis kanker juga mengalami penyebaran (metastasis). Penyebaran kankerserviks ada tiga macam, yaitu :
a.    Melalui Pembuluh Limfe (limfogen) Menuju kelenjar getah bening lainya.
b.    Melalui Pembuluh darah (hematogen).
c.    Penyebaran langsung ke parametrium, korpus uterus, vagina, kandung kencing.

2.4.    Stadium Kanker serviks
Penentuan stadium pada pasien kanker serviks sangat penting. Hal ini berkaitan dengan jenis pengobatan dan prospek pemulihan yang akan dilakukan. Stadium kanker serviks sebagai berikut :

Stadium
Keterangan
0
Kanker serviks stadium 0 bisa disebut karsinoma in situ. Sel abnormal hanya ditemukan di dalam lapisan serviks.
I
Kanker hanya ditemukan pada leher rahim.
II
Kanker yang telah menyebar diluar leher rahim, tetapi tidak menyebar ke kedinding pelvis atau sepertiga bagian bawah Vagina.
III
Kanker yang telah menyebar hingga sepertiga bagian bawah Vagina. Mungkin telah menyebar kedinding panggul dan atau telah menyebabkan ginjal tidak berfungsi.
IV
Kanker telah menyebar kekandung kemih, rektum, atau bagian tubuh lain seperti paru-paru, tulang, dan hati.



2.5.    Pencegahan Kanker Serviks

·      Kanker Serviks dapat dicegah dengan “skrining” yang dinamakan PAP SMEAR dan skrining ini sangat Efektif karena pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak sakit.Skrining bertujuan untuk mengetahui adanya kegansan (kanker) dengan Mikroskop.
·      Sekarang juga sudah ditemukan Vaksin untuk mencegah kanker serviks, bahkan Vaksin ini dapat diberikan pada remaja putri mulai usia 10 tahun. Dengan melakukan Vaksinasi ini pencegahan dapat dilakukan, dan bagi wanita yang aktif  atau sudah berhubungan seksual harus rutin melakukan PAP SMEAR atu Inspeksi Visual.
·      Memiliki pola makanan yang sehat, yang kaya dengan sayuran, buah sereal untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.
·      Hindari merokok.
·      Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda.
·      Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
·      Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan Vagina toilet.

2.6.    Pengobatan Kanker Serviks

a.       Operasi
Ada beberapa jenis operasi untuk pengobatan kanker serviks. Beberapa pengobatan melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi). Daftar ini mencangkup beberapa jenis opersi yang paling umum di lakukan pada pengobatan kanker serviks.
1.      Cryosurgery
Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan kedalam Vagina dan leher rahim. Cara ini dapat membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukanya. Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ada di dalam leher rahim (stadium 0), bukan kanker invasif yang telah menyebar keluar leher rahim.
2.      Bedah Laser
Cara ini menggunakan sebuah sinar laser untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian kecil jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya di gunakan sebagai pengobatan kanker serviks pra-invasif (stadium 0).
3.      Konisasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan di angkat dari leher rahim. Pemotongan dilakukan menggunakan pisau bedah, laser atau kawat tipis yang di panaskan oleh listrik. Pendekatan ini dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal(stadium 0 atau 1).
4.      Histerektomi
         Histerektomi sederhana
Cara kerja metode ini adalah mengankat rahim, tetapi tidak mencangkup jaringan yang berada didekatnya. Vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat. Rahim dapat diangkat dengan cara operasi dibagian depan perut atau melalui vagina.
Setelah dilakukan operasi ini, seorang wanita tidak bisa hamil. Histerektomi digunakan untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium  awal (stadium 1) dan mengobati kanker stadium prakanker (stadium 0) jika sel-sel kanker ditemukan pada batas tepi konisasi.
         Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul
Pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, Vagina bagian atas yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening yang berada di daerah panggul. Opersi ini paling sering di lakukan melalui pemotongan bagian depan perut, bukan dilakukan melalui vagina.
5.      Trachlektomi
Sebuah prosedur yang disebut trachlektomi radikal memungkinkan wanita muda dengan kanker stadium awal dapat di obati dan masih dapat mempunyai anak. Metode ini meliputi pengangkatan serviks dan bagian atas Vagina, kemudian meletkkanya pada jahitan berbentuk kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim didalam rahim. Kelenjar getah bening didekatnya juga di angkat. Opersi ini bisa dilakukan melalui vagina atau perut.
Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat mengalami kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caecar. Resiko terjadinya kekambuhan kanker sesudah pengobatn ini cukup rendah.
6.      Ekstenterasi Panggul
Selain mengambil semua organ dan jaringan vagina dan perut, pada opersi jenis ini juga dilakukan pengangkatan kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus besar. Operasi ini dilakukan saat kanker serviks kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya. Diperlukan waktu enam bualan atau lebih untuk pulih dari opersi radikal ini. Namun, wanita yang pernah menjalni opersi ini tetap dapat menjalani kehidupan dengan bahagia dan produktif

b.      Radioterapi
Pada pengobatan kanker serviks, radioterpi ditetapkan dengan melakukan radiasi eksternal yang diberikan bersama dengan kemoterpi dosis rendah. Untuk jenis pengobatan radiasi internal, zat radioaktif dimasukkan kedalam silinder didalam vagina. Kadang-kadang, bahan-bahan radioaktif ini ditempatkan kedalam jarum tipis yang dimasukkan langsung kadalam tumor.
c.       Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan tersebut di berikan melalui infus kedalam pembuluh darah atu melalui mulut. Setelah obat masuk kealiran darah, maka akan menyebar keseluruh tubuh. Terkadang, ada beberapa obat yang diberikan dalam satu waktu.
Pengobatan kanker serviks berdasarkan stadiumnya
a.       Stadium prakanker (stadium 1)
Stadium prakanker hingga stadium 1 awal biasanya diobati dengan histerektomi. Apabila pasien massih ingin memiliki anak biasanya dilakukan metode LEEP atau cone biopsy.
b.      Stadium awal (stadium 1 dan II)
-            Apabila ukuran tumor kurang dari 4 cm biasanya dilakukan radikal histerektomi atau radioterapi dengan atau tampa kometerapi.
-            Apabila ukuran tumor lebih dari 4 cm biasanya dilakukan radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi, atau kometerapi berbasis cisplatin yang dilanjutkan dengan histerektomi.
c.       Stadium lanjut(stadium akhir II Akhir-IV awal)
Kanker serviks pada stadium ini dapat diobati dengan radioterapi dan kometerapi berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut(stadium IV akhir),dokter dapat mempertimbangkan kometerapi dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.
Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuan pengobatan selanjutnya adalah mengangkat atau menghanjurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker. Biasanyaa dilakukan pengobatan yang bersifat paliatif-ditujukan untuk mengurangi gejele-gejela.


















BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER SERVIKS
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal di sekitarnya .
3.1.    Etiologi
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1.      Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
2.      Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
3.      Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4.      Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks
5.      Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
6.      Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7.  Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
3.2.    Klasifikasi pertumbuhan sel akan kankers serviks
Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermi hampir tdk dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2.      Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker.
3.      Stadium karsinoma invasif
Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
4.      Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.
Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.
3.3.    Gejala Klinis
1. Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan baru terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi lambat.
2.Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebelum ada perdarahan. Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi sehingga cairan yang keluar berbau.
3.4.    Pemeriksaan diagnostik
1.      Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2.      Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3.      Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.
Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.
4.      Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali
5.      Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6.      Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.
3.5.    Klasifikasi Klinis
·      Stage 0: Ca.Pre invasif
·      Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
·      Stage Ia ; Disertai invasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis
·      Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
·      Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
·      Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina
·      Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.
3.6.    Terapi
1. Irradiasi
·      Dapat dipakai untuk semua stadium
·      Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
·      Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
Dosis :
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
Komplikasi Irradiasi
·      Kerentanan kandungan kencing
·      Diarrhea
·      Perdarahan rectal
·      Fistula vesico atau rectovaginalis
2.    Operasi
·      Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II
·      Operasi histerektomi vagina yang radikal
3.    Kombinasi
Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah.
4.    Cytostatika
Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.







BAB IV
PENUTUP

4.1.    Kesimpulan
Kanker serviks Merupakan kanker yang menyerang wanita pada daerah genitalia. Yang disebkan oleh Huma Papillomavirus dimana Virus ini bersifat Onkogenik (menyebabkan kanker). HPV ditularkan melalui hubungan seksual dan dapat pula melalui penggunaan barang pribadi yang bersamaan, misalnya pakaian bersama.
                          
4.2.    Saran        
“Lebih baik Mencegah dari pada Mengobati”
Kami Menyadari dalam Pembuatan Makalah ini masih Kurang baik oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritikan yang Membangun dari para Pembaca.












                  
                      


Daftar Pustaka

·      Google.Com
·      Kapita selekta, fakultas UI, Edisi ketiga. 2001, Media Aesculapius
·      Stop Kanker,”Kanker bukan lagi vonis mati”,  agroMedia Pustaka, 2010
·      The Gau’ : http//:www.muhsakirmsg.blogspot.com/
·      www.agromedia.net



3 komentar:

Silahkan Tinggalkan Komentar Untuk Perbaikan Postingan Selanjutnya !