A. Uraian Bahan Ajar
1. Pengertian Paragraf
Paragraf disebut juga alinea.
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis dan sistematis yang mengandung satu kesatuan ide pokok.
Disamping itu, secara teknis paragraf merupakan satuan terkecil dari sebuah
kalangan. Bisaanya paragraf itu terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan
baik isi maupun bentuknya. Isi kalimat-kalimat pembangun paragraf itu membentuk
satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam
karangannya. Jadi, dengan kata lain bahwa paragraf adalah satuan terkecil dari karangan yang bisaanya
terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan dan merupakan uraian tentang
sebuah ide pokok.
2. Fungsi Paragraf
Sesuatu yang bersifat abstrak lebih
sukar dipahami dibandingkan dengan sesuatu yang lebih kecil dan kongkret.
Pemahaman pada dasarnya ialah memahami bagian-bagian kecil serta hubungan antarbagian-bagian itu dalam
rangka keseluruhan. Karangan pun dapat dikatagorikan sebagai sesuatu yang
abstrak. Maka untuk memahaminya karangan itu perlu dipecah-pecah jadi bagian-bagian
kecil yang dikenal dengan istilah paragraf. Memahami isi paragraf jauh lebih
mudah daripada memahami isi buku sekaligus.
Melalui penjelasan di atas tersirat
dua fungsi paragraf yakni (1) sebagai penampung dari sebagain kecil jalan
pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan, (2) memudahkan pemahaman jalan
pikiran atau ide pokok pengarang.
Penulisan paragraf yang terencana
baik selalu bersifat logis sistematis. Paragraf tersusun baik merupakan alat
bantu baik bagi pengarang maupun bagi pembaca. Seperangkat kalimat itu akan
memungkinkan pengarang mengembangkan jalan pikirannya secara sistematis pula.
Fungsi paragraf (3) ialah memungkinkan
pengarang melahirkan jalan pikirannya secara sistematis. Bagi para pembaca
kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis itu sangat memudahkan
menelusuri serta memahami jalan pikiran pengarang. Fungsi paragraf yang (4) ialah
mengarahkan pembaca dalam mengikuti alur pikiran pengarang serta memahaminya.
Paragraf yang baik selalu berisi ide
pokok. Ide pokok itu merupakan bagian yang integral dari ide pokok yang
terkandung dalam keseluruhan karangan. Ide pokok paragraf tidak hanya merupakan
bagian dari ide pokok keseluruhan tetapi juga mempunyai relevansi dan menunjang
ide pokok tersebut. Melalui fragmen-fragmen ide pokok yang tersirat dalam tiap
paragraf , maka akhirnya pembaca sampai kepada pemahaman total isi karangan. Dalam
hal ini dapat dikatakan bahwa paragraf berfungsi sebagai (5) alat penyampai
fragmen pikiran dan (6) penanda pikiran baru mulai berlangsung.
Dalam rangka keseluruhan karangan,
paragraf sering juga digunakan sebagai pengantar, transisi atau pengalihan dari
suatu bab ke bab lain. Bahkan tidak jarang paragraf digunakan sebagai penutup.
Di sini paragraf berfungsi (7) sebagai pengantar, transisi dan konklusi.
Dengan demikian maka sampailah kita
kepada suatu kesimpulan bahwa paragraf berfungsi sebagai :
(1)
penampung fragmen pikiran atau
ide pokok
(2)
alat untuk memudahkan pembaca
memahami jalan pikiran pengarang.
(3)
alat bagi pengarang untuk
mengembangkan jalan pikiran secara sistematis.
(4)
pedoman bagi pembaca mengikuti
dan memahami alur pikiran pengarang.
(5)
alat untuk penyampai fragmen
pikiran atau ide pokok pengarang kepada para pembaca.
(6)
Sebagai penanda bahwa pikiran
baru dimulai
(7)
Dalam rangka keseluruhan
karangan paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan penutup
(konklusi).
3. Unsur-unsur Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan
ekspresi yang terdiri atas seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang
sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para
pembaca. Supaya pikiran tersebut dapat diterima dengan jelas oleh pembaca maka paragraf
harus tersusun secara logis-sistematis. Alat Bantu untuk menciptakan susunan
logis-sistematis itu ialah unsur-unsur
paragraf seperti :
(1)
Ide Pokok
(2)
Kalimat topik
(3)
Kalimat pengembang
(4)
Kalimat penegas
(5)
Transisi
Keenam unsur paragraf tersebut
kadang-kadang bersama-sama, kadang-kadang
hanya sebagian tampil dalam suatu
paragraf.
Contoh paragraf yang memiliki unsur
lengkap
Sebaliknya di rumah, Pak Ali sering
marah-marah. Sarapan pagi terlambat dihidangkan apalagi keadaan dingin ia
langsung memukul-mukul meja makan sambil memaki-maki pelayan dapur. Kamar tidur
tidak bersih giliran pelayan kena omelan. Bila letak buku atau surat-surat
berubah dari semula maka ia langsung menegur istri atau anaknya. Kalau
pekarangandan mobil tidak bersih, alamat pelayan taman kena “semprotan”. Boleh
dikata Pak Ali melampiaskan marahnya setiap ada yang tidak beres di rumah.
Contoh paragraf yang hanya memiliki
lima unsur
Umumnya masyarakat Indonesia peramah.
Hampir semua anggota masyarakatnya mau membantu bila diminta. Tamu asing yang
minta penjelasan tentang sesuatu akan dibantunya dengan senang hati. Bertemu
dengan siapa saja di jalan akan disapanya dengan sopan dan ramah. Mereka tidak
pernah cemberut menghadapi tamu-tamunya.
Jika diuraiakan satu per satu
unsur-unsur paragraf itu adalah :
(1)
Ide pokok yaitu ide pembicaraan
atau masalah yang bersifat abstrak. Ide pokok bisaanya berupa kata, frase atau
klausa.
(2)
Kalimat topik yaitu perwujudan
pernyataan ide pokok dalam bentuk yang masih abstrak.
(3)
Ide pengembang yaitu rincian
atau penjelasan ide pokok dalam bentuk yang kongkret. Ide pengembang berupa
kata, frase, atau klausa.
(4)
Kalimat pengembang yaitu
perwujudan pernyataan ide pengembang dalam bentuk kongkret.
(5)
Kalimat penegas yaitu kalimat
yang berfungsi menegaskan dengan cara mengulang bentuk kalimat topik pada
bagian akhir paragraf.
(6)
Transisi yaitu mata rantai
penghubung paragraf. Transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi atau
kepaduan antarkalimat, antarparagraf dalam suatu karangan
4. Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan Nalar
Ada tiga pola berpikir dalam
pengembangan paragraf. Pertama, berpolakan umum-khusus atau deduktif. Kedua,
berpolakan khusus-umum atau induktif. Ketiga, berpolakan umum-khusus-umum atau
khusus-umum-khusus.
4.1 Paragraf Deduksi
Kalimat topik dikembangkan dengan
pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang
bersifat umum mejadi jelas.
Paragraf yang cara pengembangannya
seperti ini disebut “Paragraf Deduksi Paparan” yang bisaa kita kenal dengan nama
Paragraf Deduksi.
Contoh :Harga sebagian barang pokok
bergerak naik. Beras seminggu lalu berharga Rp. 4.000,00/kg kini berubah jadi
Rp. 5.000,00/kg. Gula pasir melonjak dari
Rp. 5.000,00 / kg mejadi Rp. 6.000,00 / kg. Minyak kelapa walaupun tidak seberapa naiknya tetapi secara
nyata beringsut naik dari Rp. 2.000,00 /kg bulan yang lalu jadi Rp.
2.500,00/kg. Sekarang kini terigu mencapai Rp. 3.000,00 /zak sedang minggu lalu
masih Rp. 2.500,00 /zak. Famatex dari Rp. 1.000,00/m berubah menjadi Rp. 2.000,00/m
minggu ini.
4.2 Paragraf Induksi
Paragraf dimulai dengan penjelasan
bagian-bagian kongkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat
pengembang. Berdasarkan penjelasan itu pengarang sampai kepada kesimpulan umum
dinyatakan dengan kalimat topik pada bagian akhir paragraf. Paragraf yang
tersusun dengan cara ini disebut Paragraf Induksi.
Contoh :
Jam meja yang bisaanya berdering jam
8.00 untuk mebangunkan daku sekali ini membisu karena lupa diputar. Akibatnya
saya terlambat bangun. Cepat-cepat saya pergi ke kamar mandi. Ternyata sabun
mandi pun sudah habis lupa membelinya kemarin sore. Mau sarapan nasi hangus.
Mau berpakaian semua baju kotor sehingga terpaksa memakai baju bekas kemarin.
Tambahan lagi sewaktu menunggu kendaraan umum untuk pergi ke kantor kendaraan
selalu penuh. Akhirnya dapat yang kosong, malangnya mogok pula di tengah jalan.
Turun dari kendaraan baru melangkah dua-tiga langkah disambut hujan lebat bagai
dicurahkan dari langit. Amboi, tidak hanya terlambat dan badan basah kuyup
tetapi di kantor dapat omelan dari “boss” sungguh sial benar nasibku hari itu.
4.3 Paragraf Campuran
Paragraf dapat dimulai dengan
kalimat topik disusul kalimat pengembang dan diakhiri kalimat penegas.
Sebaliknya, dapat pula kalimat pengembang terbagi dua sebagaian di awal,
sebagian di akhir paragraf sedang kalimat topiknya ditengah. Paragraf yang
terbentuk dengan cara pertama maupun kedua disebut Paragraf campuran /
kombinasi.
Contoh :
Gengsi irama dangdut semakin
meningkat. Bila dahulu irama ini dianggap kampungan, peralatan asal ada dan
tempat pertunjukannya pun didaerah pinggiran maka kini suasana berubah. Irama
dangdut tidak lagi dianggap sebagai kampungan. Peralatannya lengkap, megah, dan
modern tidak kalah dengan peralatan Band Pop. Biduan dan biduanitanya tidak
kalah hebat dari biduan dan biduanitanya band-band terkenal baik dalam cara
berpakaian, bergaya maupun dalam suara. Orkes Melayu sudah bisaa muncul di
pesta-pesta besar, di gedung-gedung megah. Bahkan irama dangdut muncul dari tempat-tempat
mewah seperti hotel , klub malam, dan mobil-mobil mewah. Jenis irama ini pun
sudah menembus kaum “gedongan” dan kampus.
Beban hidup yang semakin berat membuat
orang mencari hiburan yang mudah dicerna, murah tetapi meriah. Pamor biduan dan
biduanita yang menonjol mempengaruhi selera masyarakat. Suara gendang yang
menggelitik mengajak orang secara spontan mengikuti irama dangdut. Wajar
bila irama dangdut semakin popular. Kenyataan itu ditunjang lagi oleh
ramainya penyanyi terkenal seperti Achmad Albar, Hetty kus Endang, Taty Saleh,
Mus Mulyadi dan lain-lain dan band terkenal seperti Kus Plus , Bimbo, Panbers
dan lain-lain hijrah ke irama dangdut tersebut. Tambahan lagi “getol”nya para
produser kaset mempromosikan irama ini melalui radio, televisi, Koran dan
lain-lain.
5. Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan Pengembangannya
Menulis paragraf berarti
mengembangkan paragraf, sebuah paragraf merupakan hasil pengembangan sebuah
pernyataan menjadi sekelompok pernyataan yang berkaitan. Pernyataan yang
dikembangkan itu merupakan ide atau gagasan sedangkan pernyataan-pernyataan
lain merupakan ide atau gagasan sedangkan pernyataan-pernyataan lain merupakan
pernyataan pengembang atau pernyataan penjelas.
Dalam mengembangkan paragraf ada
beberapa teknik yang lazim digunakan. Dalam tulisan ini akan dibicarakan
teknik-teknik pengembangan seperti berikut :
1)
Tanya jawab
2)
Sebab-akibat
3)
Contoh atau ilustrasi
4)
Alasan atau keterangan
5)
Perbandingan atau analogi
6)
Definisi
7)
Deskripsi
8)
Proses, dan
9)
Penguraian
1. Paragraf
Teknik Tanya-jawab
Paragraf jenis ini dikembangkan
dengan pertanyaan terlebih dahulu. Lazimnya, kalimat pertama merupakan kalimat
pertanyaan yang mengandung ide paragraf. Kalimat pengembangannya berupa jawaban
atas pertanyaan tadi. Kalimat-kalimat jawaban merupakan kalimat penjelas atau
pengembang paragraf.
Contoh :
Mengapa Marsinah di culik lalu dibunuh secara kejam?
Menurut sebuah versi, kekejaman itu dilakukan karena Marsinah memiliki
informasi penting tentang penyelewengan hokum atau praktik produksi illegal
oleh perusahaan tempat ia bekerja. Ia, , kabarnya, mau membeberkanya ke luar
kecuali jika pihak perusahaan memenuhi tuntutannya : memperbaiki kondisi buruh
dan mebatalkan PHK atas beberapa kawannya.
Paragraf di atas didahului
pertanyaan karena selain bertujuan memberikan penegasan terhadap topik
pembicaraan, yakni penculikan dan pembunuhan Marsinah yang secara kejam, juga
penulis belum bisa meyakini alasan pembunuhan tersebut. Jadi, pertanyaan yang
dikemukakan pada awal paragraf, diantaranya mendukung fungsi menengaskan topik
dan mengembangkan alasan.
Kehidupan kesusastraaan di negeri kita memang sudah
punya sejarah, sudah punya peminat, tetapi bukankah kehidupan tersebut masih
jauh dari “merata”? Memang, memimpikan kesusastraan bernasib baik seperti
sarung atau kebaya yang dikenal hampir oleh setiap tubuh yang menghuni republik
ini rasanya adalah utopia. Di negara-negara dan bangsa-bangsa yang
kesusastraannya sudah tua dan membanggakan sekalipun ia tak pernah tersebar
dengan merata. Ini karena di banyak negara, bangsa, dan zaman, kegiatan sastra
seringkali masih merupakan kemewahan sekelompok warga masyarakat saja,
kendatipun sebetulnya sastralah salah satu penutup ketelanjangan manusia dari
nilai-nilai spiritual-intelektual.
Kalimat pertanyaan yang mengawali paragraf
kedua di atas, menurut penulis, jawabannya sudah diketahui pembaca. Karena itu,
kalimat-kalimat selanjutnya merupakan penjelasan akan jawaban yang sudah
diketahui itu. Jadi fungsi pertanyaan di atas ialah menegaskan persoalan.
2. Paragraf Sebab Akibat
Paragraf sebab akibat yaitu paragraf
yang pengembangannya memanfaatkan makna hubungan sebab akibat antar kalimat.
Ciri khas paragraf jenis ini ialah terbinanya hubungan sebab akibat antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Jadi hubungan sebab akibat ini merupakan satu
rangkaian yang berkesinambungan.
Contoh :
Pariwisata itu ada karena adanya wisatawan. Wisatawan
itu ialah orang-orang yang diburu oleh keinginan untuk melihat atau menikmati
peristiwa keanehan, keagungan serta keindahan sebanyak mungkin dengan biaya yang
serendah mungkin dan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Maka pengusaha yang
dibingkai atau dikondisikan dengan psikologi yang seperti itu menciptakan
prasarana dan sarana untuk memuaskan tuntutan atau kehendak tersebut. Hotel-hotel,
perusahaan, penerbangan, perusahaan taksi, restoran, dan night clubs dipackage,
digiring oleh pengusaha untuk menyongsong sikap yang demikian.
Mulai bulan April tahun depan harga berbagai jenis
minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solah, minyak pelumas,
dan lain-lain, harganya dinaikan karena pemerintah ingin mengurangi subsidi
dengan harapan ekonomi Indonesia makin wajar. Kenaikan harga bahan bakar sudah
tentu mengakibatkan naiknya biaya angkutan. Jika biaya angkutan naik, harga
barang akan naik pula karena biaya tambahan untuk transport harus
diperhitungkan. Kenaikan harga ini akan dirasakan oleh rakyat. Karena itu,
kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha meningkatkan
pendapatan rakyat.
Sesuai dengan dua contoh di atas, paragraf
sebab akibat berdasarkan pola nalar pengembangannya, tergolong paragraf induktif,
paragraf yang ide atau gagasannya terletak pada akhirnya paragraf.
3. Paragraf Contoh atau Paragraf Ilustrasi
Sesuai dengan sebutannya, paragraf
contoh atau paragraf ilustrasi, paragraf jenis ini dikembangkan dengan
menggunakan contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi inilah yang memberikan
penjelasan akan kebenaran ide atau gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif,
induktif, atau paduan keduanya.
Contoh :
Di singapadu sekarang kita bisa menyaksikan kecak
yang dipertunjukan dalam waktu kurang dari satu jam, bahkan bila diperlukan
konsumen, pertunjukan bisa lebih singkat lagi. Demikian pula tarian-tarian
lainnya dapat kita saksikan dalam bentuk yang condensed. Di
pantai-pantai yang terbaik di bagian selatan Bali, terutama di kawasan Sanur,
orang banyak yang terkejut dan sedih melihat semakin ciutnya daerah bebas
mereka untuk melakukan upacara yang mereka perlukan tanpa harus minta izin terlebih
dahulu. Lebih menyedihkan lagi bagi mereka apabila pada suatu saat terpancang
papan pengumuman “DILARANG MASUK”. Salam dalam bahasa Inggris “hallo” di Bali
sekarang ternyata berkembang menjadi bermacam-macam arti; paling sedikit ada
dua arti. Arti yang pertama, salam ramah tamah bisa yang ditujukan pada orang
asing, dan yang kedua, “Tuan belilah barang dagangan saya.” Contoh-contoh di
atas merupakan gambaran bahwa betapa bergesernya nilai-nilai sosial dan agama
di kawasan Bali.
4. Paragraf Alasan
Perkataan “alasan” bisa diganti
dengan “keterangan” sebab pada hakikatnya, alasan itu merupakan keterangan. Paragraf
alasan ialah paragraf yang pengembangan ide utamanya memanfaatkan penjelasan
yang bermakna alasan. Alasan-alasan inilah yang memperkokoh ide paragraf sehingga
kebenaran ide itu dapat diterima pembacanya.
Contoh :
Buat suatu negara yang sedang berkembang, pariwisata
tampak merupakan suatu harapan kemungkinan yang menarik. Hal ini disebabkan
karena dua modal utama bagi berhasilnya pariwisata, yakni kekhasan tradisi
kebudayaan dan pemandangan alam biasanya dimiliki oleh negara-negara ini. Statusnya
yang masih ditengah perjalanan dari keadaan
“masyarakat lama” menuju ke keadaan “negara modern” memberi negara
berkembang itu warna dan corak yang khas pada serat anyaman dari bahan
masyarakatnya. Status “masyarakat lama” yang biasanya menonjolkan kekhasan adat
istiadat dan bahasa dari suatu lingkungan pertanian yang pernah ketat masih
merupakan ciri yang menarik di sebuah negara berkembang.
5. Paragraf
Perbandingan
Paragraf perbandingan ialah paragraf
yang isinya merupakan perbandingan tentang dua hal yang baik yang menyangkut
kesamaan maupun perbedaannya. Sebagai teknik pengembangan, perbandingan ini
bisa bertujuan menjelaskan satu hal dengan menggunakan hal lain sebagai
pembanding, atau menjelaskan kedua hal yang dibandingkan itu sekaligus.
Yang dimaksud masyarakat perkotaan atau urban community
adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan
pengertian masyarakat perkotaan juga terletak pada sifat-sifat kehidupannya
yang berbeda dengan masyarakat perbedaan dalam hal perhatian, khususnya
terhadap keperluan hidup. Jika masyarakat pedesaan mempunyai perhatian utama
dan perhatian khusus terhadap keperluan dasar dari kehidupan, seperti pakaian,
makanan, rumah, dan sebagainya, maka masyarakat perkotaan, terhadap hal-hal
tersebut mempunyai pandangan yang berbeda.
6. Paragraf Definisi
Sesuai dengan sebutannya, paragraf
definisi merupakan paragraf yang mengembangkan definisi atau pembatasan sebuah
istilah. Dalam sebuah paragraf definisi, sebuah istilah mungkin didefinisikan ,
mungkin pula dibacakan pengertiannya sebagai contoh di bawah ini.
Istilah demokrasi biasanya diterjemahkan dengan kata
kedaulatan rakyat. Ungkapan tersebut sering diartikan dengan pemerintahan oleh
rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi dalam pengertian ini hanya
menggambarkan satu segi dari pengertian demokrasi yang sebenarnya. Pada
hakikatnya, demokrasi merupakan sistem mentalitas untuk membina kehidupan
bersama dalam masyarakat. Mentalitas yang dimaksud ialah mentalitas dalam
pengertian cara berpikir, bersikap dan berbuat.
7. Paragraf Pemerian atau Deskripsi
Paragraf pemerian adalah paragraf
yang menyajikan sejumlah rincian tentang sesuatu yang lebih cenderung pada
fakta daripada khayalan. Pemerian ini bisa berupa rincian tentang bentuk,
ruang, waktu, peristiwa, atau keadaan. Kadang-kadang urutan pernyataannya tidak
ketat. Artinya, urutan pernyataan dalam sebuah paragraf pemerian bisa dirubah,
walaupun tidak selamanya.
Desa Ubud yang setiap harinya tertib, hening, senyap,
tempat para senimannya menghabiskan sebagian waktunya dengan kerja kreatif,
kali ini berubah laksana sebuah akuarium yang kemelut. Tak ada wajah-wajah
suram yang memancarkan rasa duka cita. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat Bali
yang menghendaki agar khalayak melepas sang almarhum menuju nirwana dengan
tenang. Yang terlihat hanya warna-warni merah, wajah cerah, serta suara gembira
yang gemuruh. Para wanita mengenakan baju kebaya, kain, dan selendang berwarna
semarak . Laki-lakinya mengenakan kain samping yang tradisional, yaitu kain
petak-petak hitam putih. Putih warna bajunya, putih ikat kepalanya. Matahari
agak muram seperti enggan menyengatkan sinarnya.
8. Paragraf Proses
Seperti halnya paragraf pemerian,
paragraf proses pun tergolong jenis paragraf deskriptif. Sesuai dengan namanya,
paragraf proses ialah paragraf yang menjelaskan proses terjadinya atau proses
bekerjanya sesuatu.urutan langkah dalam melakukan sesuatu pun tergolong paragraf
jenis ini.
Setelah sampai di darat , kendurkan semua pakaian
korban yang sekiranya menyesakkan dirinya. Bersihkan mulutnya dari pasir atau
lumpur, dan lepaskan gigi palsunya (kalau ada). Selanjutnya, telungkupkan
badannya, dan berdirilah Anda mengangkanginya. Sambil membungkukan badan ke
depan, tempatkan kedua tangan Anda pada perutnya dekat rusuk bawah. Angkatlah
perutnya sehingga kepalanya merunduk ke tanah dan air keluar dari mulutnya.
Jika pernapasannya berhenti, segeralah beri dia pernapasan buatan.
9. Paragraf
Penguraian
Paragraf jenis ini dikembangkan dengan
cara menguraikan atau memilah-milah (mengklasifikasi) sesuatu. Dengan
pernyataan lain, paragraf penguraian atau pemilahan ialah paragraf yang berisi
penjelasan secara terurai atau pemilahan sesuatu secara rinci. Contoh-contoh di
bawah ini akan membantu memberikan kejelasan tentang batasan di atas.
Berdasarkan peristiwa politik dan dokumen resmi
kenegaraan, dalam perjalanan hidupnya bahasa Indonesia memiliki dua macam
kedudukan. Pertama, bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa
nasional. Kedudukan ini dimilikinya sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal
28 Oktober 1928. Kedua, bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa
negara. Kedudukan ini dimilikinya sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam
Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36.
sumber :
the gau'
http//:www.muhsakirgau.blogspot.com/
sumber :
the gau'
http//:www.muhsakirgau.blogspot.com/