MAKALAH KONSEP LANJUT USIA (LANSIA)
|
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perubahan normal ( alami ) tidak
dihindari cepat dan lambatnya perubahan dipengaruhi oleh faktor kejiwaan,
sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh
seperti: kulit menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok,
penglihatan menurun sebagian dan menyeluruh, pendengaran juga berkurang, daya
penciuman berkurang,tinggi badan menyusut karena proses ostoporosis yang
berakibat badan bungkuk, tulang keropos masanya berkurang, kekuatan berkurang
dan mudah patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas menjadi pendek,
terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut, dinding pembuluh darah menebal
dan terjadi peningkatan tekanan darah, otot bekerja tidak efisien, terjadi
penurunan fungsi organ reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut
dan reaksi menjadi lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak selalu
menurun Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia.
Perubahan fisik pada lansia dapat
diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui nasehat atau tindakan medik. Perubahan
yang terjadi misalnya: katarak, kelainan sendi, kelainan prostat dan
inkotenensia.
Upaya Mengatasi Permasalahan Kesehatan
Lansia
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan
lansia, upaya yang dilakukan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi :
a.
Upaya pembinaan kesehatan
b.
Upaya pelayanan kesehatan, meliputi: upaya promotif, upaya
preventif, upaya diagnosa dini dan pengobatan, pencegahan kecacatan, upaya
rehabilitatif, upaya perawatan dan upaya pelembagaan lanjut usia (
Setiabudhi,1999).
1.2.
Rumusan Masalah
Berbagai permasalahan yang berkaitan
dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia antara
lain (Setiabudhi,1999: 40 - 42):
1. Permasalahan Umum :
· Makin besarnya jumlah lansia yang
berada di bawah garis kemiskinan.
· Makin melemahnya nilai kekerabatan
sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan
dihormati.
· Lahirnya kelompok masyarakat industri.
· Masih rendahnya kuantitas dan kualitas
tenaga profesional pelayanan lanjut usia.
· Belum membudaya dan melembaganya
kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia.
2. Permasalahan khusus :
· Berlangsungnya proses menua yang
berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun sosial.
· Berkurangnya integrasi sosial lanjut
usia.
· Rendahnya produktivitas kerja lansia.
· Banyaknya lansia yang miskin, telantar
dan cacat.
· Berubahnya nilai sosial masyarakat yang
mengarah pada tatanan masyarakat individualistik.
· Adanya dampak negatif dari proses
pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia.
1.3.
Tujuan Penulisan
·
Untuk mengetahui konsep lansia
·
Untuk mengetahui apa saja kekurangan lansia
· Untuk mengetahui
fase-fase penuaan
BAB II
KONSEP LANJUT USIA
(LANSIA)
2.1. Definisi Lansia
· Menurut UU no 4 tahun
1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari
nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari
orang lain (Wahyudi, 2000).
· Usia lanjut adalah
sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis.
Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian
(Hutapea, 2005).
· Usia lanjut adalah suatu
proses alami yang tidak dapat dihindari (Azwar, 2006).
· Menua secara normal dari
system saraf didefinisikan sebagai perubahan oleh usia yang terjadi pada
individu yang sehat bebas dari penyakit saraf “jelas” menua normal ditandai
oleh perubahan gradual dan lambat laun dari fungsi-fungsi tertentu
(Tjokronegroho Arjatmo dan Hendra Utama,1995).
· Menua (menjadi tua)
adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides 1994). Proses menua merupakan proses yang terus
menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada
semua makhluk hidup (Nugroho Wahyudi, 2000).
2.2. Batasan Lansia
· Menurut WHO, batasan
lansia meliputi:
1. Usia Pertengahan (Middle
Age), adalah usia antara 45-59 tahun
2. Usia Lanjut (Elderly),
adalah usia antara 60-74 tahun
3. Usia Lanjut Tua (Old),
adalah usia antara 75-90 tahun
4. Usia Sangat Tua (Very
Old), adalah usia 90 tahun keatas
Menurut Dra.Jos Masdani (psikolog UI)
· Mengatakan lanjut usia
merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi 4
bagian:
1. Fase iuventus antara
25dan 40 tahun
2. Verilitia antara 40 dan
50 tahun
3. Fase praesenium antara 55
dan 65 tahun
4. Fase senium antara 65
tahun hingga tutup usia
2.3. Tipe-tipe Lansia
· Pada umumnya lansia lebih
dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri daripada tinggal bersama anaknya.
Menurut Nugroho W ( 2000) adalah:
1.
Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya
pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, ramah, rendah hati,
menjadi panutan.
2.
Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif
terhadap pekerjaan, mempunyai kegiatan.
3.
Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir
batin, menentang proses penuaan yang menyebabkan hilangnya kecantikan, daya
tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, jabatan, teman.
4.
Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan
menunggu nasib baik.
5.
Tipe Bingung: Yaitu lansia yang kehilangan
kepribadian, mengasingkan diri, minder, pasif, dan kaget.
2.4. Teori-teori Proses Penuaan
1. Teori
Biologi
· Teori genetic dan mutasi
(Somatik Mutatie Theory)
· Menurut teori ini menua
telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi
sebagai akibat dari perubahan biokimia yang terprogramoleh molekul-molekul atau
DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
Teori radikal bebas
· Tidak setabilnya radikal
bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan organik yang menyebabkan sel-sel
tidak dapat regenerasi.
Teori autoimun
· Penurunan sistem limfosit
T dan B mengakibatkan gangguan pada keseimbangan regulasi system imun (Corwin,
2001). Sel normal yang telah menua dianggap benda asing, sehingga sistem
bereaksi untuk membentuk antibody yang menghancurkan sel tersebut. Selain itu
atripu tymus juga turut sistem imunitas tubuh, akibatnya tubuh tidak mampu
melawan organisme pathogen yang masuk kedalam tubuh.Teori meyakini menua
terjadi berhubungan dengan peningkatan produk autoantibodi.
Teori stress
· Menua terjadi akibat
hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah dipakai.
Teori telomer
· Dalam pembelahan sel, DNA
membelah denga satu arah. Setiap pembelaan akan menyebabkan panjang ujung
telomere berkurang panjangnya saat memutuskan duplikat kromosom, makin sering
sel membelah, makin cepat telomer itu memendek dan akhirnya tidak mampu
membelah lagi.
Teori apoptosis
· Teori ini disebut juga
teori bunuh diri (Comnit Suitalic) sel jika lingkungannya berubah, secara
fisiologis program bunuh diri ini diperlukan pada perkembangan persarapan dan
juga diperlukan untuk merusak sistem program prolifirasi sel tumor. Pada teori
ini lingkumgan yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna stres dan hormon
tubuh yang berkurang konsentrasinya akan memacu apoptosis diberbagai organ
tubuh.
2. Teori Kejiwaan Sosial
· Aktifitas atau kegiatan
(Activity theory)
· Teori ini menyatakan
bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut bnyak
kegiatan social.
Keperibadian
lanjut (Continuity theory)
· Teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi tipe
personality yang dimilikinya.
Teori pembebasan (Disengagement theory)
· Dengan bertambahnya usia,
seseorang secara berangsur-angsur melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau
menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi
lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.
3. Teori Lingkungan
· Exposure theory: Paparan
sinar matahari dapat mengakibatkat percepatan proses penuaan.
· Radiasi theory: Radiasi
sinar y, sinar xdan ultrafiolet dari alat-alat medis memudahkan sel mengalami
denaturasi protein dan mutasi DNA.
· Polution theory: Udara,
air dan tanah yang tercemar polusi mengandung subtansi kimia, yang mempengaruhi
kondisi epigenetik yang dpat mempercepat proses penuaan.
· Stress theory: Stres
fisik maupun psikis meningkatkan kadar kortisol dalam darah. Kondisi stres yang
terus menerus dapat mempercepat proses penuaan.
Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
· Banyak kemampuan
berkurang pada saat orang bertambah tua. Dari ujung rambut sampai ujung kaki
mengalami perubahan dengan makin bertambahnya umur. Menurut Nugroho (2000)
perubahan yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut:
3. Perubahan Fisik
Sel
· Jumlahnya menjadi
sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra seluler, menurunnya
proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati, jumlah sel otak menurun,
terganggunya mekanisme perbaikan sel.
Sistem Persyarafan
· Respon menjadi lambat dan
hubungan antara persyarafan menurun, berat otak menurun 10-20%, mengecilnya
syaraf panca indra sehingga mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan dan
pendengaran, mengecilnya syaraf penciuman dan perasa, lebih sensitive terhadap
suhu, ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang sensitive terhadap
sentuhan.
Sistem Penglihatan.
· Menurun lapang pandang
dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi
katarak, pupil timbul sklerosis, daya membedakan warna menurun.
Sistem Pendengaran.
· Hilangnya atau turunnya
daya pendengaran, terutama pada bunyi suara atau nada yang tinggi, suara tidak
jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun,
membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
Sistem Cardiovaskuler.
· Katup jantung menebal dan
menjadi kaku,Kemampuan jantung menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun, kehilangan sensitivitas dan elastisitas pembuluh darah: kurang
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi perubahan posisidari tidur
ke duduk (duduk ke berdiri)bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi
65mmHg dan tekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi dari pembuluh
darah perifer, sistole normal ±170 mmHg, diastole normal ± 95 mmHg.
Sistem pengaturan temperatur tubuh
· Pada pengaturan suhu
hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu thermostat yaitu menetapkan suatu
suhu tertentu, kemunduran terjadi beberapa factor yang mempengaruhinya yang
sering ditemukan antara lain: Temperatur tubuh menurun, keterbatasan reflek
menggigildan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
rendahnya aktifitas otot.
Sistem Respirasi.
· Paru-paru kehilangan
elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas
pernafasan maksimum menurun dan kedalaman nafas turun. Kemampuan batuk menurun
(menurunnya aktifitas silia), O2 arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2 arteri
tidak berganti.
Sistem Gastrointestinal.
· Banyak gigi yang tanggal,
sensitifitas indra pengecap menurun, pelebaran esophagus, rasa lapar menurun,
asam lambung menurun, waktu pengosongan menurun, peristaltik lemah, dan sering
timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun.
Sistem Genitourinaria.
· Otot-otot pada vesika
urinaria melemah dan kapasitasnya menurun sampai 200 mg, frekuensi BAK
meningkat, pada wanita sering terjadi atrofi vulva, selaput lendir mongering,
elastisitas jaringan menurun dan disertai penurunan frekuensi seksual
intercrouse berefek pada seks sekunder.
Sistem Endokrin.
· Produksi hampir semua
hormon menurun (ACTH, TSH, FSH, LH), penurunan sekresi hormone kelamin
misalnya: estrogen, progesterone, dan testoteron.
Sistem Kulit.
· Kulit menjadi keriput dan
mengkerut karena kehilangan proses keratinisasi dan kehilangan jaringan lemak,
berkurangnya elastisitas akibat penurunan cairan dan vaskularisasi, kuku jari
menjadi keras dan rapuh, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya,
perubahan pada bentuk sel epidermis.
System Muskuloskeletal.
· Tulang kehilangan cairan
dan rapuh, kifosis, penipisan dan pemendekan tulang, persendian membesar dan
kaku, tendon mengkerut dan mengalami sclerosis, atropi serabut otot sehingga
gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan tremor.
Perubahan Mental
· Faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan mental adalah:
1.
Perubahan fisik.
2.
Kesehatan umum.
3.
Tingkat pendidikan.
4.
Hereditas.
5.
Lingkungan.
6.
Perubahan kepribadian yang drastis namun
jarang terjadi misalnya kekakuan sikap.
7.
Kenangan, kenangan jangka pendek yang terjadi
0-10 menit.
8.
Kenangan lama tidak berubah.
9.
Tidak berubah dengan informasi matematika dan
perkataan verbal, berkurangnya penampilan, persepsi, dan ketrampilan,
psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan dari factor
waktu.
Perubahan Psikososial
· Perubahan lain adalah
adanya perubahan psikososial yang menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa
penyakit selalu mengancam sering bingung panic dan depresif.
· Hal ini disebabkan antara
lain karena ketergantungan fisik dan sosioekonomi.
· Pensiunan, kehilangan
financial, pendapatan berkurang, kehilangan status, teman atau relasi
· Sadar akan datangnya
kematian.
· Perubahan dalam cara
hidup, kemampuan gerak sempit.
· Ekonomi akibat perhentian
jabatan, biaya hidup tinggi.
· Penyakit kronis.
· Kesepian, pengasingan
dari lingkungan social.
· Gangguan syaraf panca
indra.
· Gizi
· Kehilangan teman dan
keluarga.
· Berkurangnya kekuatan
fisik.
Menurut Hernawati Ina MPH (2006) perubahan
pada lansia ada 3 yaitu perubahan biologis, psikologis, sosiologis.
(1). Perubahan biologis meliputi :
· Massa otot yang berkurang
dan massa lemak yang bertambah mengakibatkan jumlah cairan tubuh juga
berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta
muncul garis-garis yang menetap.
· Penurunan indra
penglihatan akibat katarak pada usia lanjut sehingga dihubungkan dengan
kekurangan vitamin A vitamin C dan asam folat, sedangkan gangguan pada indera
pengecap yang dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn dapat menurunkan nafsu
makan, penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel
syaraf pendengaran.
· Dengan banyaknya gigi
geligih yang sudah tanggal mengakibatkan ganguan fungsi mengunyah yang
berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
· Penurunan mobilitas usus
menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung nyeri yang
menurunkan nafsu makan usia lanjut. Penurunan mobilitas usus dapat juga
menyebabkan susah buang air besar yang dapat menyebabkan wasir .
· Kemampuan motorik yang
menurun selain menyebabkan usia lanjut menjadi lanbat kurang aktif dan
kesulitan untuk menyuap makanan dapat mengganggu aktivitas/ kegiatan
sehari-hari.
· Pada usia lanjut terjadi
penurunan fungsi sel otak yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek
melambatkan proses informasi, kesulitan berbahasa kesultan mengenal benda-benda
kegagalan melakukan aktivitas bertujuan apraksia dan ganguan dalam menyusun
rencana mengatur sesuatu mengurutkan daya abstraksi yang mengakibatkan
kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia atau
pikun.
· Akibat penurunan
kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga berkurang.
Akibatnya dapat terjadi pengenceran nutrisi sampai dapat terjadi hiponatremia
yang menimbulkan rasa lelah.
· Incotenensia urine diluar
kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering
diabaikan pada kelompok usia lanjut yang mengalami IU sering kali mengurangi
minum yang mengakibatkan dehidrasi.
(2). Kemunduran psikologis
· Pada usia lanjut juga
terjadi yaitu ketidak mampuan untuk mengadakan penyesuaian–penyesuaian terhadap
situasi yang dihadapinya antara lain sindroma lepas jabatan sedih yang
berkepanjangan.
(3). Kemunduran sosiologi
· Pada usia lanjut sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pemahaman usia lanjut itu atas dirinya
sendiri. Status social seseorang sangat penting bagi kepribadiannya di dalam
pekerjaan. Perubahan status social usia lanjut akan membawa akibat bagi yang
bersangkutan dan perlu dihadapi dengan persiapan yang baik dalam menghadapi
perubahan tersebut aspek social ini sebaiknya diketahui oleh usia lanjut sedini
mungkin sehingga dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Perawatan Lansia
· Perawatan pada lansia
dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan yaitu:
Pendekatan Psikis.
· Perawat punya peran
penting untuk mengadakan edukatif yang berperan sebagai support system,
interpreter dan sebagai sahabat akrab.
Pendekatan Sosial.
· Perawat mengadakan
diskusi dan tukar pikiran, serta bercerita, memberi kesempatan untuk berkumpul
bersama dengan klien lansia, rekreasi, menonton televise, perawat harus
mengadakan kontak sesama mereka, menanamkan rasa persaudaraan.
Pendekatan Spiritual.
· Perawat harus bisa
memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan dan Agama yang dianut
lansia, terutama bila lansia dalam keadaan sakit.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berkurangnya tinggi badan dan BB,
bertambahnya fat – to – lean body mass ratio dan berkurangnya cairan tubuh
Kulit keriput akibat kehilangan
jaringan lemak, kulit kering dan elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya
cairan adiposa, kulit pecah, dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya
aliran darah ke kulit dan menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen, kuku pada
jaringan tangan dan kaki menjadi tabal dan rapuh, pada wanita usia > 60
tahun rambut wajah meningkat, rambut menipis dan botak dan warna kelabu,
kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya dan fungsi kulit sebagai
proteksi menurun.
Produksi hampri semua hormon menurun,
fungsi pharatyroid dan sekresinya tidakberubah, berkurangnya ACTH, FSH, TSH,
LH, menurunnya aktivitas tyroid akibatnya basal metabolisme menurun, menurunnya
produksi aldosterone, estrogen dan bertembahnya insulin, parathormon,
vasopresin, berkurangnya kridotironin, psikomotor melambat.
Selaput lendir vagina menurun atau
kering, menciutnya ovari dan uterus, atropi payudara, testis masih dapat
memproduksi meskpun adanya penurunan secara berangsur-angsur dan dorong sek
menetap sampai diatas usia 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik, penghentian
produksi ovum pada saat menopause.
Menurunnya kemampuan melakukan
pengecapan dan sensitivitas terhadap 4 rasa menurun : gula, garam, mentega,
asam setelah usia 50 tahun.
3.2. Saran
Akibat perkembangan usia, masa lansia
mengalami perubahan bersifat universal dan menuntut lansia untuk beradaptasi,secara
terus menerus.
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi
suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
DAFTAR PUSTAKA
- Almatsier,
S.2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC
- Arikunto,
S.1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka
Cipta.
- Arikunto,S.2002.Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Yogyakarta:Rineka Cipta.
- Azwar, A.2006.
Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Depkes:
Jawa Timur
- Darmawan.
2008.Lansia Sebaiknya Jangan Kelebihan atau Kekurangan gizi.www. Keluarga
Berencana & Kependudukan.com tanggal 5 januari 2009 jam 14.00.
- Darmojo,
dkk.2006. Geriatri Ilmu Usia Lanjut.FKUI:Jakarta
- Alimul,
AH..2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba medika :
Jakarta
- Hermana.2006.
Trik Menjaga Stamina di Usia Lanjut. http://www.infosehat.go.id, diperoleh
tanggal 3 januari 2009 jam 15.17
- Hernawati, I.
2006. Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk
Tenaga,Kesehatan.Depkes:Jakarta
- Hudak ; Gallo.
1998. Ilmu Keperawatan Kritis. Vol 1. Jakarta: EGC
- Hutapea, Ronald.
2005. Sehat dan Ceria Diusia Senja. PT Rhineka Cipta: Jakarta
- Maryam, S dkk,
2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya .Salemba Medika:Jakarta
- Nasrul,
E.1998.Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.Jakarta:EGC
- The
Gau’ 2011 : www.muhsakirmsg.blogspot.com/
Konsep Lanjut Usia/html.
terima kasih atas blog lansia ini
BalasHapusmakalah ini bisa dipertanggungjawabkan,,,,
BalasHapussukses buat blog ini.... tanks....
BalasHapustanks brow..
BalasHapussangat membantu thx
BalasHapustengkyu
BalasHapusbbbb
BalasHapusmakasi
BalasHapusc
BalasHapussangat membantu
BalasHapusalhamdulliillah
BalasHapustermah kasih
BalasHapusMANTAP
BalasHapusterimakasih
BalasHapusyes
BalasHapusTrima kasih tuk informasinya
BalasHapusTrima kasih tuk informasinya
BalasHapuskok gk bisa di copy?
BalasHapusOKE
BalasHapusOKE
BalasHapus