Namun,
jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan
rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang
dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi
jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk
kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka tidak saja
berdagang, tetapi juga menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil.
Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia . pada bab ini akan diuraikan
tentang kedatangan bangsa Eropa hingga terbentuknya kekuasaan kolonial Barat di
Indonesia.
A. Sebab dan Tujuan
Kedatangan Bangsa Barat
Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia
termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan
jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa ke
dunia Timur adalah sebagai berikut :
v
Mencari
kekayaan termasuk berdagang
v
Menyalurkan
jiwa penjelajah
v
Meyakini
Keberadaan Prester John
v
Menyebarkan
agama
v
Mencari
kemuliaan bangsa
Sejak abad ke -13, rempah-rempah memang merupakan bahan dagang yang sangat
menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha mencari harta
kekayaan ini sekalipun menjelajah semudera. Keinginan ini diperkuat dengan
adanya jiwa penjelajah. Bangsa Eropa dikenal sebagai bangsa penjelajah,
terutama untuk menemukan daerah-daerah baru. Mereka berlomba-lomba meninggalkan
Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke satu arah, maka mereka akan kembali
ke tempat semula. Selain itu, orang-orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol
yakin bahwa di luar Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama
Kristen). Oleh karena itu, mereka berani berlayar jauh. Mereka
yakin akan bertemu dengan orang-orang seagama.
Di luar faktor yang disebutkan di atas, orang-orang
Eropa yang sebagian besar beragama Kristen terdorong pula untuk pergi ke mana
pun guna mewartakan Injil (Gospel). Mereka percaya bahwa mewartakan Injil
kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan adalah salah satu panggilan
hidupnya. Selain menyebarkan Injil, mereka juga berusaha mencari kekayaan
(gold) dan kebanggaan serta kejayaan (glory) bagi negaranya.
Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke
Indonesia hanya untuk membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun,
dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah,
mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai daerah
kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan
rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan memonopoli
perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli
bahan-bahan ini. Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka.
Untuk memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang
melakukan pemaksaan. Penguasaan sering dilakukan terhadap para penguasa
setempat melalui suatu perjanjian yang umumnya menguntungkan bangsa
Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan politik suatu daerah.
Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan
kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara seperti ini, mereka dengan mudah
dapat mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam berdagang.
Kolonisasi
Portugis dan Spanyol
Afonso (kadang juga ditulis Alfonso) de
Albuquerque. Karena tokoh inilah, yang membuat kawasan Nusantara waktu itu dikenal oleh orang Eropa dan dimulainya Kolonisasi berabad-abad oleh Portugis bersama bangsa Eropa lain, terutama Inggris dan Belanda.
Dari Sungai Tagus yang bermuara ke Samudra Atlantik itulah armada Portugis mengarungi
Samudra Atlantik, yang mungkin memakan waktu sebulan hingga tiga bulan,
melewati Tanjung
Harapan Afrika, menuju Selat Malaka. Dari sini penjelajahan dilanjutkan ke Kepulauan Maluku untuk
mencari rempah-rempah, komoditas yang setara emas kala itu.
”Pada abad 16 saat petualangan itu
dimulai biasanya para pelaut negeri Katolik itu diberkati oleh pastor dan raja
sebelum berlayar melalui Sungai Tagus,” kata Teresa. Biara St Jeronimus atau
Biara Dos Jeronimos dalam bahasa Portugis itu didirikan oleh Raja Manuel pada
tahun 1502 di tempat saat Vasco da Gama memulai petualangan ke timur.
Museum Maritim atau orang Portugis
menyebut Museu de Marinha itu didirikan oleh Raja Luis pada 22 Juli 1863 untuk
menghormati sejarah maritim Portugis.
Selain patung di taman, lukisan
Afonso de Albuquerque juga menjadi koleksi museum itu. Di bawah lukisan itu
tertulis, ”Gubernur India 1509-1515. Peletak dasar Kerajaan Portugis di India
yang berbasis di Ormuz, Goa, dan Malaka. Pionir kebijakan kekuatan laut sebagai
kekuatan sentral kerajaan”. Berbagai barang perdagangan Portugis juga
dipamerkan di museum itu, bahkan gundukan lada atau merica.
Ada sejumlah motivasi mengapa
Kerajaan Portugis memulai petualangan ke timur. Ahli sejarah dan arkeologi
Islam Uka Tjandrasasmita dalam buku Indonesia-Portugal: Five Hundred Years of
Historical Relationship (Cepesa, 2002), mengutip sejumlah ahli sejarah,
menyebutkan tidak hanya ada satu motivasi Kerajaan Portugis datang ke Asia.
Ekspansi itu mungkin dapat diringkas dalam tiga kata bahasa Portugis, yakni feitoria, fortaleza, dan igreja. Arti harfiahnya adalah emas, kejayaan, dan gereja
atau perdagangan, dominasi militer, dan penyebaran agama Katolik.
Menurut Uka, Albuquerque, Gubernur
Portugis Kedua dari Estado da India, Kerajaan Portugis di Asia, merupakan
arsitek utama ekspansi Portugis ke Asia. Dari Goa, ia memimpin langsung
ekspedisi ke Malaka dan tiba di sana awal Juli 1511 membawa 15 kapal besar dan
kecil serta 600 tentara. Ia dan pasukannya mengalahkan Malaka 10 Agustus 1511.
Sejak itu Portugis menguasai perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa.
Setelah menguasai Malaka, ekspedisi Portugis yang dipimpin Antonio de Abreu
mencapai Maluku, pusat rempah-rempah.
Periode Kejayaan Portugis di
Nusantara
Periode 1511-1526, selama 15 tahun,
Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis, yang secara
reguler menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan
Maluku.
Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan
Kerajaan Malaka.
Pada tahun 1512 Portugis menjalin
komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian dagang
tersebut kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bentuk dokumen
kontrak yang dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi
untuk raja Portugal. Pada hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang
disebutPrasasti Perjanjian Sunda-Portugal di suatu tempat yang saat ini menjadi sudut Jalan
Cengkeh dan Jalan Kali Besar Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini maka
Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa.
Pada tahun 1512 juga Afonso de
Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin
armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang
perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan
nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara
hingga tiba di Ternate.
Kehadiran Portugis di perairan dan
kepulauan Indonesia itu telah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari
ini masih dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores,
Solor dan Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di bagian Utara
Jakarta, antara Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda.
Bangsa Eropa pertama yang menemukan
Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada waktu itu 2 armada Portugis,
masing-masing dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di
Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Setelah mereka menjalin persahabatan
dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di
pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli,
begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon.Namun hubungan dagang
rempah-rempah ini tidak berlangsung lama, karena Portugis menerapkan sistem
monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen. Salah seorang misionaris
terkenal adalah Francis Xavier. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian
melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah
melakukan kunjungan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk melakukan
penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570.
Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membuat Portugis
harus angkat kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap
Portugis, dimanfaatkan Belanda untuk menjejakkan kakinya di Maluku. Pada tahun
1605, Belanda berhasil memaksa Portugis untuk menyerahkan pertahanannya di
Ambon kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada Cornelisz Sebastiansz.
Demikian pula benteng Inggris di Kambelo, Pulau Seram, dihancurkan oleh Belanda.
Sejak saat itu Belanda berhasil menguasai sebagian besar wilayah Maluku.
Kedudukan Belanda di Maluku semakin kuat dengan berdirinya VOC pada tahun 1602,
dan sejak saat itu Belanda menjadi penguasa tunggal di Maluku. Di bawah
kepemimpinan Jan Pieterszoon Coen, Kepala Operasional VOC, perdagangan cengkih
di Maluku sepunuh di bawah kendali VOC selama hampir 350 tahun. Untuk keperluan
ini VOC tidak segan-segan mengusir pesaingnya; Portugis, Spanyol, dan Inggris.
Bahkan puluhan ribu orang Maluku menjadi korban kebrutalan VOC.
kemudian mereka membangun benteng di
Ternate tahun 1511, kemudian tahun 1512 membangun Benteng di Amurang Sulawesi
Utara. Portugis kalah perang dengan Spanyol maka daerah Sulawesi utara
diserahkan dalam kekuasaan Spanyol (1560 hingga 1660). Kerajaan Portugis
kemudian dipersatukan dengan Kerajaan Spanyol. (Baca buku :Sejarah
Kolonial Portugis di Indonesia, oleh David DS Lumoindong). Abad 17 datang
armada dagang VOC (Belanda) yang kemudian berhasil mengusir Portugis dari
Ternate, sehingga kemudian Portugis mundur dan menguasai Timor timur (sejak
1515).
Kolonialisme dan Imperialisme mulai
merebak di Indonesia sekitar abad ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa
Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin Cornellis de Houtman pada
tahun 1596, untuk mencari sumber rempah-rempah dan berdagang.
Perlawanan Rakyat terhadap Portugis
Kedatangan bangsa Portugis ke
Semenanjung Malaka dan ke Kepulauan Maluku merupakan perintah dari negaranya
untuk berdagang.
Perlawanan Rakyat Malaka terhadap Portugis
Pada tahun 1511, armada Portugis
yang dipimpin oleh Albuquerque menyerang Kerajaan Malaka. Untuk menyerang
colonial Portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami kegagalan
karena kekuatan dan persenjataan Portugis lebih kuat. Pada tahun 1527, armada
Demak di bawah pimpinan Fatahillah/Falatehan dapat menguasai Banten,Suda
Kelapa, dan Cirebon. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh
Fatahillah/Falatehan dan ia kemudian mengganti nama Sunda Kelapa menjadi
Jayakarta yang artinya kemenangan besar, yang kemudian menjadi Jakarta.
Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis
Mulai tahun 1554 hingga tahun 1555,
upaya Portugis tersebut gagal karena Portugis mendapat perlawanan keras dari
rakyat Aceh. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, Kerajaan Aceh pernah
menyerang Portugis di Malaka pada tahun 1615 dan 1629.
Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis
Bangsa Portugis pertama kali
mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada tahun
1513. Akan tetapi, Ternate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya
dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.
Pada tahun 1533, Sultan Ternate
menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada
tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali
melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh
Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya
dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian
bermukim di Pulau Timor.
Kolonialisasi
Portugis
§ 1509 Portugis tiba pertama kali di Melaka.
§ 1511 April, Admiral Portugis Alfonso de Albuquerque memutuskan berlayar
dari Goa ke Melaka.
§ 10 Agustus, Pasukan Albuquerque menguasai Melaka.
§ Sultan Melaka melarikan diri ke Riau.
§ Portugis di Melaka menghancurkan armada Jawa. Kapal mereka karam dengan
seluruh hartanya dalam perjalanan kembali ke Goa.
§ Patih Unus menaklukkan Jepara
§ Desember, Albuquerque mengirim tiga kapal di bawah Antonio de Abreu dari
Melaka untuk menjelajah ke arah Timur.
§ 1512 Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka menuju Madura, Bali, Lombok,
Aru dan Banda.
§ Dua kapal rusak di Banda. Da Breu kembali ke Melaka; Francisco Serrão
memperbaiki kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate, dan Tidore. Serrão
menawarkan dukungan bagi Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore,
pasukannya mendirikan sebuah pos Portugis di Ternate.
§ 1513 Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tetapi
berhasil dipukul mundur. Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja
Sunda di Pajajaran. Portugis diizinkan untuk membangun sebuah benteng di Sunda Kelapa
(sekarang Jakarta).
§ Portugis menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa
bekas kerajaan Majapahit
§ Portugis membangun pabrik-pabrik di Ternate dan Bacan.
§ Udara menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan
Majapahit dipukul mundur, tapi Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran. Banyak
pendukung Majapahit melarikan diri ke Bali.
§ 1514
§ Ali Mughayat Syah mendirikan Kesultanan Aceh, dan menjadi Sultan Aceh
pertama.
§ 1515
§ Portugis pertama kali tiba di Timor.
§ 1518
§ Sultan Mahmud dari Melaka mengambil alih kekuasaan di Johore.
§ Raden Patah meninggal dunia; Patih Unus menjadi Sultan Demak.
§ 1520
§ Aceh mulai menguasai pantai timur laut Sumatra.
§ Rakyat Bali menyerang Lombok.
§ Para pedagang Portugis mulai mengunjungi Flores dan Solor.
§ Banjar di Kalimantan menjadi Islam.
1521 – 1530
§ 1521
§ Unus memimpin armada dari Demak dan Cirebon melawan orang-orang Portugis di
Melaka. Unus terbunuh dalam pertempuran. Trenggono menjadi Sultan Demak.
§ Portugis merebut Pasai di Sumatra;
§ Gunungjati (dari Cirebon) meninggalkan Pasai berangkat ke Mekkah.
§ Kapal terakhir dari ekspedisi Magelhaenz mengeliling dunia berlayar
antarapulau Lembata dan Pantar di Nusa Tenggara.
§ 1522
§ Februari ekspedisi Portugis di bawah De Brito tiba di Banda.
§ Mei, ekspedisi De Brito tiba di Ternate, membangung sebuah benteng
Portugis.
§ Kerajaan Sunda, yang masih beragama Hindu, meminta bantuan Portugis untuk
menghadapi kemungkinan serangan Demak yang Muslim. Kontrak kerjasama
ditandatangani dan sebuah padrao didirikan di Sunda Kalapa
§ Sisa-sisa ekspedisi Magelhaenz berkeliling dunia mengunjungi Timor.
§ Portugis membangun benteng di Hitu, Ambon.
§ 1523
§ Gunungjati kembali dari Mekkah, kembali ke Cirebon, dan menetap di Demak,
menikahi saudara perempuan Sultan Trenggono.
§ 1524
§ Gunungjati dari Cirebon dan anaknya Hasanuddin (di Banten) melakukan dakwah
secara terbuka dan rahasia di Jawa Barat untuk memperlemah Kerajaan Sunda yang beribukota di Pajajaran dan persekutuannya
dengan Portugis. Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada
Pajajaran, masuk Islam dan bergabung dengan pihak Cirebon dan Demak.
§ Aceh merebut Pasai dan Pedir di Sumatra utara.
§ 1525
§ Hasanuddin (dari Banten}, anak dari Gunungjati (dari Cirebon), melakukan
dakwah di Lampung.
§ 1526
§ Portugis membangun benteng pertama di Timor.
§ 1527
§ Demak menaklukkan Kediri, sisa-sisa Hindu dari kerajaan Majapahit;
Sultan-sultan Demak mengklaim sebagai pengganti Majapahit; Sunan Kudus ikut
serta.
§ Demark merebut Tuban.
§ Cirebon, dibantu Demak, menduduki Sunda Kelapa, pelabuhan Kerajaan Sunda. Fatahilah mengganti
namanya menjadi Jayakarta. (Sukses ini dikatakan berkat pimpinan
"Fatahillah"—atau, sesuai dengan kekeliruan ucapan Portugis,
"Falatehan"—namun mungkin ini adalah nama yang diberikan kepada Sunan Gunungjati dari Cirebon.) Para penjaga keamanan
pelabuhan Kerajaan Sunda didorong mundur meninggalkan daerah pesisir. Dengan
demikian pembangunan gudang atau benteng sesuai perjanjian dagang antara
Portugis dengan Kerajaan Sunda batal terwujud.
§ Kerajaan Palakaran di Madura, yang berbasis di Arosbaya (kini Bangkalan),
menjadi Islam di bawah Kyai Pratanu.
§ Ekspedisi dari Spanyol dan Meksiko berusaha mengusir Portugis dari Maluku.
§ 1529
§ Demak menaklukkan Madiun.
§ Raja-raja Spanyol dan Portugal sepakat bahwa Maluku harus menjadi milik
Portugal, dan Filipina menjadi milik Spanyol.
§ 1530
§ Salahuddin menjadi Sultan Aceh.
§ Surabaya dan Pasuruan takluk kepada Demak. Demak merebut Balambangan,
kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa.
§ Gowa mulai meluas dari dari Makassar.
§ Banten memperluas pengaruhnya atas Lampung.
§ 1536
§ Serangan besar Portugis terhadap Johore.
§ Antonio da Galvão menjadi gubernur di pos Portugis di Ternate; mendirikan
pos Portugis di Ambon.
§ Portugis membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya
melakukan kegiatan-kegiatan anti Portugis activity, menggantikannya dengan
saudara-saudaranya.
§ 1537
§ Serangan Aceh atas Melaka gagal. Salahuddin dari Aceh digantikan oleh
Alaudin Riayat Syah I.
§ 1539
§ Aceh menyerang suku Batak di selatan mereka.
§ 1540
§ Portugis berhubungan dengan Gowa.
§ Kesultanan Butung didirikan.
1541 – 1550
§ 1545
§ Demak menaklukkan Malang.Gowa membangun benteng di Ujung Pandang.
§ 1546
§ Demak menyerang Balambangan namun gagal.
§ Trenggono dari Demak meninggal dan digantikan oleh Prawata. Menantunya,
Joko Tingkir memperluas pengaruhnya dari Pajang (dekat Sukoharjo sekarang).
§ St. Fransiskus Xaverius pergi ke Morotai, Ambon, dan Ternate.
§ 1547
§ Aceh menyerang Melaka.
§ 1550
§ Portugis mulai membangun benteng-benteng di Flores.
1551 – 1560
§ 1551
§ Johore menyerang Portugis Melaka dengan bantuan dari Jepara.
§ Pasukan-pasukan dari Ternate menguasai Kesultanan Jailolo di Halmahera
dengan bantuan Portugis.
§ 1552
§ Hasanuddin memisahkan diri dari Demak dan mendirikan Kesultanan Banten,
lalu merebut Lampung untuk Kesultanan yang baru.
§ Aceh mengirim duta ke Sultan Ottoman di Istanbul.
§ 1558
§ Leiliato memimpin suatu pasukan dari Ternate untuk menyerang Portugis di
Hitu.
§ Portugis membangun benteng di Bacan.
§ Ki Ageng Pemanahan menerima distrik Mataram dari Joko Tinggir, memerintah
di Pajang.
§ Wabah cacar di Ternate.
§ 1559
§ Para misionaris Portugis mendarat di Timor. Khairun menjadi Sultan Ternate.
§ 1560
§ Portugis mendirikan pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur
Jawa.
§ Spanyol mendirikan pos di Manado.
1561 – 1570
§ 1561
§ Sultan Prawata dari Demak meninggal dunia.
§ Misi Dominikan Portugis didirikan di Solor.
§ 1564
§ Wabah cacar di Ambon.
§ 1565
§ Aceh menyerang Johore.
§ Kutai di Kalimantan menjadi Islam.
§ 1566
§ Misi Dominikan Portugis di Solor membangun sebuah benteng batu.
§ 1568
§ Serangan yang gagal oleh Aceh di Melaka Portugis.
§ 1569
§ Portugis membangun benteng kayu di pulau Ambon.
§ 1570
§ Aceh menyerang Johore lagi, namun gagal.
§ Sultan Khairun dari Ternate menandatangani sebuah perjanjian damai dengan
Portugis, tetapi esok harinya ternyata ia diracuni. Agen-agen Portugis
dicurigai melakukannya. Babullah menjadi Sultan (hingga 1583), dan bersumpah
untuk mengusir Portugis keluar dari benteng-benteng mereka.
§ Maulana Yusup menjadi Sultan Banten.
1571 – 1580
§ 1571
§ Alaudin Riayet Shah meninggal, kekacauan di Aceh hingga 1607.
§ 1574
§ Jepara memimpin serangan yang gagal di Melaka.
§ 1575
§ Sultan Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karena itu Portugis
membangun sebuah benteng di Tidore.
§ 1576
§ Portugis membangun benteng di kota Ambon sekarang.
§ 1577
§ Ki Ageng Pemanahan mendirikan Kota Gede (dekat Yogyakarta sekarang).
§ 1579
§ Banten menyerang dan meluluhlantakkan Pajajaran merebut sisa-sisa Kerajaan Sunda, dan menjadikannya Islam. Raja Sunda
terakhir yang enggan memeluk Islam, yaitu Prabu Ragamulya atau Prabu
Suryakancana, meninggalkan ibukota Kerajaan Sunda tersebut dan meninggal dalam pelarian di daerah Banten.
§ November, Sir Francis Drake dari Britania, setelah menyerang kapal dan
pelabuhan Spanyol di Amerika, tiba di Ternate. Sultan Babullah, yang juga
membenci orang-orang Spanyol, mengadakan perjanjian persahabatan dengan
Britania.
§ 1580
§ Maulana Muhammad menjadi Sultan Banten.
§ Portugal jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis
tidak dipedulikan.
§ Drake mengunjungi Sulawesi dan Jawa, dalam perjalanan pulang ke Britania.
§ Ternate menguasai Butung.
§ 1581
§ Sekitar saat ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang
telah dijanjikan kepadanya oleh Joko Tingkir, yang menundanya hingga Sunan
Kalijaga dari Wali Songo mendesaknya), mengubah namanya menjadi Kyai Gedhe Mataram.
§ 1584
§ Sutawijaya menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal
dari Mataram, memerintah dari Kota Gede.
§ 1585
§ Sultan Aceh mengirim surat kepada Elizabeth I dari Britania.
§ Kapal Portugis yang dikirim untuk membangun sebuah benteng dan misi di Bali
karam tepat di lepas pantai.
§ 1587
§ Sutawijaya mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan
beralih kepada Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.
§ Portugis di Melaka menyerang Johore.
§ Portugis menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sultan Aceh.
§ Sir Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.
§ 1588
§ Sutawijaya mengganti namanya menjadi Senopati; merebut Pajang dan Demak.
§ 1590
§ Desa asli Medan didirikan.
1591 – 1659
§ 1591
§ Senopati merebut Madiun, lalu Kediri.
§ Sir James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tetapi misinya
gagal.
§ Ternate menyerang Portugis di Ambon.
§ 1593
§ Ternate mengepung Portugis di Ambon kembali.
§ 1595
§ 2 April, ekspedisi Belanda di bawah De Houtman berangkat ke Hindia Belanda.
§ Suriansyah menjadikan Banjar di Kalimantan sebuah Kesultanan (belakangan
Banjarmasin).
§ Portugis membangun benteng di Ende, Flores.
Sumber
:
·
Wikipedia
·
the gau’ 2013 ; http://muhsakirmsg.blogspot.com KIE
dalam pelayanan KB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Untuk Perbaikan Postingan Selanjutnya !