kegiatan pelayanan keperawatan telah di mulai sejak seorang perawat muslim
pertama yaitu Siti Rufaidah pada zaman nabi Muhammad saw,yang selalu memberikan
pelayanan terbaik nya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya
kaya atau miskin.adapula yang mengenal Rufaidah Binti Saad.beliau dikenal
sebagai perawat yang memulai praktek keperawatan di masa nabi Muhammad saw.
Beliau juga adalah perawat pertama muslim.beliau hidup dimasa nabi Muhammad
saw,di abad pertama hijriyah sesudah Masehi,diilustrasikan sebagai perawat
teladan,baik dan bersifat empati.
Rufaidah adalah seorang pemimpin,organisatoris,mampu memobilisasi dan
memotifasi orang lain,dan digambarkan pula memiliki pengalaman,klinik yang
dapat ditularkan kepada perawat lain,yang dilatih dengan bekerja dengannya.dia
tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal saja ,akan tetapi
juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah secara sosial yang
dapat mengakibat kan timbulnya berbagai penyakit.
Rufaidah adalah public health nurse dan social worker yang menjadi
inspirasi bagi profesi keperawatan di dunia islam.Rufaidah Binti Saad memiliki
nama lengkap Rufaidah Binti Sa’ad Al Bani Aslam Alkhazraj,yang tinggal di
Madinah dia lahir di yathrib dan termasuk kaum anshar.
Ayahnya seorang dokter dan ia mempelajari ilmu keperawatan saat bekerja
membantu ayahnya disaat kota madinah berkembang,Rufaidah mengabdikan diri
merawat kaum muslim yang sakit,dan membangun tenda diluar masjid Nabawi saat
damai,pada saat perang Badar,Uhud,Khandak dan Perang Khaibar.
Dia menjadi seorang sukarelawan dan merawat korban yang terluka sewaktu perang.Dan
mendirikan rumah sakit lapangan,sehingga terkenal saat perang,dan nabi Muhammad
sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh nya,pernah digambarkan
saat perang Ghazwat Saad Bin Maadh yang terluka dan tertancap panah
ditangannya,dirawat oleh Rufaidah hingga stabil.
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat,dan
dalam perang khaibar,mereka izin nabi Muhammad saw untuk ikut digaris belakang
pertempuran untuk merawat mereka yang terluka,dan nabi Muhammad saw mengizinkannya.
tugas ini digambarkan mulia bagi rufaidah,dan merupakan pengakuan awal
untuk pekerjaannya dibidang keperawatan dan medis,kontribusi rufaidah tidak
hanya merawat mereka yang terluka akibat perang.namun juga terlibat dalam
aktifitas sosial dan komunitas.ia memberi perhatian kepada setiap
muslim,miskin,anak yatim,atau penderita cacat mental.ia merawat anak yatim dan
memberikan bekal pendidikan.
Rufaidah juga digambarkan memiliki keperibadian yang luhur dan empati
sehingga memberi pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik
pula.sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat,sehingga
perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan mesti seimbang.
rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan
pertama dunia islam.sejarah dunia islam juga mencatat beberapa nama yang
bekerja bersama rufaidah,seperti:ummu ammara,aminah,ummu amin,syafiat,ummu
sulaiman,dan hindun.beberapa wanita muslim terkenal sebagai perawat adalah
kuafibat,amin binti abi qaysal ghifari,dan lainnya.
·
ASUHAN KEPERAWATAN ISLAM
Pada zaman Nabi perawat dapat diberi nama ”Al Asiyah “ dari kata Aasa yang
berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberi makanan dan memberikan obat.
Pelayanan kesehatan telah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW dengan seorang
perawat wanita yang pertama yang bernama Rufaidah. Islam sangat menghargai
seorang petugas kesehatan karna petugas ini adalah petugas kemanusiaan yang
sangat mulia.
Pelayanan kesehatan adalah memberi pelayanan kesehatan kepada orang yang membutuhkan
baik itu berupa asuhan keperawatan atau pelayanan kepada pasien. Hubungan
antara petugas kesehatan dan pasien adalah sebagai penjual jasa dan pemakai
jasa.
Menelusuri Jejak Dunia Keperawatan dalam Sejarah Islam
(Mengenal lebih dekat : Rufaidah binti Sa'ad)
Kegiatan pelayanan keperawatan
berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti
Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan
pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya
kaya atau miskin. 1).(Elly Nurahmah, 2001). Ada pula yang mengenal sebagai
Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan
publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan
dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim (Kasule, 2003; Mansour
& Fikry, 1987). Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal
Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah
memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996).
Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun
temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan
diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur Tengah 2) (Miller
Rosser, 2006)
Selama ini pula perawat Indonesia
khususnya lebih mengenal Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang
mungkin saja lebih dikarenakan konsep keperawatan modern yang mengadopsi
litelature barat. Florence Nightingale (Firenze, Italia, 12 Mei 1820 - 13
Agustus 1910) adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan nama The Lady
With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti "Sang Wanita dengan
Lampu". Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze
dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. 3) (Wikipedia)
Florence dilahirkan dalam keluarga
berada dan tumbuh sebagai wanita yang menawan dan periang yang mempunyai masa
depan yang cerah. Bagaimanapun penderitaan yang dilihatnya semasa peperangan di
semenanjung Krim di Rusia tahun 1858, menyebabkan hati Florence Nightingale
tersentuh melihat penderitaan tentara yang luka dan dibiarkan saja dalam rumah
sakit yang kotor. 3) (Wikipedia). Florence Nightingale dikenal sebagai perawat
dan teoris pertama yang memiliki body of knowledge keperawatan. Nigtingale
menekankan fokus intervensi keperawatan adalah membuat lingkungan yang kondusif
bagi manusia untuk hidup sehat. Sebagian besar dari pemikiran Nightingale masih
relevan dengan pendidikan keperawatan di Indonesia pada masa sekarang maupun
yang akan datang. 4) (A.Yani, 2004)
Tulisan ini bermaksud mengeksplorasi
lebih jauh studi litelatur sejarah islam dalam bidang keperawatan dan
mengenalkan kita tentang tokoh perawat islam. Tentu saja perkembangan
keperawatan di masa Rufaidah binti Sa'ad (thn 570 – 632 SM ), dengan
perkembangan keperawatan era Florence Nightingale, dan perkembangan keperawatan
era tahun 2000 akan tetap berbeda seiring dengan tuntutan pelayanan kesehatan.
Kedua tokoh keperawatan tersebut muncul di masa-masa peperangan, sedangkan saat
ini keperawatan bergerak maju dalam suasana damai, namun dengan kompleksitas
tuntutan asuhan keperawatan dan beragam penyakit infeksi dan penyakit
degeneratif (double burden disease).
* Mengenal Rufaidah binti Sa'ad (Ruafaidah Al-Asalmiya)
* Mengenal Rufaidah binti Sa'ad (Ruafaidah Al-Asalmiya)
Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr,
1998 dalam studi Paper Presented at the 3rd International Nursing Conference
"Empowerment and Health: An Agenda for Nurses in the 21st Century"
yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan
Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup
di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah/abad ke-8 Sesudah Masehi, dan
diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah adalah
seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.
Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat ditularkan kepada
perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan
peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga melaksanakan peran
komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya
berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public health nurse dan social worker,
yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di dunia Islam. 5)
Rufaidah binti Sa'ad memiliki nama
lengkap Rufaidah binti Sa'ad Al Bani Aslam Al Khazraj, yang tinggal di Madinah,
dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar (golongan yang pertama kali
menganut Islam di Madinah). Ayahnya seorang dokter, dan dia mempelajari ilmu
keperawatan saat bekerja membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang,
Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun tenda
di luar Masjid Nabawi saat damai. Dan saat perang Badr, Uhud, Khandaq dan Perang
Khaibar dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang.
Dan mendirikan Rumah sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi
Muhammad SAW sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya. Pernah
digambarkan saat perang Ghazwat al Khandaq, Sa'ad bin Ma'adh yang terluka dan
tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga stabil/homeostatis.
5)(Omar Hassan, 1998)
Rufaidah melatih pula beberapa
kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta
ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat
mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia untuk
Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang
keperawatan dan medis.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya
merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas
sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak
yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal
pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati
sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya
dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat,
sehingga perkembangan sisi tehnologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti
seimbang. 5). Rufaidah juga digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah
Keperawatan pertama di dunia Isalam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan
(Jan, 1996), dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit
(preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health
education) 2)
Sejarah islam juga mencatat beberapa
nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman,
Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal
sebagai perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu
Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain
menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad
SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah
binti Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al
Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.
8)
Ummu Ammara juga dikenal juga
sebagai Nusaibat binti Ka'ab bin Maziniyat, dia adalah ibu dari Abdullah dan
Habi, anak dari Bani Zayd bin Asim. Nusaibat dibantu suami dan anaknya dalam
bidang keperawatan. Dia berpartisipasi dalam Perjanjian Aqabat dan perjanjian
Ridhwan, dan andil dalam perang Uhud dan perang melawan musailamah di Yamamah
bersama anak dan suaminya. Dia terluka 12 kali, tangannya terputus dan dia
meninggal denan luka2nya. Dia terlibat dalam perang Uhud, merawat korban yang
luka dan mensuplai air dan juga digambarkan berperang menggunakan pedang
membela Nabi.
*
Masa Sejarah Perkembangan Islam dalam Keperawatan
Masa sejarah perkembangan islam
dalam keperawatan, tidak dapat dipisahkan dalam konteks perkembangan keperawatan
di Arab Saudi khususnya, dan negara-negara di timur tengah umumnya. Berikut ini
akan lebih dijelaskan tentang sejarah perkembangan keperawatan di masa Islam
dan di Arab Saudi khususnya.
1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)
1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)
Dokumen tentang keperawatan
sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570 M sangat sedikit ditemukan.
Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad
(holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem
kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke
rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali
lilature tentang perawat, namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang
bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah
binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy, 1994) 2)
2. Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000
M).
Sejarah tentang keperawatan setelah
wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada
lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan
sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan
keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang "The Reason Why Some Persons
and the Common People Leave a Physician Even if He Is Clever" dan "A
Clever Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not
Within the Realm of Possibility." Di masa ini ada perawat diberi nama
"Al Asiyah" dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas
utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.
3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)
Dimasa ini negara-negara Arab
membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran
unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat
ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita,
serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat
pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004) 2).
4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in
Nursing’s Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya
ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan Australia, India,
Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah. Bahkan
dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di
tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah
masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003)
2).
Dimasa ini ada seorang perawat Timur
Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang
mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun
1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.
Meskipun keperawatan masih baru
sebagai profesi di Timur tengah, sebenarnya telah dibangun di masa Nabi
Muhammad SAW. Dimana mempengaruhi philosofi praktek, dan profesi keperawatan.
Dan sejak tahun 1950 dengan dikenalkannya organized health care dan pembangunan
RS di Arab Saudi, keperawatan menjadi lebih maju dan bukan hanya sekedar
pekerjaan (job training)
* Keperawatan, Islam, Masa Kini dan Mendatang
Dr. H Afif Muhammad dalam seminar
perawat rohani Islam di Akper Aisyiyah, Bandung 31/8/2004 mengatakan, masalah
sehat dan sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT, hingga manusia tidak
akan bisa terbebas dari sakit. "Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai
baik dalam melaksanakan perintah-perintah Allah maupun mensyukuri nikmat
sehatnya. Kita sering menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti sakit
sebagai musibah yang terkesan negatif, padahal musibah berkonotasi
positif," jelasnya.
Tugas seorang perawat, menurut H.
Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada
pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki
harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis
tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan
mengabaikan hukum sebab akibat," katanya. Perawat juga memandu pasiennya
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang
bisa mendatangkan "manjurnya" doa. 9)
Dr. Ahmad Khan (lulusan suma
cumlaude dari Duke University) yang menemukan Ayat-ayat Al Quran dalam DNA
(Deoxy Nucletida Acid) berpesan semoga penerbitan buku saya "Alquran dan
Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup
yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik,
pendidikan atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya
mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan
penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu
keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik
para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi
pendidikan atau pada level pemerintah. 10)
Di negara-negara timur tengah,
konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam
Islam, budaya dan kepercayaan di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut
pandang islam (Islamic health belief), dan nilai-nilai profesional yang
diperoleh dari pendidikan keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di
negara barat, keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.
Di Indonesia mungkin hal serupa juga
terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam
harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit,
perkembangan tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap
mengenang dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh
Rufaida binti Sa'ad.
Antara petugas kesehatan dan pasien terjadi akad Hijrah. Akad Hijrah adalah
suatu akad dimana satu pihak memanfaatkan Barang, Tenaga, Pikiran dan Keahlian.
Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan Fisik, Mental
maupun kesehatan lingkungan.
Hak
dan kewajiban antara perawat dengan pasien.
Kewajiban
petugas keperawatan
·
melaksanakan tugas sesuai dengan sumpah jabatan
·
memberikan pelayanan dengan baik
·
menetapkan tarip yang terjangkau oleh masyarakat
·
mengusahakan keringanan biaya
·
bertanggung jawab atas kematian /penderitaan dan kerugian pasien yang
disebabkan oleh kesalahan perawat
·
melimdungi pasien dari sasaran propaganda agama lain
·
menyampaikan wasiat pasien yang meninggal kapada keluarganya
·
membantu pemakaman jenazah secepat mungkin
·
menolak permintaan pelayanan yang bertentangan dengan ajaran agama.
Hak – Hak petugas keperawatan
·
Mendapatkan Gaji dan Honorer
·
Mendapatkan penghargaan yang layak dari pemerintah
·
Mendapat perlindungan hukum
·
Melindungi pasien dari ancaman luar kehidupan keselamatan jiwanya.
·
Menolak pelanyanan kesehatan yang bertentangan dengan ajaran Agama
Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang
sebagai profesi yang mulia.akan tetapi hal itu berlaku apabila asuhan
keprawatan yang dilakukan sesuai dengan syari’ah islam,yaitu dengan
memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam.
Tata Cara
Bersuci Bagi Orang Yang Sakit
1.
diwajibkan bersuci dengan air, berwudhu jika berhadats kecil dan mandi jika
berhadats besar
2.
jika tidak bisa dengan air karena dikhawtirkan dapat memperlambat
kesembuhan, maka boleh tayamum
3.
bila tidak mampu bersuci sendiri maka dapat dibantu orang lain
4.
jika pada tubuh terdapat luka yang digips atau dibalut maka cukup mengusap
balutan tadi dengan air
5.
cara bertayamum ialah memukulkan dua tangannya ketanah yang suci sekali
pukulan, kemudian mengusap wajahnya lalu mengusap telapak tangannya
6.
jika sebagian tubuh yang harus disucikan terluka, maka dibasuh dengan air
jika membahayakan cukup diusap sekali saja jika membahayakan juga maka bias
bertayamum
7.
dibolehkan bertayamum pada dinding yang mengandung debu yang suci
8.
jika tidak mungkin bertayamum diatas tanah atau dinding atau tempat lain
yang mengandung debu maka boleh menggunakan sapu tangan
9.
orang yang sakit juga wajib membersihkan tubuhnya dari najis, jika tidak
mungkin maka ia solat apa adanya, dan solatnya sah
10. orang yang sakit wajib menggunakan
pakaian yang suci dalam melaksanakan solat jika tidak memungkainkan maka solat
apa adanya dan solatnya sah
11. orang yang sakit juga wajib solat
ditempat yang suci jika tidak mungkin maka cara sholat ditempat apa adanya
dan sholatnya sah.
Para pemimpin rumah sakit-rumah
tidak boleh menugaskan seorang perawat laki-laki dan seorang perawat wanita
untuk piket dan jaga malam bersama, ini suatu kesalahan dan kemungkaran besar,
dan ini artinya mengajak kepada perbuatan keji. Jika seorang laki-laki hanya
berduaan dengan seorang wanita di suatu tempat, tidak bisa dijamin aman dari
godaan setan untuk melakukan perbuatan keji dan sarana-sarananya.
Menurut islam kesehatan yang bersifat (Prepentif) lebih diutamakan dari
pada Kuratif (pengobatan).
Hak dan kewajiban petugas kesehatan
lebih besar dari pada hak dan kewajiban pasien karna hak dan kewajiban petugas
kesehatan bertanggung jawab atas jiwa dan raga pasien.
Menurut hukum islam, seseorang yang
melakukan praktek kedokteran dan pengobatan, sedangkan ia bukan ahlinya,
misalnya, ia “Kunter” (dukun yang melakukan praktek dokter seperti operasi),
atau “Terkun “ (dokter yang melakukan praktek dukun) Seperti ia tidak memberikan
resep obat kepada pasiennya yang sesuai dengan disiplin ilmu kedokteran yang ia
pelajari, tetapi ia harus bertanggung jawab atas kerugian pasien nya,
jiwa/materialnya.
Kemudian ketika memberikan pelayanan perawatan bagi
pasien yang perempuan hendaknya dirawat oleh perawat perempuan.begitu juga
sebaliknya,pasien laki-laki dirawat oleh perawat laki-laki pula. ruang lingkup itu mencakup berbagai aspek
dan keadaan yang sesuai dengan kaidah dan aturan dalam islam.misalnya :
·
Tata cara dan aturan tentang alat kontrasepsi atau KB
·
Proses dan pasca melahirkan
·
Transplantasi organ tubuh
·
Tranfusi darah
·
Aturan dan cara pengadopsian anak
·
Dan lain sebagainya.
Sebagai seorang praktisi keperawatan kita harus bertindak professional
sesuai fungsi dan tujuan dari asuhan keperawatan.dengan demikian dapat tercapai
pelaksanaan asuhan keperawatan yang bermutu dan sesuai dengan syari’ah islam.
Sumber :
·
The Gau’ :
http//:www.muhsakirmsg.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Untuk Perbaikan Postingan Selanjutnya !