BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beberapa tahun terakhir ini energi
merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang
disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan
minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan
kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi
terbaharukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$
per barel juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara di dunia
terutama Indonesia.
Lonjakan harga minyak dunia akan
memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM
yang mencapai 1,3 juta/barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya
sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui
impor. Menurut data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar
9 milliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak
baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade
mendatang.
Untuk mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar minyak pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden
republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk
mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak.
Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai
altenatif pengganti bahan bakar minyak
Salah satu sumber energi alternatif
adalah biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik seperti
sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi
energi melalui proses anaerobik digestion. Proses ini merupakan peluang besar
untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akanmengurangi dampak penggunaan
bahan bakar fosil.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Biogas ?
2.
Bagaimana sejarah Biogas ?
3.
Bahan-bahan yang digunakan dalam
Biogas ?
4.
Kandungan apa saja yang terdapat di
dalam Biogas ?
5.
Reaktor apa saja yang ada di dalam
Biogas ?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan kami melakukan penulisan ini adalah untuk mengetahui manfaat dari
pemakaian bahan Biogas yaitu Biogas lebih hemat dibandingkan dengan pemakaian
BBM yang semakin langka.
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan kami adalah
memberikan informasi kepada masyarakat bahwa pemakaian Biogas lebih praktis dan
terjangkau dibanding dengan pemakaian BBM. Selain itu pemakaian Biogas ramah
lingkungan dan tidak menimbulkan polusi serta pemakaian pada BBM.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Biogas
Biogas merupakan sebuah proses
produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi
material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion Gas
yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana. material organik
yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan
bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi
menjadi asam asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan
menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu
penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein,
karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu
pembentukan asam dari senyawa sederhana.
Setelah material organik berubah
menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah
pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti
methanococus, methanosarcina, methano bacterium.
Perkembangan proses Anaerobik
digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan
untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat
menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil
pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan
municipal solid waste (MSW).
2.2. Sejarah Biogas
Sejarah penemuan proses anaerobik
digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan
Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770,
beberapa dekade kemudian, Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana.
Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses
anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas
menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk
penelitian biogas hingga saat ini.
2.3. Komposisi Biogas
Biogas sebagian besar mengandung gs
metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya
kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan
(H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil.
Energi yang terkandung dalam biogas
tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka
semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya
semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat
ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan
hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur
mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung
senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang
di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih
berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu
sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3).
senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif
senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif
2.4. Reaktor Biogas
Ada beberapa jenis reactor biogas
yang dikembangkan diantaranya adalah reactor jenis kubah tetap (Fixed-dome),
reactor terapung (Floating drum), raktor jenis balon, jenis horizontal, jenis
lubang tanah, jenis ferrocement. Dari keenam jenis digester biogas yang sering
digunakan adalah jenis kubah tetap (Fixed-dome) dan jenis Drum mengambang
(Floating drum). Beberapa tahun terakhi ini dikembangkan jenis reactor balon
yang banyak digunakan sebagai reactor sedehana dalam skala kecil.
1. Reaktor kubah tetap (Fixed-dome)
Reaktor ini disebut juga reaktor
china. Dinamakan demikian karena reaktor ini dibuat pertama kali di chini
sekitar tahun 1930 an, kemudian sejak saat itu reaktor ini berkembang dengan
berbagai model. Pada reaktor ini memiliki dua bagian yaitu digester sebagai
tempat pencerna material biogas dan sebagai rumah bagi bakteri,baik bakteri
pembentuk asam ataupun bakteri pembentu gas metana. bagian ini dapat dibuat
dengan kedalaman tertentu menggunakan batu, batu bata atau beton. Strukturnya
harus kuat karna menahan gas aga tidak terjadi kebocoran. Bagian yang kedua
adalah kubah tetap (fixed-dome). Dinamakan kubah tetap karena bentunknya
menyerupai kubah dan bagian ini merupakan pengumpul gas yang tidak bergerak
(fixed). Gas yang dihasilkan dari material organik pada digester akan mengalir
dan disimpan di bagian kubah.
Keuntungan dari reaktor ini adalah
biaya konstruksi lebih murah daripada menggunaka reaktor terapung, karena tidak
memiliki bagian yang bergerak menggunakan besi yang tentunya harganya relatif
lebih mahal dan perawatannya lebih mudah. Sedangkan kerugian dari reaktor ini
adalah seringnya terjadi kehilangan gas pada bagian kubah karena konstruksi
tetapnya.
2. Reaktor floating drum
Reaktor jenis terapung pertama kali
dikembangkan di india pada tahun 1937 sehingga dinamakan dengan reaktor India.
Memiliki bagian digester yang sama dengan reaktor kubah, perbedaannya terletak
pada bagian penampung gas menggunakan peralatan bergerak menggunakan drum. Drum
ini dapat bergerak naik turun yang berfungsi untuk menyimpan gas hasil
fermentasi dalam digester. Pergerakan drum mengapung pada cairan dan tergantung
dari jumlah gas yang dihasilkan.
Keuntungan dari reaktor ini adalah
dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum karena
pergerakannya. Karena tempat penyimpanan yang terapung sehingga tekanan gas
konstan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya material konstruksi dari drum lebih
mahal. faktor korosi pada drum juga menjadi masalah sehingga bagian pengumpul
gas pada reaktor ini memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan menggunakan
tipe kubah tetap.
3. Reaktor balon
Reaktor balon merupakan jenis
reaktor yang banyak digunakan pada skala rumah tangga yang menggunakan bahan
plastik sehingga lebih efisien dalam penanganan dan perubahan tempat biogas.
reaktor ini terdiri dari satu bagian yang berfungsi sebagai digester dan
penyimpan gas masing masing bercampur dalam satu ruangan tanpa sekat. Material
organik terletak dibagian bawah karena memiliki berat yang lebih besar
dibandingkan gas yang akan mengisi pada rongga atas.
2.5. Konservasi
Energi
Konversi limbah melalui proses
anaerobik digestion dengan menghasilkan biogas memiliki beberapa keuntungan,
yaitu :
- biogas merupakan energi tanpa menggunakan
material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga biogas
tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh
penggundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah.
- Energi biogas dapat berfungsi sebagai energi pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca di atmosfer dan emisi lainnya.
- Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang
keberadaannya duatmosfer akan meningkatkan temperatur, dengan menggunakan
biogas sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara.
- Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat dari limbah.
- Selain keuntungan energy yang didapat dari proses
anaerobik digestion dengan menghasilkan gas bio, produk samping seperti
sludge. Meterial ini diperoleh dari sisa proses anaerobik digestion yang
berupa padat dan cair. Masing-masing dapat digunakan sebagai pupuk berupa
pupuk cair dan pupuk padat.
BAB III
PEMBUATAN BIOGAS
(METODE, ALAT DAN BAHAN)
Skema biogas
Proses pemanfaatan biogas
3.1. Metode Pembuatan Biogas
Proses penguraian oleh
mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik terjadi secara anaerob.
Proses anaerob adalah proses biologi yang berlangsung pada kondisi tanpa
oksigen oleh mikroorganisme tertentu yang mampu mengubah senyawa organik
menjadi metana (biogas). Proses ini banyak dikembangkan untuk mengolah kotoran
hewan dan manusia atau air limbah yang kandungan bahan organiknya tinggi. Sisa
pengolahan bahan organik dalam bentuk padat digunakan untuk kompos.
Instalasi sistem produksi dan pemanfaatan biogas
a. Tabung Produksi
Dua drum (200 liter) dibuka salah satu sisinya, dengan sebuah drum yang
dibuka separo (0,5 diameter). Kemudian sisi yang terbuka penuh dan sisi yang
terbuka sebagian tersebut disambungkan. Pada sisi drum yang lain dibuat lubang
masing-masing dengan diameter 5 cm . Satu lubang dihubungkan dengan pipa
pemasukan, dan lubang yang lain dengan pipa pembuangan (masing-masing pipa berdiameter
5 cm). Dan perkuat tiap-tiap pipa tersebut dengan sebuh penopang. Usahakan
ketinggian pipa pemasukan dengan sebuah corong, untuk mempermudah proses
pengisian, agar tidak terguling (menggelinding) , sebaiknya tabung produksi
diberi kaki penyangga, usahakan posisi kedua pipa tegak keatas. Pada sisi atas
tabung dibuat lubang dengan diameter 1,25 cm dan disambungkan dengan pipa
seukuran yang sudah dipasang kran. Tabung produksi sudah jadi dan bisa
dihubungkan dengan tabung penyimpanan dengan selang melalui kran.
b. Tabung
penyimpan
Buka salah satu sisi drum (120 liter dan 200 liter). Untuk drum kecil (120
Lt) pada sisi yang lain dibuat 2 lubang berdiameter 1,25 cm, satu lubang untuk
pemasukan gas dan yang lain untuk pengeluaran. Sambungkan kedua lubang tersebut
dengan pipa seukuran, dan untuk pipa pengeluaran pasang kran. Letakkan drum
besar dengan sisi terbuka menghadap keatas,lalu masukkan drum kecil dengan
posisi terbalik. Tabung penyimpanan sudah jadi dan bisa diisi dengan air. Yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan alat adalah kekedapannya, jadi sebelum alat
degunakan sebaiknya diuji drlr kekegapannya, kalau ada yang bocor harus
ditambal atau diganti
3.3. Bahan
Biogas berasal dari hasil fermentasi
bahan-bahan organik diantaranya:
- Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung,
gandum, dan lain-lain,
- Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas,
penggilingan padi, limbah sagu,
- Hasil samping industri : tembakau, limbah
pengolahan buah-buahan dan sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu
dari industri gula dan tapioka, limbah cair industri tahu,
- Limbah perairan : alga laut, tumbuh-tumbuhan air,
- Limbah peternakan : kotoran sapi, kotoran kerbau,
kotoran kambing, kotoran unggas.
3.4. Proses
Pembuatan Biogas yang Berasal dari Kotoran Ternak
Berikut
adalah proses pembuatan biogas dari kotoran ternak.
1.
Yang pertama dilakukan adalah
menyediakan wadah atau bejana untuk mengolah kotoran organik menjadi biogas.
Kalau hanya diperuntukkan secara pribadi, cukup menggunakan bak yang terbuat
dari semen yang cukup lebar atau drum bekas yang masih cukup kuat. Selain itu
perlunya kesediaan kotoran hewan (baik sapi maupun kambing) yang merupakan
bahan baku biogas. Kalau sulit mencari kotoran hewan, maka percuma aja. Untuk
itu diperlukan survey terlebih dahulu. Atau kalau mau sedikit niat, septik tank
bisa dimanfaatkan seperti yang dilakukan di India.
2.
Proses kedua adalah mencampurkan
kotoran organik tersebut dengan air. Biasanya campuran antara kotoran dan air
menggunakan perbandingan 1:1 atau bisa juga menggunakan perbandingan 1:1,5. Air
berperan sangat penting di dalam proses biologis pembuatan biogas. Artinya
jangan terlalu banyak (berlebihan) juga jangan terlalu sedikit (kekurangan).
3.
Temperatur selama proses
berlangsung, karena ini menyangkut "kesenangan" hidup bakteri
pemroses biogas antara 27 - 28 derajat celcius. Dengan temperatur itu proses
pembuatan biogas akan berjalan sesuai dengan waktunya. Tetapi berbeda kalau
nilai temperatur terlalu rendah (dingin), maka waktu untuk menjadi biogas akan
lebih lama.
4.
Kehadiran jasad pemroses, atau jasad
yang mempunyai kemampuan untuk menguraikan bahan-bahan yang akhirnya membentuk
CH4 (gas metan) dan CO2. Dalam kotoran kandang, lumpur selokan ataupun sampah
dan jerami, serta bahan-bahan buangan lainnya, banyak jasad renik, baik bakteri
ataupun jamur pengurai bahan-bahan tersebut didapatkan. Tapi yang menjadi
masalah adalah hasil uraiannya belum tentu menjadi CH4 yang diharapkan serta
mempunyai kemampuan sebagai bahan bakar.
5.
Untuk mendapatkan biogas yang
diinginkan, bak penampung (bejana) kotoran organik harus bersifat anaerobik.
Dengan kata lain, tangki itu tak boleh ada oksigen dan udara yang masuk
sehingga sampah-sampah organik yang dimasukkan ke dalam bioreaktor bisa
dikonversi mikroba. Keberadaan udara menyebabkan gas CH4 tidak akan terbentuk.
Untuk itu maka bejana pembuat biogas harus dalam keadaan tertutup rapat.
6.
Setelah proses ini selesai, maka
selama dalam kurun waktu 1 minggu didiamkan, maka gas metan sudah terbentuk dan
siap dialirkan untuk keperluan memasak. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam memanfaatkan biogas. Seperti misalnya sifat biogas yang tidak berwarna,
tidak berbau dan sangat cepat menyala. Karenanya kalau lampu atau kompor
mempunyai kebocoran, akan sulit diketahui secepatnya. Berbeda dengan sifat gas
lainnya, sepeti elpiji, maka karena berbau akan cepat dapat diketahui kalau
terjadi kebocoran pada alat yang digunakan. Sifat cepat menyala biogas, juga
merupakan masalah tersendiri.
3.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan
Biogas
Laju proses anaerob yang tinggi
sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme,
diantaranya temperatur, pH, salinitas dan ion kuat, nutrisi, inhibisi dan kadar
keracunan pada proses, dan konsentrasi padatan. Berikut ini adalah pembahasan
tentang faktor-faktor tersebut.
1.
Temperatur
Gabungan bakteri anaerob bekerja
dibawah tiga kelompok temperatur utama. Temperatur kriofilik yakni kurang dari
20 C, mesofilik berlangsung pada temperatur 20-45 C (optimum pada 30-45) dan
termofilik terjadi pada temperatur 40-80 C (optimum pada 55-75 C).
2.
Derajat keasaman ( pH )
Pada dekomposisi anaerob faktor pH
sangat berperan, karena pada rentang pH yang tidak sesuai, mikroba tidak dapat
tumbuh dengan maksimum dan bahkan dapat menyebabkan kematian yang pada akhirnya
dapat menghambat perolehan gas metana. Bakteri-bakteri anaerob membutuhkan pH
optimal antara 6,2 – 7,6, tetapi yang baik adalah 6,6 – 7,5. Pada awalnya media
mempunyai pH ± 6 selanjutnya naik sampai 7,5. Tangki pencerna dapat dikatakan
stabil apabila larutannya mempunyai pH 7,5 – 8,5. Batas bawah pH adalah 6,2,
dibawah pH tersebut larutan sudah toxic, maksudnya bakteri pembentuk biogas
tidak aktif. Pengontrolan pH secara alamiah dilakukan oleh ion NH4+ dan HCO3-.
Ion-ion ini akan menentukan besarnya pH (Yunus, 1991).
3.
Nutrisi
Mikroorganisme membutuhkan beberapa
vitamin esensial dan asam amino. Zat tersebut dapat disuplai ke media kultur
dengan memberikan nutrisi tertentu untuk pertumbuhan dan metabolismenya. Selain
itu juga dibutuhkan mikronutrien untuk meningkatkan aktivitas mikroorganisme,
misalnya besi, magnesium, kalsium, natrium, barium, selenium, kobalt dan
lain-lain (Malina,1992). Bakteri anaerobik membutuhkan nutrisi sebagai sumber
energi yang mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium, mangan, kalsium dan
kobalt (Space and McCarthy didalam Gunerson and Stuckey, 1986). Level nutrisi
harus sekurangnya lebih dari konsentrasi optimum yang dibutuhkan oleh bakteri
metanogenik, karena apabila terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat bagi
pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi dengan bahan yang sederhana seperti
glukosa, buangan industri, dan sisa sisa tanaman terkadang diberikan dengan
tujuan menambah pertumbuhan di dalam digester (Gunerson and Stuckey, 1986).
4.
Keracunan dan Hambatan
Keracunan (toxicity) dan hambatan
(inhibition) proses anaerob dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya produk
antara asam lemak mudah menguap (volatile) yang dapat mempengaruhi pH. Zat-zat
penghambat lain terhadap aktivitas mikroorganisme pada proses anaerob
diantaranya kandungan logam berat sianida.
5.
Faktor Konsentrasi Padatan
Konsentrasi ideal padatan untuk
memproduksi biogas adalah 7-9% kandungan kering. Kondisi ini dapat membuat
proses digester anaerob berjalan dengan baik.
6.
Penentuan Kadar
Metana Dengan BMP
Uji BMP (Biochemical Methane
Potential) ditunjukan untuk mengukur gas metana yang dihasilkan selama masa
inkubasi secara anaerob pada media kimia. Uji BMP dilakukan dengan cara
menempatkan cairan contoh, inokulan (biakan bakteri anaeorob) dan media kimia
dalam botol serum. Botol serum ini, diinkubasi pada suhu 35oC, lalu
pengukuran dilakukan selama masa inkubasi secara periodik (biasanya setiap 5
hari), sehingga pada akhir masa inkubasi (hari ke-30) didapatkan akumulasi gas
metana. Pengukuran dilakukan dengan memasukkan jarum suntik (metoda syringe) ke
botol serum.
7.
Rasio Carbon Nitrogen (C/N)
Proses anaerobik akan optimal bila diberikan bahan
makanan yang mengandung karbon dan nitrogen secara bersamaan. CN ratio menunjukkan
perbandingan jumlah dari kedua elemen tersebut. Pada bahan yang memiliki jumlah
karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki C/N ratio 15 berbanding 1.
C/N ratio dengan nilai 30 (C/N = 30/1 atau karbon 30 kali dari jumlah nitrogen)
akan menciptakan proses pencernaan pada tingkat yang optimum, bila kondisi yang
lain juga mendukung. Bila terlalu banyak karbon, nitrogen akan habis terlebih
dahulu. Hal ini akan menyebabkan proses berjalan dengan lambat. Bila nitrogen
terlalu banyak (C/N ratio rendah; misalnya 30/15), maka karbon habis lebih dulu
dan proses fermentasi berhenti Sebuah penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
metabolisme dari bakteri methanogenik akan optimal pada nilai rasio C/N sekitar
8-20. (Anonymous, 1999a).
8. Kandungan Padatan dan Pencampuran Substrat
Menurut
Anonymous (1999a), walaupun tidak ada informasi yang pasti, mobilitas bakteri
metanogen di dalam bahan secara berangsur – angsur dihalangi oleh peningkatan
kandungan padatan yang berakibat terhambatnya pembentukan biogas. Selain itu
yang terpenting untuk proses fermentasi yang baik diperlukan pencampuran bahan
yang baik akan menjamin proses fermentasi yang stabil di dalam pencerna. Hal
yang paling penting dalam pencampuran bahan adalah menghilangkan unsur – unsur
hasil metabolisme berupa gas (metabolites) yang dihasilkan oleh bakteri
metanogen, mencampurkan bahan segar dengan populasi bakteri agar proses
fermentasi merata, menyeragamkan temperatur di seluruh bagian pencerna,
menyeragamkan kerapatan sebaran populasi bakteri, dan mencegah ruang kosong
pada campuran bahan.
Ada dua macam Biogas yang dikenal
saat ini, yaitu Biogas (yang juga sering disebut gas rawa) dan Biosyngas.
Perbedaan mendasar dari kedua bahan diatas adalah cara pembuatannya.
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik dengan bantuan
bakteri anaerob pada lingkungan tanpa oksigen bebas. Energi biogas didominasi
oleh Komposisi biogas terdiri atas
metana (CH4) 55-75%, Karbon dioksida (CO2) 25-45%,
Nitrogen (N2) 0-0.3%, Hidrogen (H2) 1-5%, Hidrogen
sulfide (H2S) 0-3%, Oksigen (O2) 0.1-0.5%. Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar
6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel.
Biosyngas (atau lebih sering disingkat Syngas atau Producer Gas) adalah
produk antara (intermediate) yang dibuat melalui proses gasifikasi termokimia
dimana pada suhu tinggi material kaya karbon seperti batubara, minyak bumi, gas
alam atau biomassa dirubah menjadi Karbon monoksida (CO) dan Hidrogen (H2).
Apabila bahan bakunya batubara, minyak bumi dan gas alam, maka disebut Syngas,
sedangkan jika bahan bakunya biomassa maka disebut Biosyngas. Biosyngas dapat
digunakan langsung menjadi bahan bakar atau sebagai bahan baku untuk proses
kimia lainnya. Kandungan energi biosyngas kurang lebih 3 – 8 MJ/N.m3
(mega joules per normal meter kubik), tetapi dapat mencapai 10 – 20 NJ/N.m3
jika menggunakan oksigen murni digunakan dalam proses gasifikasi. Jika dalam
proses gasifiksi ditambahkan uap/steam, yang disebut “reforming”, gas yang
dihasilkan akan mengandung hidrogen (H2) dalam konsentrasi tinggi.
Gambar
Proses sederhana gasifikasi untuk memproduksi biosyngas.
3.6. Hasil
Pembahasan
Setelah kami selesai melakukan
penelitian kami mendapatkan informasi tentang Biogas bahwa Biogas memiliki
unsur keuntungan seperti :
a.
Sebagai alternatif pengganti bahan
bakar BBM.
b.
Dalam kebutuhan rumah tangga atau
kebutuhan sehari-hari Biogas sangat hemat.
c.
Biogas tidak menimbulkan polusi
udara.
d.
Sudah beberapa kendaraan yang telah
menggunakan Biogas.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Harga bahan bakar minyak yang makin
meningkat dan ketersediaannya yang makin menipis serta permasalahan emisi gas
rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat global. Upaya
pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan dan dapat
diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut. Untuk itu
indonesia yang memiliki potensi luas wilayah yang begitu besar, diharapkan
untuk segera mengaplikasi bahan bakar nabati. Biogas merupakan gas yang dihasilkan
dari proses anaerobik digestion dan memiliki prosepek sebagai energi pengganti
bahan bakar fosil yang keberadaaanya makin
4.2. Saran
Berhubung ketersediaannya Minyak
Bumi semakin menipis di Negara kita maka untuk itu kami menghimbau kepada seluruh
masyarakat Indonesia agar menggunakan Biogas untuk sebagai alternatif pengganti
bahan bakar dan pemerintah harus menegaskan dalam proses penggunaan Biogas
dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
· The Gau’ : http//www.muhsakirmsg.blogspot.com/
· http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Biogas
siipp
BalasHapuswew
BalasHapus:)
Hapusmantap
BalasHapusThankz..
HapusOk..
BalasHapussangat kaya akan informasi,,,
BalasHapusthankz kunjungannya...
Hapussiiippppp
BalasHapusthankz..
Hapusbagus
HapusThankz..
HapusBenar sekali dan perlu dimasyarakatkan
BalasHapusSemoga bisa berguna mas pada masyarakat luas, amin.
HapusThank's
BalasHapusthanks for Sharing... Moga jd berkah.
BalasHapusini ngga bisa dicopy?
BalasHapus