Definisi
Neoplasma mata adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh.
Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas disebut sebagai
kanker.
Tumor pada mata disebut juga
tumor orbita. Tumor orbita adalah tumor yang menyerang rongga orbita (tempat
bola mata) sehingga merusak jaringan lunak mata, seperti otot mata, saraf mata
dan kelenjar air mata.
Etiologi
Gejala tumor orbita sulit
diketahui karena tumbuh di belakang bola mata. Umumnya diketahui setelah
terjadi penonjolan pada mata, gangguan pergerakan mata, atau terasa sakit.
Tumor orbita dapat disebabkan
oleh berbagai factor. Penyebab tumor mata terutama
faktor genetik. Selain itu sinar matahari, terutama sinar ultraviolet dan
infeksi virus Papiloma. Tumor mata juga bisa akibat penjalaran dari organ tubuh
lain, seperti dari paru, ginjal, payudara, otak sinus, juga leukemia dan getah
bening. Sebaliknya, sel tumor mata yang terbawa aliran darah sering mencapai
organ vital lain seperti paru, hati atau otak, dan menyebabkan kanker di organ
itu. Penderita tumor mata, kecuali retino blastoma, umumnya berusia 24-85
tahun.Sebagian besar tumor orbita pada anak-anak bersifat jinak dan
karena perkembangan abnormal. Tumor ganas pada
anak-anak jarang, tetapi bila ada akan menyebabkan
pertumbuhan tumor yang cepat dan prognosisnya jelek.
Klasifikasi
Berdasarkan posisinya tumor mata/orbita dikelompokkan sebagai berikut:
a. Tumor eksternal yaitu tumor
yang tumbuh di bagian luar mata seperti:
· Tumor palpebra, yaitu tumor yang tumbuh pada kelopak mata
· Misalnya : Tumor Adeneksa,
tumor menyerang kelopak mata (bagian kulit yang dapat membuka dan menutup).
· Tumor konjungtiva, yaitu tumor yang tumbuh pada lapisan konjungtiva yang melapisi mata
bagian depan
b. Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata.
Contoh : Retinoblastoma(RB). Jenis ini adalah tumor ganas retina dan
merupakan tumor primer bola mata terbanyak pada anak.
c. Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh di
belakang bola mata.
Epidemiologi
Tumor secara umum dibedakan
menjadi neoplasma dan non-neoplasma. Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak.
Tumor ganas terjadi akibat berkembang biaknya sel jaringan sekitar infiltrat,
sambil merusakkan. Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak
menyusup, tidak merusak tetapi menekan jaringan disekitarnya dan biasanya
tidak mengalami metastasis.
Apabila ada massa tumor yang
mengisi ronggga orbita maka bola mata akan terdorong ke
arah luar yang dalam bahasa kedokteran di sebut proptosis (mata menonjol). Arah
tonjolan bola mata bergantung pada asal massa tumor. Tumor orbita bisa berasal
dari semua jaringan di sekitar bola mata atau karena penyebaran dari sinus,
otak, rongga hidung atau penyebaran dari organ lain ditubuh. Tumor orbita dapat
terjadi pada orang dewasa ataupun anak-anak. Tumor orbital dapat jinak atau
ganas. Mereka dapat terjadi baik pada anak dan dewasa.
Seperti ditunjukkan contoh
diatas, CT scan berguna dalam diagnosis dan biopsy sering kali memberikan
garansi untuk membantu diagnosis dan manajemen pasien.
Tumor orbita relatif jarang
dijumpai. Pada proses pengambilan ruangan di orbita penderita biasanya datang
dengan keluhan seperti ada benjolan yang menyebabkan perubahan bentuk wajah,
protopsis, nyeri peri okular, inflamasi, keluarnya air mata, massa tumor yang
jelas nampak. Insiden tumor orbita bervariasi, tergantung pada metode
pemeriksaan yang dipakai. Frekwensi relatif benigna dan maligna menurut
handerson (1984); disebutkan sebagai berikut : karsinoma (primer metastasis dan
pertumbuhan terus 21 %, kista 12 %, tumor vaskular 10 %, meningioma 9 %,
malformasi vaskuler 5% dan tumor saraf tengkorak 4%, serta glioma optikus dan
neurisistik 5%.
Prognosis atau angka keberhasilan
kelangsungan hidup penderita tumor orbita mencapai 80%, artinya masih ada
harapan hidup yang cukup baik. Angka kematian sangat
dipengaruhi oleh stadium dari tumor itu sendiri. Tentu saja pada stadium
lanjut angka kelangsungan hidupnya lebih buruk.
Pada jenis-jenis tertentu angka kekambuhannya juga cukup tinggi.
Patologi
Tumor bisa tumbuh dari
struktur yang terletak didalam atau sekitar orbit:
a.
Kelenjar lakrimal:
Adenoma fleomorfik: tumor kelenjar saliva dan paling
umum di jumpai pada kelenjar parotid biasanya jinak, tapi rekurensi terjadi
bila tidak dilakukan eksisi lengkap.
b.
Karsinoma
Jaringan limfoid:
Limfoma: kanker sel darah putih yang
disebut limfosit-B, atau sel-B
Retina:
Retinoblastoma: Tumor anak-anak yang sangat
ganas.
c.
Melanoma
Tulang:
o Osteoma: biasanya mengenai sinus frontal
atau ethmoid, bisa menyebabkan mukosel frontal.
o Kista dermoid, adalah suatu kista atau tumor yang berisi cairan kental
seperti bubur yang disebut sebum, bisa berisi rambut, dimana kantungnya
dilapisi oleh dermis. Umumnya letaknya pada bidang garis tengah tubuh. Dapat
tumbuh di kepala, badan atau perut . Didapatkan pada anak-anak atau pada bayi
sejak lahir.
o Kista epidermoid adalah suatu kista yang kantungnya dilapisi epidermis berisi massa kental. Sering terdapat di kulit telapak
kaki atau tangan. Penyebabnya diduga trauma dimana sel epidermis masuk ke
subkutan dan tumbuh disana.
d.
Sinus paranasal, nasofaring:
Karsinoma: Sering menginvasi dinding
medial orbit pada tahap dini penyakit.
e.
Selubung saraf optik:
Meningioma: sering meluas keintrakranial
melalui foramen optik.
f.
Saraf optik:
Glioma (astrositoma pilositik): tumor yang tumbuh di berbagai bagian otak. Tumbuh sangat lambat.
Neurofibroma/neurinoma: benjolan seperti daging yang lembut, yang berasal dari jaringan saraf.
g.
Jaringan ikat:
Rabdomiosarkoma: Tumor anak-anak ganas
dengan pertumbuhan dan penyebaran lokal cepat.
h.
Metastasis melalui darah:
Dewasa:
·
Karsinoma 'breast'
·
Karsinoma bronchial
Anak-anak:
·
Neuroblastoma
·
Sarkoma Ewing
·
Leukemia
·
Tumor testikuler
i.
Lesi orbital non-neoplastik:
· Hemangioma/limfangioma
kavernosa: Lesi jinak yang sering terjadi pada dewasa.
· Pseudotumor
· Eksoftalmos endokrin
· Granulomatosis Wagener
· Histiositosis X
· Sarkoidosis
· Fistula
karotid-kavernosa tampil dengan eksoftalmos pulsatif.
Manifestasi Klinis
a.
Nyeri orbital
Jelas pada tumor ganas yang
tumbuh cepat, namun juga merupakan gambaran khas
'pseudotumor' jinak dan fistula karotid-kavernosa.
b.
Proptosis
Pergeseran bola mata kedepan
adalah gambaran yang sering dijumpai, berjalan bertahap dan tak
nyeri dalam beberapa bulan atau tahun (tumor jinak) atau cepat (lesi
ganas).
c.
Arah bola mata tidak lurus kedepan
d.
Turunnya penglihatan sampai buta
Penglihatan terganggu akibat terkenanya saraf optik atau
retina, atau tak langsung akibat kerusakan vaskuler.
e.
Penglihatan ganda
f.
Nyeri
g.
Merah
h. Pembengkakan kelopak atau
terlihatnya massa tumor
Mungkin jelas pada
pseudotumor, eksoftalmos endokrin atau fistula karotid-kavernosa.
i.
Palpasi
Bisa menunjukkan massa yang
menyebabkan distorsi kelopak atau bola mata, terutama dengan tumor
kelenjar lakrimal atau dengan mukosel.
j.
Pulsasi
Menunjukkan lesi vaskuler;
fistula karotidkavernosa atau malformasi arteriovenosa, dengarkan adanya bruit.
k.
Gerak mata
Sering terbatas oleh sebab
mekanis, namun bila nyata, mungkin akibat oftalmoplegia endokrin
atau dari lesi saraf III, IV, dan VI pada fisura
orbital (misalnya sindroma Tolosa Hunt) atau sinus kavernosus.
Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
Sebagian tumor orbita dapat dengan mudah
diidentifikasi, namun ada tumor orbita yang tidak terihat sampai berkembang
membesar sehingga menimbulkan kelainan di orbita. Tumor orbita
sering didiagnosa dengan bantuan CT-Scan atau
MRI, sementara itu diagnosa pasti melalui pemeriksaan patologi anatomi.
a. Foto polos orbit
Menunjukkan erosi lokal
(keganasan), dilatasi foramen optik (meningioma, glioma saraf
optik) dan terkadang kalsifikasi (retinoblastoma, tumor kelenjar lakrimal).
Meningioma sering menyebabkan sklerosis lokal.
b. CT scan orbit
Menunjukkan lokasi tepat patologi
intraorbital dan memperlihatkan adanya setiap perluasan keintrakranial.
c. Venografi orbital
Mungkin membantu.
d.
Pencitraan tomografi terkomputer pada tumor orbita
Tomografi terkomputer ini sangat membantu karena
dengan alat itu dapat terlihat dengan jelas seluruh jaringan lunak orbita dan
tulang-tulangnya sekalipun. Dengan tomografi terkomputer diperoleh kesehatan
nilai akurasi sampai sekitar 80-85 %, hal ini dapat dicapai, oleh karena dengan
pemeriksaan tomografi terkomputer tampak perbedaan densitas jaringan yang
rnembentuk jenis tumor tersehut Untuk lesi yang terletak di retrobulbair dengan
pemeriksaan tomografi terkomputer didapatkan nilai akurasi 99.4 %. Hasil
pemeriksaan tomografi terkomputer yang negatif palsu dapat terjadi bila lesi
terbatas di daerah bulbus okuli.
Pemeriksaan diagnostik pada mata
secara umum sebagai berikut :
a.
Kartu mata Snellen/ mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) ; mungkin terganggu dengan kerusaakan kornea, lensa,
aqueus atau vitreus Humour, kesalahan refraksi atau penyakit system saraf atau
penglihatan ke retina atau jalan optic.
b.
Lapang penglihatan ; penurunanan yang disebabkan oleh CSV, massa tumor pada
hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau Glaukoma.
c.
Tonografi ; mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)
d.
Gonioskopi ; membantu membedakan sudut terbuka dan sudut tertutup pada
glaukoma.
e.
Oftalmoskopi ; mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng
optic, papiledema, perdarahan retina dan mikroanurisme.
Pemeriksaan darah lengkah,
laju sedimentasi (LED) ; menunjukkan anemia sistemik / infeksi.
Penatalaksanaan
Penanganan tumor orbita
bervariasi bergantung pada ukuran, lokasi, dan tipe tumor. Sebagian tumor
orbita hanya membutuhkan terapi medis (obat-obatan) dan sebagian membutuhkan
tindakan yang lebih radikal yaitu
mengangkat secara total massa tumor, sebagian
lainnya tidak membutuhkan terapi. Kadang-kadang setelah
pengangkatan massa tumor pasien masih membutuhkan terapi tambahan seperti
radioterapi (sinar) dan kemoterapi.
a. Tumor jinak
Memerlukan eksisi, namun
bila kehilangan penglihatan merupakan hasil yang tak dapat dihindarkan,
dipikirkan pendekatan konservatif.
b. Tumor ganas
Memerlukan biopsi dan
radioterapi. Limfoma juga berreaksi baik dengan khemoterapi. Terkadang
lesi terbatas (misal karsinoma kelenjar lakrimal) memerlukan reseksi radikal.
Pendekatan operatif :
Pengobatan tumor mata umumnya
bersifat operatif. Kadang-kadang diperlukan pemberian obat antikanker
(sitostatika) atau penyinaran. Organ mata relatif kecil, sehingga operasi tumor
sering sulit dilakukan tanpa mengorbankan mata, apalagi jika datang pada
stadium lanjut. Selain itu,
penanganan
tumor harus tuntas, operasi tidak bersih menyebabkan kekambuhan.
a.
Orbital medial, untuk tumor anterior, terletak dimedial saraf optik.
b.
Transkranial-frontal, untuk tumor dengan perluasan intrakranial atau
terletak posterior dan medial dari saraf optik.
c.
Lateral, untuk tumor yang terletak superior, lateral, atau inferior
dari saraf optik.
Prioritas Keperawatan
a.
Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut
b.
Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan / penurunan ketajaman penglihatan
c.
Mencegah komplikasi
d.
Memberikan informasi tentang proses penyakit/ prognosis dan kebutuhan
pengobatan
Komplikasi
a.
Glaukoma, adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau
lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan
dan kebutaan.
b.
Keratitis ulseratif, yang lebih dikenal sebagai
ulserasi kornea yaitu terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian
epitel kornea.
Keratitis merupakan kelainan
akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada kornea yang akan mengakibatkan
kornea menjadi keruh.
Sumber :
minta copy
BalasHapussilahkan...
HapusGa bisa d coppy ya ?
BalasHapusBisa kok..
HapusUntuk lebih lanjut, silahkan kirim email ke muhsakirsmart@gmail.com
minta copy lhaaa
BalasHapusMatikan java script pada browsernya...
Hapusga bisa juga
BalasHapusgood
BalasHapusMinta copyan dong pak
BalasHapusbagus, lengkap dan akurat
BalasHapus