Filsafat
Filsafat adalah
studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis
dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat
tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan,
tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari
proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah prosesdialektika.
Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Filsafat juga diartikan
sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu
secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan
segala hubungan.
Ciri-ciri berfikir filosfi :
1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang
tinggi.
2. Berfikir secara sistematis.
3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4. Menyeluruh.
Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
- Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan
ini dipelajari oleh Metafisika
- Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini
dikupas oleh Epistemologi.
- Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen
Atropologi Filsafat.
Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam
khasanah ilmu adalah:
1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang
sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya
kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu
materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan
dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini
adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia
batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang
tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung
kepada kemampuan minusia.
Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah :
1. Sebagai dasar dalam bertindak.
2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan.
3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik.
4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang
selalu berubah.
Logika merupakan
sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan
filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi
tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi,
keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti
perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh
oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
Etimologi
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan
kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan,
cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti
harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.
Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia.
Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia
seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".
Klasifikasi
Dalam
membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan
pertanyaan yang sama , menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya
sesuai dengan latar belakangbudaya, bahasa,
bahkan agama tempat
tradisi filsafat itu dibangun.
Oleh
karena itu, filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar
belakang budayanya. Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar
menurut wilayah dan menurut latar belakang agama.
Menurut
wilayah, filsafat bisa dibagi menjadi: filsafat barat, filsafat timur, dan
filsafat Timur
Tengah. Sementara, menurut latar belakang agama, filsafat dibagi menjadi:
filsafat Islam,
filsafat Budha,
filsafat Hindu, dan
filsafat Kristen.
Filsafat Barat
Filsafat
Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di
universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini
berkembang dari tradisi filsafat orang Yunani kuno.
Tokoh
utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas
Aquinas, Réne Descartes,Immanuel
Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul
Sartre.
Dalam
tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang
menyangkut tema tertentu.
·
Metafisika mengkaji hakikat segala yang ada.
Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan keberadaan (eksistensi) secara umum
dikaji secara khusus dalam Ontologi.
Adapun hakikat manusia dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi.
·
Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah
pengetahuan (episteme secara
harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang
pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
·
Aksiologi membahas masalah nilai atau norma yang
berlaku pada kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat
yang membahas aspek kualitas hidup manusia: etika dan estetika.
·
Etika, atau filsafat
moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan
mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui.
Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung
jawab, suara hati, dan sebagainya.
·
Estetika membahas mengenai keindahan dan
implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai
kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.
Filsafat Timur
Filsafat
Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di
India, Republik Rakyat Cina dan
daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat
Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal
ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di Abad
Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat’an sich’ masih
lebih menonjol daripada agama.
Nama-nama
beberapa filsuf Timur, antara lain Sidharta Budha Gautama/Budha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi dan
juga Mao
Zedong.
Filsafat Timur Tengah
Filsafat
Timur Tengah dilihat dari sejarahnya merupakan para filsuf yang bisa dikatakan juga
merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat. Sebab para filsuf Timur Tengah
yang pertama-tama adalah orang-orang Arab atau orang-orang Islam dan juga
beberapa orangYahudi,
yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan
menjumpai kebudayaan Yunani dengan
tradisi falsafah mereka.
Lalu
mereka menterjemahkan dan memberikan komentar terhadap karya-karya Yunani.
Bahkan ketika Eropa setalah
runtuhnyaKekaisaran Romawi masuk
ke Abad Pertengahan dan
melupakan karya-karya klasik Yunani, para filsuf Timur Tengah ini mempelajari
karya-karya yang sama dan bahkan terjemahan mereka dipelajari lagi oleh
orang-orang Eropa.
Filsafat Islam
Filsafat
Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah
perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski
semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani
terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran
Islam.
Kedua,
Islam adalah agama tauhid.
Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam
justru Tuhan 'sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak
dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia
dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi
sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.
Filsafat Kristen
Filsafat
Kristen mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi tantangan zaman
di abad pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah berada dalam
zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali
kepercayaan agamanya.
Filsafat
Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Kristen
adalah teologian atau ahli masalah agama. Sebagai contoh: Santo Thomas Aquinas dan Santo
Bonaventura
Munculnya
Filsafat
Filsafat,
terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat
muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam,
dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada
[agama] lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak
yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang
beradab lain kala itu seperti Babilonia,
Yudea (Israel)
atau Mesir.
Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta
sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang
Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang
di pesisir barat Turki.
Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles.
Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada
yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar
karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada
sejarah filsafat.
Buku
karangan plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik, apologi,
phaedo, dan krito".
Sejarah
Filsafat Barat
Sejarah
Filsafat Barat bisa dibagi menurut pembagian berikut: Filsafat Klasik, Abad
Pertengahan, Modern dan Kontemporer.
Klasik
"Pra
Sokrates": Thales - Anaximander - Anaximenes - Pythagoras - Xenophanes - Parmenides - Zeno - Herakleitos - Empedocles -Democritus - Anaxagoras
Abad Pertengahan
Modern
Machiavelli - Giordano
Bruno - Francis Bacon - Rene Descartes - Baruch
de Spinoza- Blaise Pascal - Leibniz - Thomas
Hobbes -John
Locke - George Berkeley - David Hume - William Wollaston - Anthony Collins - John Toland - Pierre
Bayle - Denis Diderot -Jean le Rond
d'Alembert - De la Mettrie - Condillac - Helvetius - Holbach - Voltaire - Montesquieu - De Nemours - Quesnay - Turgot -Rousseau - Thomasius - Ch Wolff - Reimarus - Mendelssohn - Lessing - Georg Hegel - Immanuel
Kant - Fichte - Schelling -Schopenhauer - De Maistre - De Bonald - Chateaubriand - De Lamennais - Destutt de Tracy - De Volney - Cabanis - De Biran -Fourier - Saint Simon - Proudhon - A. Comte - JS Mill - Spencer - Feuerbach - Karl Marx - Soren
Kierkegaard - Friedrich Nietzsche -Edmund
Husserl
Kontemporer
Jean
Baudrillard - Michel Foucault - Martin
Heidegger - Karl
Popper - Bertrand Russell - Jean-Paul
Sartre - Albert
Camus - Jurgen Habermas - Richard Rotry - Feyerabend- Jacques
Derrida - Mahzab Frankfurt
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta
didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu
menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan
adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi
dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan
hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam
studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa aliran filsafat pendidikan;
- Filsafat pendidikan progresivisme. yang didukung
oleh filsafat pragmatisme.
- Filsafat pendidikan esensialisme. yang didukung
oleh idealisme dan realisme; dan
- Filsafat pendidikan perenialisme yang didukung
oleh idealisme.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman
menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah
sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme,
nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu
dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk
:mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang
baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu
dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Sumber :
The Gau’ : www.muhsakirmsg.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Untuk Perbaikan Postingan Selanjutnya !