BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap hari tubuh kita
menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh
kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa
dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi adalah
proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan
lagi oleh tubuh. Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi
yaitu proses pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh. Alat-alat ekskresi
manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon.
Hasil sistem ekskresi
dapat dibedakan menjadi :
- Zat cair yaitu
berupa keringat, urine dan cairan empedu.
- Zat padat yaitu
berupa feces.
- Gas berupa CO2.
- Uap air berupa H2O.
1.2. Rumusan Masalah
-
Sistem ekskresi pada manusia
-
Sistem ekskresi pada hewan
invertebrata
1.3.Tujuan Penulisan
-
Untuk mengetahui proses ekskresi
pada manusia
-
Untuk mengetahui proses eksresi
pada hewan invertebrata
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sistem Ekskresi
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme
tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil
metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat
ekskresi. Alat ekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin
tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa
istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
• defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan
makana yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami
metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl
diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
• ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme
yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
• sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar
pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna
bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
• eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga
tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang
besar (usus).
2.2. Sistem Ekskresi
pada Manusia
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat ekskresi yang
terdiri atas ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Setiap alat ekskresi tersebut
berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolism yang berbeda,kecuali air yang dapat
diekskresikan melalui semua alat ekskresi. Berikut ini akan dibahas satu
persatu peranan keempat alat ekskresi tersebut.
2.2.1
Ginjal
Ginjal
merupakan alat ekskresi utama pada manusia. Ginjal merupaka alat pengeluaran
sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak
(NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu.
Fungi ginjal :
Fungi ginjal :
a. mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain : urea, asam urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bacteri dan juga obat-obatan.
b. mengekskresikan gula
kelebihan gula dalam darah.
c. membantu
keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mempertahankan tekanan osmotik ektraseluler.
d. mengatur konsentrasi
garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.
Untuk mengetahui peranan ginjal sebagai alat ekskresi, kita
perlu mengetahui aspek-aspek yang penting dai ginjal, yaitu:
a.
Tipe Ginjal
Dalam sistem ekskresi
vertebrata, terdapat tiga tipe ginjal, yaitu:
1.
Tipe protonefros
Ginjal tipe ini muncul
pertama kali pada saat embrio, benruknya bersegman, dan terletak jauh ke arah
rongga tubuh. Setiap nit memiliki 1 nefrostoma yang bernuara ke dalam selom,
tiak memiliki glomerulus.
2.
Tipe mesonefros
Ginjal tipe ni secara
segmental di tengah rongga tubuh. Beberapa nefrostoma bermuara ke dalam selom.
Ekskresi dilakukan oleh glomerulus.
Ginjal tipe ini tidak
bersegmen, tidak memiliki nefrostoma, dan jumlah glomerulunya banyak. Ginjal
ini dimiliki oleh hewan reptilia, burung, dan mamalia (termasuk manusia) dan
berfungsi terus selama hewan-hewan tersebut hidup.
b.
Struktur Ginjal
Ginjal
manusia berbentuk seperti kacang merah dengan panjang sekitar 10 cm, berwarna
merah, jumlahnya sepasang dan terletak dibagian dorsal dinding tubuhsebelah
kiri dan kanan tulang belakang. Diperkirakan berat total ginjal sekitar 1% dari
berat badan, dan setiap menit sekitar 20-25% darah yang dipompa jantung
mengalir menuju ginjal. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap
hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular
per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa
fungsi ginjal.
Potongan
melintang ginjal memperlihatkan tiga daerah utama, yaitu korteks (bagian luar),
medula (bagian sumsum ginjal), dan pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian
luar dan sumsum ginjal mengandung satu juta nefron. Nefron adalah satuan
struktural dan fungsional terkecil pada ginjal. Setiap nefron terdiri atas bada
malpighi dan saluran panjang berbelit yang disebut saluran nefron. Pada badan
malpighi terdapat kapsul bowman yang bentuknya seperti mangkuk. Kapsul bowman
tersebut membungkus glomerulus yang merupakan jaringan pembuluh kapiler. Dari
kapsul bowman keluar saluran panjang berbelit. Saluran panjang tersebut
dibedakan atas tiga segmen yaitu pembuluh (tubulus) proksimal, lengkung henle,
dan pembuluh distal. tubulus proksimal menuju ke segmen panjang berdinding
tipis yaitu lengkung henle. Karena mirip leher angsa, lengkung ini sering
disebut sebagai angsa henle.selanjutnya pembuluh (tubulus) ini berkelok-kelok
lagi disebut tubulus distal yang bersanbunbg dengan pembuluh penampung (tubulus
kolekta) yang berjalan melntasi korteks dam medula untuk bernuara pada rongga
ginjal.
Dari
rongga ginjal keluar saluran ureter yang bermuara pada kandung kencing
(vesikula urinaria). Fungsi kandung kencing adalah sebagai tenpat penampungan
sementara urine sebellum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh
urine melewati saluran yang disebut uretra. Selanjutnya urine keluar melalui
lubang seni.
c.
Pembentukan Urin
Pada
proses pembentukan urin, terjadi beberapa proses yaitu proses filtrasi,
reabsorpsi, dan augmentasi.
1.
Penyaringan (filtrasi)
Proses penyaringan
darah terjadi pada kapiler glomerulus. Darah dari glomerulus akan melintasi
sel-sel epiteleum dari kapsul bowman yang berfungsi sebagai penyaring disebut
sel podosit. Hasil penyaringan ini berupa filtrate glomerulus (urine primer)
yang komposisinya mirip dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Namun
demikian, di dalam urin primer terdapat asam amino, glukosa, natrium, kalium,
ion-ion, dan garam-garam lainnya.
2. Penyerapan kembali (reabsorpsi)
Urin primer yang
merupakan hasil penyaringan selanjutnya mengalir ke pembuluh proksimal. Di
dalam pembuluh ini terjadi proses penyerapan kembali bahan-bahan yang masih
berguna antara lain glukosa, asam amino, dan ion-ion organik. Penyerapan
tersebut berlangsung secara transpor aktif. Selain bahan-bahan tersebut,air juga
mengalami rebsorpsi melalui proses osmosis. Proses penyerapan air ini terjadi
juga di dalam pembuluh distal,lengkung henle, dan pembuluh pengumpul.
Selanjutnya, bahan-bahan yang telah diserap kembali tersebut dikembalikan ke
dalam darah melalui pembuluh kapiler yang terdapat di sekeliling pembuluh.
Setelah terjadi
penyerapan akan dihasilkan urin sekunder yang komposisi zat-zat penyusunnya
berbeda sekali dengan urine primer, di dalam urine sekunder ini zat-zat yang
masih di utuhkan tidak ditemukan
3. Penambahan
(augmentasi)
Augmentasi adalah proses penambahan zat-zat yang terlarut di dalam cairan tubuh ke filtrate yang ada di dalam saluran nefron. Proses augmentasi terjadi di pembuluh proksimal dan pembuluh distal. Komposisi urin normal terdiri atas 96% air dan 4% benda-benda padat yang meliputi 2% urea dan 2% hasil metabolik lain.
d. Factor-faktor yang mempengaruhi produksi urin
1.
Hormone antidiuretik (ADH)
Apabila
konsentrasi air di dalam darah turun, maka ADH disekresikan dan dialirkan
kedalam ginjal bersama darah. Akibatnya permebilitas dinding tubulus distal dan
saluran pengumpul terhadap air meningkat sehingga air masuk,diserap kembali.
Akibatnya urin yang terbentuk sedikit, dan sebaliknya.
2. Jumlah air yang
diminum
Apabila
jumlah air yang diminum banyak, konsentrasi protein darah menurun dan
konsentrasi air meningkat. Karena itu tekana koloid protein turun, sehingga
tekanan filtrasinya menjadi kurang efektif. Akibatnya, air yang diserap
berkurang dan urin yang diproduksi meningkat.
2.
Konsentrasi hormone insulin
Apabila
konsentrasi hormone insulin rendah, maka kadar gula dalam darah tinggi dan akan
dikeluarkan melalui tubulus distal. Keberadaan zat gula tersebut akan
mengganggu proses penyerapan kembali air di dalam tubulus distal. Akibatny
orang yang bersangkutan akan sering mengeluarkan air.
e. Gangguan tubuh
karena kelainan ginjal
Kelainan
pada ginjal dapat mengakibatkan terganggunya proses dan sistem ekskresi.
Gangguan tubuh tersebut antara lain sebagai berikut:
1.
Nefritis
Nefritis
terjadi akibat infeksi kuman misalnya bakteri streptococcus pada nefron
(glomerulus). Kuman ini masuk melalui saluran pernafasan kemudian dibawa oleh
darah ke ginjal. Cirri-ciri penyakit ini adalah kaki penderita membengkak.
2.
Diabetes mellitus
Diabetes
mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan
metabolisme karbohidrat, protein dan serta karena berkembangnya komplikasi
makrovaskuler dan neurologis. Diabetes mellitus (kencing manis) disebabkan
karena kadar hormone insulin di dalam tubuh sangat rendah. Akibatnya proses
perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu, sehingga glukosa dalam darah
meningkat. Meningkatnya glukosa tidak mampu diserap kembali seluruhnya sehingga
glukosa tersebut akan diekskresikan bersama urin.
Penyebab
resistansi insulin pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas, tetapi factor
yang banyak berperan antara lain:
a.
Kelainan genetik
Diabetes dapat menurun
menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes. Ini terjadi karena DNA pada
orang diabetes mellitus akan ikut diinformasikan pada gen berikutnya terkait
dengan penurunan produksi insulin.
b.
Usia
Umumnya manusia
mengalami penurunan fisiologis yang secara dramatis menurun denga cepat pada
usia setelah 40 tahun. Penuruna ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi
endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.
c. Gaya hidup stress
Stress kronis cenderung
membuat seseorang mancari makanan yang cepat saji yang kaya pengawet, lemak dan
gula. Makanan ini berpengaruh besar terhadap kerja pankreas. Stres juga akan
meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan sumber energi
yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas.
d. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau
kelebihan berat badan meniungkatkan resiko terkena diabetes. Malnutrasi dapat
merusak pancreas, sedangkan obesitas meningkatkan gangguan kerja atau
resistensi insulin. Pola makan yang tidak teratur dan cenderung terlambat juga
akan berperan pada ketidakstabilan kerja pancreas.
e. Obesitas
Obesitas mengakibatkan
sel-sel beta pankreas mangalami hipertropi yang akan berpengaruh terhadap
penuruna produksi insulin. Hipertropi pancreas disebabkan karena peningkatan
beban metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk mencukupi energi sel
yang terlalu banyak.
f. Infeksi
Masuknya bakteri atau virus
ke dalam pankreas akan berakibat rusaknya sel-sel pankreas. Kerusakan ini
berakibat pada penurunan fungsi pankreas.
3.
Diabetes insipidus
Seseorang dapat
terserang penyakit diabetes insipidus apabila di dalam tubuhnya kekurangan
hormone antidiuretik (ADH). Karena kekurangan hormone ADH, volume urin yang
dihasilkan jauh melebihi normal, bahakan dapat mencapai 30 kali dari volume
urin normal.sehingga penderita sering buang air kecil.
4.
Albuminuria
Penyakit albuminuria
terjadi karena kegagalan proses penyaringan, khususnya dalam menyaring protein.
Akibatnya protein (albumin) lolos dalam penyaringan, sehingga ditemukan dalam
urin.
5. Batu ginjal
Penyakit batu ginjal
terjadi karena adanya endapan di dalam pelvis ginjal. Endapan terbentuk dari
senyawa kalsium dan penumpukan asam urat.
Kurang minum atau
sering menahan kencing kemungkinan besar dapat mengakibatkan terbentuknya batu
ginjal. Batu ginjal yang masih kecil dapat dihancurkan dengan obat-obatan atau
sinar laser. Serpihannya dikeluarkan bersama urin. Batu ginjal yang besar
dikeluarkan melalui operasi.
6. Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal sehingga tidak dapat membuat urin. Keadaan ini disebabakan adanya kerusakan di glomerulus. Proses filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga tidak ada urin yang dihasilkan.
2.2.2 Paru-paru
Paru-paru
manusia berjumlah dua atau sepasang.pada dasarnya fungsi utama paru-paru adalah
sebagai alat pernafasan, namun peranan tersebut juga erat kaitannya dengan
system ekskresi. Hal ini dikarenakan CO2 dan air yang merupakan hasil proses
metabolisme di jaringan yang diangkut melalui darah akhirnya akan dibawa ke
paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus.
Kelainan-kelainan
pada paru-paru, diantaranya adalah:
a.
asma atau sesak nafas, yaitu
kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang disebabkan
oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
b.
kanker Paru-Paru, yaitu gangguan
paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.
2.2.3. Hati
Hati
merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak didalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga
termasuk alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati mambantu fungsi ginjal dengan
cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan ammonia,
urea, dan asam urat.
Sebagai
kelenjar,hati menghasilkan empedi yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu
yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu
daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air
menjadi zat yang larut dalam air.
Hati juga
menghasilkan enzim arginase yang dapat mengubah arginin menjadi ornitin dan
urea. Ornitin yang terbentuk dapat mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun.
Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat buangan dan bahan racun untuk
dikeluarkan ke dalam empedu dan urin, mengubah glukosa menjadi glikogen.
Adapun fungsi hati bagi
tubuh sebagai berikut.:
a.sebagai tempat untuk
menyimpan gula dalam bentuk glikogen
b. menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
c. mengatur kadar gula dalam darah
b. menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
c. mengatur kadar gula dalam darah
d. sebagai tempat pengubahan
provitamin A menjadi vitamin A
e. menghasilkan empedu yang
berguna untuk mengemulsikan lemak
f. menguraikan molekul
hemoglobin tua
g. menyingkirkan
hormon-hormon berlebihan
h. membentuk protein
tertentu dan merombaknya
Sedangkan
penyakit virus pada hati diantaranya:
a.
Hepatitis virus tipe A
Hepatitis virus tipe
A disebut juga hepatitis infeksiosa atau hepatitis epidemik adalah hepatitis
viral yang akut, merupakan penyakit menular yang paling penting di
negara-negara sedang berkembang. Virus hepatitis tipe A (HAV) yang mirip
vicorna virus merupakan virus RNA yang tidak berselubung, mempunyai partikel ikosahedral
dengan garis tengah 27 nm. virus akan menjadi tidak aktif oleh formalin,
glutaraldehid aktif, dan larutan hipoklorit.
b.
Hepatitis virus tipe B
Masa
inkubasi yang panjang, dengan gejala-gejala yang timbul perlahan-lahan serta
keluhan yang ringan menyulitkan mengenai infeksi hepatitis virus B secara dini.
Sekitar 30% penderita hepatitis B tidak menunjukan gejala atau keluhan yang
nyata. Hepatits B juga disebut hepatitis serum. Penyebab hepatitis B adalah
hepatitis B virus (HBV) yaitu hepadnavirus yang termasuk virus DNA .
c.
Hepatitis virus tipe C
Hepaitits
C virus (HCV) merupakan penyebab utama hepatitis kronik pascatransfusi, yang
mula-mula dikenal sebagai hepatitis non-A non-B. sekitar 75% penderita
hepatitis C akan berkembanmg menjadi hepatitis kronik. Hepatitis virus C (HCV)
adalah flavirus, suatu virus RNA yang morfologinya mirip vicorna virus, dengan
virion yak berselubung, mempunyai ukuran garis tengah 27 nm. secara antigenic
virus hepatitis tipe C berbeda dari virus hepatitis tipe A maupun tipe B.
d.
Hepatitis virus tipe D
Hepatitis delta virus
(HDV) hanya dapat menimbulkan infeksi bila terdapat bersama-sama hepatitis B
virus (HBV) , yaitu dalam bentuk koinfeksi ( HDV dan HBV bersama-sama
menginfeksi eorang penderita pada saat yang sama) atau dalam bentuk
superinfeksi, yaitu bila seseorang sedang menderita HBV kronis, kemudian
terinfeksi dengan HDV.
e.
Hepatitis virus tipe E
Hepatitis E virus
(HEV) merupakan hepatitis yang dapat sembuh dengan sendirinya, tidak berkembang
menjadi kronis dan viremia yang terjadi kemudian akan hilang. HEV merupakn
virus RNA mirip calcivirus, berserat tunggal. HEV endemic di beberapa daerah di
dunia dan epidemi dilaporkan telah terjadi di India, Burma, Afghanistan,
Algeria, dan Meksiko. Penularan terjadi melalui air minum yang tercemar tinja
penderita.
f.
Yellow fever (demam kuning)
Yellow
fever disebut juga black vomit adalah penyakit viral yang akut, timbul secara
mendadak dengan gejala demam tinggi , tubuh sangat lemah dan pada penyakit yang
berat dapat terjadi muntah berdarah, albuminuri, jaundis yang dapat diikuti
dengan kematian penderita akibat terjadinya emboli. Yellow fever disebabkan
oleh flavirus, virus RNA yang termasuk dalam grup B arbovirus dari family
togaviridae.
2.2.4. Kulit
Kulit
berfungsi sebagai alat ekskresi berkat adanya kelenjar keringat yang terletak
di lapisan dermis.
Kulit
manusia terdiri atas:
a.
Epidermis
Epidermis
tersusun atas lapisan tanduk (stratum korneum) dan lapisan Malpighi. Stratum
korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas digantikan sel-sel
yang baru. lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan germinativum.
Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum
mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, menggantikan lapisan sel-sel pada
stratum korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang member warna
pada kulit.
b.
Dermis
Lapisan
ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan
kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Keringat mengandung
air,garam, dan urea. Fungsi lain kulit selain sebagai alat ekskresi adalah
sebagai organ penerima rangsang, pelindung terhadap kerusakan fisik,
penyinaran, bibit penyakit, dan pengaturan suhu tubuh. Keluarnya keringat
dikontrol oleh hipotalamus.
Adapun
fungsi kulit antara lain:
a. Mengeluarkan keringat
b. Sebagai pelindung tubuh
c. Menyimpan kelebihan lemak
d. Mengatur suhu tubuh
e. Tempat pembuatan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet.
b. Sebagai pelindung tubuh
c. Menyimpan kelebihan lemak
d. Mengatur suhu tubuh
e. Tempat pembuatan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet.
Sedangkan
Penyakit virus pada kulit diantaranya:
·
Measles (Rubeola)
Measles
adalah penyakit virus akut yang sangat menular, menimbulkan demam tinggi
disertai gambaran khas pada kulit berupa ruam makulopapula, gejala-gejala pada
mata, dan radang kataral saluran pernafasan. Penyebab rubeola adalah measles virus,
yang secara antigenic berbeda dari rubella virus,penyebab penyakit rubella.
·
Rubella
Penyakit
yang disebut jtga sebagai campak Jerman ini sebenarnya termasuk penyakit
eksantematus jinak pada anak-anak dan orang dewasa muda. Akan tetapi ternyata
bahwa infeksi rubella yang menyerang ibu hamil pada trimester pertama dapat
menimbulkan infeksi terhadap janin yang dikandungnya dan menimbulkan kelainan
congenital pada organ-organ janin. Penyebab rubella adalah rubella virus, yang
termasuk family togaviridae.
3. Herpes simplex
Herpes
simplex primer sebenarnya merupakan penyakit local yang tidak selalu menunjukan
gejala dan keluhan nyata, namun dapat berkembang menjadi penyakit sistematik
yang berbahaya dan bahkan fatal.penyebab herpes simplex adalah herves simplex
virus yang terdiri dari 2 tipe, yaitu herves simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan
herves simplex virus tipe 2 (HSV-2).
4. Varicella dan Zoster
Varicella
atau disebut juga chickenpox adalah penyakit yang sangat menular yang terutama
menyerang anak-anak. Penyakit ini akan berlangsung lebih parah apabila
menyerang orang dewasa, bayi, dan oranmg-orang yang mempunyai daya tahan
rendah.
Zoster
merupakan penyakit menular yang sporadik, dengan cirri khas berupa radang
unilateral dari akar dorsal ganglia atau ganglia saraf cranial yang
ekstramedula. Penderita umumnya orang dewasa dan mungkin terjadi sebagai akibat
reaktivasi virus yang berada dalam keadaan laten sesudah sembuh dari varicella.
Varicella
maupun zoster disebabkan olah serotype viru yang sama, yaitu virus
varicella-zoster (V-Z), yang termasuk dalam family herpetoviridae.
5. Variola
Cacar (
variola major, smallpox) adalah penykit demam yang sangat menular , yang
mempunyai cirri khas berupa lesi-lesi vesikula dan pustula. Sedangkan alastrim
(variola minor) adalah bentuk cacar yang secara klinis gejalanya lebih ringan
daripada cacar dengan angka kematian yang selalu rendah. Cacar disebabkan oleh
variola virus yang sangat menular dan dapat menimbulkan angka kematian yang
tinggi.
6.
Molluscum contagioscum
Adalah
penyakit infeksi kulit jinak yang menunjukan gambaran khas adanya nodul-nodul
kecil seperti mutiara pada kulit penderita. Penyakit ini ditimbulkan oleh
molluscum contagiosum virus yang termasuk dalam kelompok poxvirus dari family
poxviridae.
7. Verrucae (warts)
Adalah
tumor kulit yang juga menimbulkan kelainan pada membrane mukosa yang berdekatan
dengan kulit yang sakit. Pada manusia warts disebabkan oleh human
papillomavirus yang dapat menimbulkan berbagai jenis kelainan yang bentuknya
sesuai denga tempat infeksi dan reaksi yang ditimbulkan oleh hospes.
2.3. Sistem Ekskresi pada
Hewan Invertebrata
System
ekskresi pada hewan invertebrata sangat sederhana bila di bandingkan dengan
system ekskresi vertebrata. Pada protista bersel tunggal, dan bahkan juga pada
spons, ekskresi biasanya dilakukan menggunakan vakuola kontraktil, yaitu suatu
organel berisi cairan yang secara periodik berkontraksi untuk mendorong cairan,
garam-garaman, dan zat buangan terlarut keluar dari sel. Air di dalam sel
dipompa keluar, dan air di lingkungan masuk ke dalam sel secara osmosis.
Sementara itu permukaan tubuhnya berfungsi untuk mengeluarkan co2 dengan cara
difusi. Berikut ini akan dibahas system ekskresi pada cacing pipih, cacing
tanah, dan serangga.
1. System ekskresi pada cacing pipih
System
ekskresi pada cacing pipih, misalnya pada planaria, merupakan suatu system
protonefridium. System protonefridium merupakan suatu sistem yang tersusun atas
dua saluran longitudinal yang memanjang sejajar pada setiap bagian lateral
tubuh.dari saluran tersebut terbentuk banyak cabang ke seluruh bagian tubuh
cacing. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api yang dilengkapi dengan seberkas
silia (bulu getar). Cairan tubuh yang masuk ke sel api,selanjutnya menuju
saluran ekskresi. Sel api hanya berperan mengekskresikan air dan air
dikeluarkan melalui lubang (nefridiofor). Adapun sisa metabolisme selain air
akan dikeluarkan dari tubuh secara difusi.
2. System
ekskresi pada cacing tanah
System
ekskresi pada cacing tanah berupa system nefridium. Setiap segmen tubuh cacing
tanah mengandung sepasang nefridium, kecuali pada tiga segman pertama da satu
segman terakhir. Setiap nefridium terdiri atas:
A.
Nefrostoma, yaitu corong bersilia yang terdapat pada rongga tubuh semu
(pseudoselom).
B. Duktus
ekskretoris, yaitu saluran atau pipa halus yang berliku.
C.
Nefridior, merupakan lubang tempat keluarnya sisa metabolisme.
Jika silia
di nefrostoma bergetar akan menimbulkan aliran cairan tubuh yang mengandung
sisa-sisa metabolism dari rongga tubuh menuju nefridium. Pada saat cairan
mengalir dalam duktus ekskretori,bahan-bahan yang masih berguna akan
direabsorpsi oleh sel-sel yang melapisi saluran. Bahan yang tidak berguna
akhirnya akan dikeluarkan dari tunuh cacing menuju ke lingkungan. Sedangkan
karbondioksida akan dikeluarkan melalui permukaan kulit.
3. System
ekskresi pada serangga
System
ekskresi pada serangga misalkan belalang,berupa pembuluh malphigi.
Pembuluh-pembuluh malphigi merupakan serabut seperti benang halus berwarna
putihkekuninga dalam jumlah yang banyak.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem
ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil metabolisme pada organisme hidup.
Sistem ekskresi pada hewan invertebrata sangat sederhana bila di bandingkan
dengan sistem ekskresi vertebrata.
Zat sisa metabolisme
yang harus dikeluarkan antara lain karbondioksida (CO2), urea, air (H2O),
amonia (NH3), kelebihan vitamin, dan zat warna empedu. Organ pengeluaran zat
sisa pada manusia dan hewan vertebrata berupa ginjal, kulit, paru-paru dan
hati. Sedangkan pada hewan vertebrata berupa pembuluh malphigi, sel-sel api dan
nefridior.
Pada
sistem ekskresi manusia terdapat banyak kelainan dalam proses pengeluaran sisa
metabolisme, baik kelainan yang terdapat di ginjal, paru-paru, hati, maupun di
kulit.
3.2. Saran
Dengan
mengetahui proses sistem ekskresi dan kelainannya, semoga kita bisa lebih
menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita
bisa merawat sistem ekskresi kita dengan baik, karena tubuh kita rentan sekali
terkena kelainan yang telah disebutkan di atas.
Daftar Pustaka
·
The Gau’ 2011
: www.muhsakirmsg.blogspot.com/
makalah system Ekresi
·
E-book biologi free.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Untuk Perbaikan Postingan Selanjutnya !