KARYA
ILMIAH KIMIA
LARUTAN
ASAM DARI BERBAGAI BUNGA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari akan ditemukan senyawa dalam tiga keadaan yaitu asam, basa, dan
netral. Ketika mencicipi rasa jeruk maka akan terasa asam karena jeruk mengandung
asam. Sedangkan ketika mencicipi sampo maka akan terasa pahit karena sampo
mengandung basa. Namun sangat tidak baik apabila untuk mengenali sifat asam
atau basa dengan mencicipinya karena mungkin saja zat tersebut mengandung racun
atau zat yang berbahaya. Sifat asam dan basa suatu zat dapat diketahui
menggunakan sebuah indikator.
Indikator yang sering digunakan antara lain kertas lakmus,
fenolftalein, metil merah dan brom timol biru. Indikator tersebut akan
memberikan perubahan warna jika ditambahkan larutan asam atau basa. Indikator
ini biasanya dikenal sebagai indikator sintetis. Dalam pembelajaran kimia
khususnya materi asam dan basa indikator derajat keasaman diperlukan untuk
mengetahui pH suatu larutan. Karena itu setiap sekolah seharusnya menyediakan
indior sintetis untuk percobaan tersebut. Tetapi pada kenyataannya, tidak semua
sekolah mampu menyediakan indikator sintetis. Oleh karena itu diperlukan
alternatif lain sehingga proses pembelajaran tetap berjalan lancar indikator pH
sintetis dapat diganti dengan alternatif lain berupa indikator pH dari
bahan-bahan alam atau tanaman.
1.2.
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Indikator pH dari bunga putih, bunga kenikir,
bunga picah piring, bunga merah dan bunga bugentil dengan didasari pemikiran
bahwa zat warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti
dimiliki oleh indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena
bahan-bahannya mudah didapat serta menambah pengetahuan tentang manfaat bunga.
Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai indikator pH yaitu bunga yang
masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota bunga sedangkan benang sari
dan putik tidak digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pembuatan Indikator PH Bunga
Pada pembuatan indikator cair bunga dicuci dengan air
mengalir agar bersih juga dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut
dalam air. Bunga yang sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk
memperluas permukaan bunga sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif.
Semakin luas permukaan bunga maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut
pada proses pelarutan. Pada proses pemotongan bunga tidak dicincang melainkan
dipotong kecil-kecil. Setelah bunga dipotong selanjutnya bunga dikeringkan dalam
oven untuk mengurangi kadar air yang terkandung.
Pengovenan dilakukan pada suhu 50ºC selama 15 menit. Pada
suhu tersebut, pigmen bunga tidak berubah sehingga ketika dilarutkan akan
menghasilkan warna yang mudah diamati.
Apabila pengeringan dilakukan pada suhu lebih besar dari
50ºC maka warna bunga akan berubah karena karakteristik warna bunga awal
hilang. Bunga yang sudah kering dimasukkan dalam stoples dan ditambahkan
alkohol 70% sampai ± 0,5 cm di atas bunga lalu didiamkan semalam agar pigmen
warna bunga larut dalam alkohol. Alkohol 70% sebenarnya merupakan etanol, yang
dipilih sebagai pelarut selain dilihat dari sifat polarnya juga dilihat dari
aspek ekonomisnya. Etanol lebih mudah didapatkan dan harganya lebih murah dibandingkan
dengan jenis alkohol lainnya.
Penggunaan pelarut untuk melarutkan bunga digunakan
secukupnya karena apabila berlebihan maka larutan yang dihasilkan akan menjadi
encer sehingga menyebabkan produk yang dihasilkan kurang baik. Setelah semalam,
larutan disaring untuk mendapatkan filtratnya yaitu ekstrak bunga. Ekstrak
bunga tersebut merupakan indikator cair. Kemudian indikator cair dituangkan
dalam stoples lain dan disimpan dalam kulkas sampai akan digunakan.
Cara penggunaan indikator cair yaitu meneteskan indikator
tersebut pada larutan yang akan diuji pHnya. Larutan akan memberikan perubahan
warna yang kemudian perubahan warna tersebut dicocokkan dengan warna pada
trayek pH indikator tersebut. Masing-masing warna pada trayek pH memiliki pH
yang berbeda setiap warnanya. Warna larutan yang sama dengan warna pada trayek
pH menunjukkan bahwa pH larutan sama dengan pH pada trayek pH indikator
tersebut.
2.2. Indikator alami asam basa
Indikator alami asam dan basa lain yang mudah ditemui yaitu
bunga putih, bunga kenikir, picah piring, merah dan bugentil.
Dengan menggunakan indikator alami tersebut kita akan
membuatnya dengan cara dibawah ini:
1. Cara
pembuatan indikator alami dari bunga putih
Pilihlah beberapa
helai mahkota bunga
Gerus dalam lumpang dengan
sedikit air.
Saring ekstrak
mahkota bunga merah tersebut.
Teteskan ekstrak
mahkota bunga ke dalam:
a.
Air suling (netral)
b.
Larutan cuka (asam)
c.
Air kapur (basa)
2. Cara
pembuatan indikator alami dari bunga kenikir
Pilihlah beberapa helai mahkota bunga
Gerus dalam lumpang dengan sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga Hidrangea
tersebut.
Teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
a.
Air suling (netral)
b. Larutan cuka (asam)
c.
Air kapur (basa)
3. Cara
pembuatan indikator alami dari bunga merah
Haluskan sejumlah bunga
merah yang masih segar
Rebus selama 10 menit
Biarkan air kol merah
menjadi dingin
Saring dalam stoples
besar
Teteskan ekstrak kol
merah ke dalam:
a.
Air suling (netral)
b.
Larutan cuka (asam)
c.
Air kapur (basa)
4. Cara
pembuatan indikator alami dari bunga bugentil
Parut kunyit yang telah dibersihkan
Saring ekstrak kunyit dengan alkohol
menggunakan kain ke dalam mangkok kecil
Teteskan ekstrak kunyit ke dalam:
a.
Air suling (netral)
b. Larutan cuka (asam)
c.
Air kapur (basa)
Selama ini indikator asam basa banyak menggunakan zat kimia
atau lakmus. Namun bagi sekolah yang tidak memiliki bahan tersebut tentunya
akan kesulitan dalam prosedur pengamatan larutan asam basa. Selain itu, zat
kimia atau lakmus, harganya cukup mahal. Diperlukan kreativitas Guru Kimia
untuk menggunakan alat dan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar.
Sebenarnya indikator asam basa dapat dibuat dengan
menggunakan bahan dari lingkungan sekitar. Prinsip indikator adalah bahan yang
memberikan warna berbeda pada lingkungan asam dan basa.
Pada umumnya bahan yang memiliki warna menyolok memiliki
sifat memberikan warna yang berbeda pada kedua suasana tersebut.
Dari pengalaman penulis, beberapa jenis bunga dengan warna
menyolok dapat dijadikan menjadi indikator asam basa. Prosedur pembuatannya
adalah sebagai berikut :
1. Siapkan bahan, yaitu beberapa kuntum bunga
2. Siapkan alat, yaitu lumpang dan alu (uleg), kain saringan, beberapa
gelas,
3. Kelopak bunga dihaluskan dengan lumpang dan alu, setelah cukup halus
ditambahkan dengan aquades (air murni) sebanyak 30 mL.
4. Larutan di aduk sampai merata sehingga bewarna merah hitam, kemudian
disaring dengan kain untuk memisahkan larutan dengan padatan, sehingga didapat
larutan yang siap dipakai sebagai indikator alami.
5. Untuk prosedur pengujian, larutan yang akan diuji sebaiknya tidak
terlalu banyak, cukup beberapa tetes dalam cekungan (plat tetes), kemudian
ditambahkan larutan indikator 2-3 tetes.
2.3. Hasil Proses Larutan Asam
Nama Bunga
|
PH
|
Sifat
|
Bunga Putih
|
5
|
Asam
|
Kenikir
|
4
|
Asam
|
Picah Piring
|
5
|
Asam
|
Merah
|
4
|
Asam
|
Bugentil
|
6
|
Asam
|
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Larutan indikator bunga akan memberikan warna merah hitam
pada larutan asam, dan bewarna hijau tua pada larutan basa. Untuk uji coba
dapat dilakukan pada larutan perasan jeruk sebagai larutan asam, dan air sabun
sebagai larutan basa. Contoh larutan asam lainnya seperti larutan vitamin C,
air aki, sedangkan contoh larutan basa, seperti cairan pembersih, cairan
pemutih, dan beberapa larutan lainnya.
Bahan alami lain yang dapat digunakan sebagai indikator
bunga kertas, namun dari pengalaman, beberapa bahan seperti bunga terompet dan
wortel memberikan perbedaan warna yang hampir sama, sehingga cukup sulit bagi
siswa untuk membedakan dalam uji larutan.
3.2. Saran
Indikator asam dan basa yang baik yaitu zat warna yang
memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Nah itulah tadi
tulisan saya tentang indikator alamai asam basa. Semoga tulisan Indikator Alami
Asam bisa bermanfaat bagi anda.
Sumber :
The Gau’ 2011 : www.muhsakirmsg.blogspot.com/
Larutan Asam dari berbagai Bunga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Untuk Perbaikan Postingan Selanjutnya !