1.
Manfaat perkembangan
ilmu manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
2. Manfaat manajemen dalam organisasi adalah mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
yang telah dibagi-bagi.
3. Manfaat manajemen dalam
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan
tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas
tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
Manfaat manajemen
pengorganisasian termasuk fungsi pengisian staf yang sesuai untuk setiap
tugas atau kedudukan. Pengisian staf atau karyawan perlu membedakan beberapa
jenis karyawan, yang masing-masing mempunyai tugas khas dan karakteristik
sendiri-sendiri. Ada sekurang – kurangnya empat jenis karyawan yang mempunyai
tugas berbeda, adalah sebagai berikut:
- Karyawan supervisor adalah karyawan yang mengatur semua
kegiatan dan bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi dalam usaha fotocopy
tersebut.
- Karyawan produksi adalah para pegawai yang melakukan proses fotocopy.
- Karyawan maintenance adalah para pegawai yang bertugas memperbaiki dan memeriksa peralatan teknis.
- Karyawan produksi adalah para pegawai yang melakukan proses fotocopy.
- Karyawan maintenance adalah para pegawai yang bertugas memperbaiki dan memeriksa peralatan teknis.
- Karyawan pramuniaga adalah para pegawai yang melayani
proses jual beli dan pengambilan barang – barang yang ingin dibeli konsumen
serta menjaga kebersihan tempat usaha.
Fungsi tugas pengorganisasian dan staf termasuk
perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan karir, pembuatan
rincian tugas (job description) dan kebutuhan tugas (job requirement),
penetapan otorisasi, menentukan organigram, menentukan hubungan lini dan
hubungan staf, menentukan rentang kendali (span of control), membuat penilaian
tugas dan jenjang tugas (job evaluation dan job establishment), merencanakan
kaderisasi dan sebagainya.
4. Manfaat manajemen
dalam perencanaan Pengarahan (directing) adalah suatu
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.
Perencanaan (Planning) ialah fungsi manajemen yang harus
bisa menjawab rumus SWIH. (WHAT) apa yang akan dilakukan, (WHY) mengapa harus
melakukan, (WHEN) kapan melakukan, (WHERE) dimana melakukan, (WHO) siapa yang
melakukan, (HOW) bagaimana cara melakukan. Perencanaan program kerja, termasuk
perencanaan anggaran, bukan merupakan hal yang baru dalam memulai sebuah usaha
fotocopy, baik perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang.
Namun, perencanaan perlu dilakukan untuk perencanaan strategis, yaitu
perencanaan menentukan hidup mati dan berkembang tidaknya suatu usaha.
5.
Manfaat manajemen penggerakan
(actuating) adalah tugas menggerakkan seluruh manusia yang bekerja didalam
sebuah usaha fotocopy, agar masing-masing bekerja sesuai dengan yang telah
ditugaskan dengan semangat dan kemampuan maksimal. Ini merupakan tantangan yang
sangat besar bagi fungsi manajemen karena menyangkut manusia, yang mempunyai
keyakinan, harapan, sifat, tingkat laku, emosi, kepuasan, pengembangan, dan
akal budi serta menyangkut hubungan antar pribadi. Oleh karena itu, banyak yang
mengatakan bahwa fungsi penggerakan adalah fungsi yang paling penting serta
paling sulit dalam keseluruhan fungsi manajemen. Fungsi penggerakan berada pada
semua tingkat, lokasi, dan bagian dalam bidang usaha fotocopy.
Kemudian, fungsi penggerakan meliputi memberikan motivasi, memimpin,
menggerakkan, mengevaluasi kinerja individu, memberikan imbal jasa dan
sebagainya. Fungsi penggerakan kadang-kadang diganti dengan istilah lain,
misalnya fungsi kepemimpinan (leading).
Parameter pengukuran atau suatu alat yang seringkali digunakan untuk
membantu memahami kebutuhan manusia adalah hierarki kebutuhan yang dikembangkan
oleh AH Maslow. Hierarki mengenai lima tingkat (kadang-kadang dibagi menjadi
enam) yakni kebutuhan dasar manusia, dari yang paling rendah sampai yang paling
tinggi, sebagai berikut:
a. Kebutuhan fisiologis (physiological need)
Lapar dan haus adalah kebutuhan yang paling dasar bagi manusia dan
harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum semua kebutuhan lainnya dipenuhi.
b. Kebutuhan keamanan (safety need)
Keamanan adalah tingkat kebutuhan kedua, yaitu berupa pakaian, tempat
perlindungan atau rumah tempat tinggal, dan lingkungan yang menjamin keamanan
seperti pekerjaan tetap, pensiun dan asuransi.
c. Kebutuhan afeksi (affection need)
Termasuk dalam kebutuhan tingkat tiga adalah pengakuan termasuk dalam
lingkungan tertentu, bukan hanya lingkungan keluarga, tetapi juga lungkungan
social lainnya, seperti tempat kerja.
d. Kebutuhan penghargaan (esteem need)
Kebutuhan penghargaan berbentuk kebutuhan penghargaan diri, rasa
keberhasilan, dan pengakuan dari orang lain. Kebutuhan akan status merupakan
dorongan utama untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut.
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization need)
Tingkat tertinggi kebutuhan manusia adalah rasa pemenuhan diri, yaitu
sumbangan optimalnya pada sesama manusia, suatu realisasi penuh atas potensi
diri manusia.
6.
Manfaat Manajemen konflik merupakan
serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu
konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi
pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku)
dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests) dan
interpretasi. Bagi pihak luar (di luaryang berkonflik) sebagai pihak ketiga,
yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal
ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada
kepercayaan terhadap pihak ketiga.
Menurut Ross
(1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para
pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil
tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa
penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan,
hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat
melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan
atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.
Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada
pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.
Fisher dkk
(2001:7) menggunakan istilah transformasi konflik secara lebih umum dalam
menggambarkan situasi secara keseluruhan.
·
Pencegahan Konflik, bertujuan untuk
mencegah timbulnya konflik yang keras.
·
Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk
mengakhiri perilaku kekerasan melalui persetujuan damai.
·
Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk
membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif
bagi pihak-pihak yang terlibat.
·
Resolusi Konflik, menangani
sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan
lama diantara kelompok-kelompok yang bermusuhan.
·
Transformasi Konflik, mengatasi
sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah
kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang
positif.
Tahapan-tahapan
diatas merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam mengelola konflik.
Sehingga masing-masing tahap akan melibatkan tahap sebelumnya misalnya
pengelolaan konflik akan mencakup pencegahan dan penyelesaian konflik.
Sementara
Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses, sama
halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. Minnery (1980:220) juga
berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan kota merupakan bagian
yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan model manajemen
konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami penyempurnaan sampai
mencapai model yang representatif dan ideal. Sama halnya dengan proses
manajemen konflik yang telah dijelaskan diatas, bahwa manajemen konflik
perencanaan kota meliputi beberapa langkah yaitu: penerimaan terhadap
keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan), klarifikasi
karakteristik dan struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka
dilanjutkan dengan proses selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan
untuk mengelola konflik, serta menentukan peran perencana sebagai partisipan
atau pihak ketiga dalam mengelola konflik. Keseluruhan proses tersebut
berlangsung dalam konteks perencanaan kota dan melibatkan perencana sebagai
aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga.
7.
Manfaat manajemen Pengawasan (
Controlling ),Pengawasan adalah fungsi terakhir manajemen, namun bukan berarti
yang paling kurang penting. Pengawasan adalah pengamatan dan pengukuran, apakah
pelaksanaan dan hasil kerja sudah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Kalau
tidak, apa kendalanya dan bagaimana menghilangkan kendala agar hasil kerja
dapat sesuai dengan yang diharapkan. Fungsi pengawasan tidak harus dilakukan
hanya setiap akhir tahun anggaran, tetapi justru harus secara berkala dalam
waktu yang lebih pendek, misalnya setiap bulan, sehingga perbaikan yang perlu
dilakukan tidak terlambat dilaksanakan.
Sumber :
The Gau’ 2011 : www.muhsakirmsg.blogspot.com
/fungsi manajemen/html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Untuk Perbaikan Postingan Selanjutnya !